Jika kita berpikir buruk tentang orang lain, selalu ada saja  bahan untuk menduga hal-hal yang buruk. Jika ada seorang teman memberi hadia kepada kita, jelas itu adalah perbuatan baik. Tetapi, jika kita berpikir buruk, kita akan menjadi curiga, "jangan-jangan, dia punya maksud lain yang tersembunyi" atau kita mengomel, "Ah, Nggak level, hadianya Cuma barang murahan." Sebenarnya yang rugi dari pola pikir semacam itu tidak lain adalah diri kita sendiri.
Kita menjadi mudah curiga dan diselimuti rasa was-was. Sebaliknya, jika kita berpikir positif, kita akan menikmati hadiah itu dengan rasa gembira dan syukur, "Ia sangat murah hati. Walaupun jauh, ia menyempatkan diri untuk mengantarkan hadia ini kerumah."
Warna hidup memang tergantung dari warna kaca mata yang kita pakai. Hidup akan menjadi baik kalau kita memandangnya dari segi yang baik, termasuk dalam menilai orang lain. Hal ini penting dalam rangka membangun hubungan keluar (hubungan dengan orang lain) yang baik.
Ingat, kita adalah makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri tanpa bantuan orang lain. Karenanya, dalam membina harmonisasi hubungan ini, diperlukan sikap empati, saling membantu, mau mendengarkan orang lain, berkomitmen tinggi dalam menaati kesepakatan bersama, menghormati orang lain, menghargai pendapat orang lain, membuka diri untuk saling berbagi dan bekerja sama, serta melihat sisi positif dan negative secara objektif.
Ketika Anda melihat semua perilaku kehidupan orang lain dari sisi buruk, Anda hanya akan mendapatkan realitas kehidupan yang tidak membahagiakan diri anda. Tetapi, ketika anda memahami bahwa kehidupan ini memberikan segala kebaikan dan kemudahan bagi kehidupan Anda, niscaya Anda memiliki realitas kehidupan terindah.
Cara anda melihat kehidupan ini sangat menentukan bahagia tidaknya diri Anda. Bila Anda masih suka berkeluh kesah, maka Anda hanya akan mendapatkan penderitaan. Namun, jika Anda merasa nyaman dan bersyukur atas kehidupan anda saat ini, Anda akan mendapatkan kebahagiaan hidup.
Penderitaan hidup selalu datang dari dalam diri dan bukan dari luar diri. Menyalahkan kehidupan lain atas penderitaan Anda adalah perbuatan sia-sia yang hanya akan mendatangkan penderitaan yang lebih besar. Diri yang bijak selalu mampu menjalani kehidupan dalam rasa syukur dan terima kasih atas semua kebaikan dari kehidupan lain. Â Â
Di kantor tempat kerja anda misalnya, ketika manajer Anda menegur atas pekerjaan anda yang lambat, kemudian bila anda melihat itu sebagai ketidaksukaan manajer kepada Anda, maka Anda pasti hidup dalam perasaan  tertekan di sepanjang jam-jam kerja Anda. Ini artinya Anda tidak akan mendapatkan kepuasan kerja, apalagi menikmati kebahagiaan dan kesenangan di lingkungan tempat kerja Anda.  Anda akan merasa tersiksa dan pasti berniat resigndari kantor tempat anda bekerja. Jelas, disini cara pandang Anda yang membuat Anda tidak mendapatkan hal-hal terbaik. Bandingkan jika Anda bersikap positif atas sikap manajer Anda  dengan segera memperbaiki diri Anda sendiri dan mempercepat cara kerja Anda, niscaya Anda akan mendapatkan perhatian dan pujian dari manajer Anda.
Memang, tidak mudah menerima penilaian orang lain atas diri kita. Namun, yakinlah bahwa orang-orang yang merasa terhina atas ucapan dan tindakan orang lain, akan terkung-kung dalam penderitaan. Sebaliknya, orang-orang yang memanfaatkan hinaan dan ucapan negative orang lain sebagai cerminan untuk memperbaiki diri, pastilah akan tersenyum bahagia dalam menjalani bahtera kehidupan.
Ketika orang-orang melemparkan kebencian kepada Anda, biarkan mereka. Jangan balas mereka dengan kebencian pula, tetapi ubahlah semua kebencian itu menjadi kebaikan yang Anda berikan untuk semua orang tanpa pilih kasih. Manakalah Anda mampu beraksi terhadap hal-hal negative juga, maka kebencian dan ketidakbahagiaan akan hadir bersama penderitaan panjang menempatkan Anda pada ketidaknyamanan hidup.
Ketika Anda hanya berputar dalam pola kehidupan aksi dan reaksi sambil mengejar untuk membalas perbuatan-perbuatan negative orang lain kepada diri Anda, Anda tidak akan perna menemukan kedamaian hidup, melainkan Anda hanya akan menemukan penderitaan. Realitas kehidupan Anda akan terasa lebih indah dan menyenangkan, ketika Anda mulai melihat semua kejadian dalam kehidupan Anda sebagai cara Tuhan untuk membimbing Anda menuju puncak kebahagiaan tertinggi kehidupan Anda.