Salah satu bidang investasi yang menarik karena memberikan keuntungan besar namun juga beresiko tinggi adalah investasi saham. Saham merupakan tanda kepemilikan atau penyertaan seseorang atau badan usaha dalam suatu perusahaan. Saham sebagai salah satu instrumen keuangan jangka panjang yang diperdagangkan di pasar modal Indonesia. Dalam analisis pergerakan harga saham terdapat analisis fundamental dimana mencakup aspek ekonomi, aspek industri, dan aspek perusahaan. Analisis terhadap aspek sangat penting dilakukan oleh investor, karena analisis perusahaan ini menyangkut penilaian keadaan keuangan perusahaan dimana dapat dilihat laba atau pendapatan yang diperoleh. Hal inilah yang akan dipertimbangkan oleh investor saat akan menanamkan modalnya.
Mari kita simak! Beberapa faktor yang berkaitan dengan harga saham dapat dilihat dari laporan keuangan.
Faktor pertama, Basic earning power merupakan salah satu ukuran profitabilitas, dimana mampu mengukur kemampuan perusahaan dalam mengahasilkan laba. Basic earning power mengukur kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba sebelum bunga dan pajak dengan menggunakan total aktiva yang dimiliki perusahaan. Dengan kata lain rasio ini mencerminkan efektivitas dan efisiensi pengelolaan seluruh investasi yang telah dilakukan oleh perusahaan. Â Basic earning power ini dihitung dengan membagi laba usaha dengan total aktivanya. Tingkat laba atau pendapatan yang tinggi akan dapat memiliki pengaruh terhadap harga saham. Semakin tinggi laba atau pendapatan perusahaan tentu saja hal ini akan memperoleh aspresiasi dari investor bahwa perusahaan tersebut mampu memberikan keuntungan yang positif bagi pemegang saham perusahaan tersebut.
Faktor kedua, Return on asset atau biasa disingkat ROA, dalam bahasa Indonesia bisa diartikan sebagai sebuah cara atau tingkat pengembalian aset. Return on asset merupakan kemampuan modal yang diinvestasikan dalam keseluruhan aktiva untuk menghasilkan keuntungan bagi investor. Return on asset dipakai untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba karena pada rasio tersebut mewakili atas seluruh aktivitas pada perusahaan. Return on asset ini dihitung dengan membagi laba bersih setelah pajak dengan total aktiva. Laba bersih perusahaan merupakan hal yang juga diperhitungkan oleh calon investor dalam menilai kinerja perusahaan. Semakin positif nilai laba bersih akan dinilai baik oleh calon investor sebagai tingkat keuntungan bagi para pemegang saham perusahaan tersebut.
Faktor ketiga, Financial leverage merupakan suatu ukuran yang menunjukan sampai sejauh mana sekuritas berpenghasilan tetap ( utang dan saham preferen) digunakan dalam struktur modal perusahaan. Financial leverage dapat digunakan untuk mendanai suatu proyek atau investasi. Utang diambil dari pinjaman yang sumbernya bermacam-macam, khususnya bank. Sebagai imbalan, perusahaan berjanji membayar kembali jumlah pokok dan bunga pinjaman tersebut.. Apabila financial leverage tinggi maka resiko yang perusahaan miliki juga tinggi. Untuk dapat meningkatkan volume penjualan, suatu perusahaan membutuhkan modal yang besar, sehingga penggunaan hutang dapat meningkatkan kemampuan laba bagi pemegang saham. Laba atau pendapatan inilah yang diharapkan dari pengguna hutang yaitu demi kemakmuran pemegang saham. Jika kemakmuran pemegang saham terjadi, hal ini akan berpengaruh terhadap permintaan atas saham yang terus meningkat.
Faktor keempat, Earning yield merupakan kebalikan dari price-earnings ratio yaitu earnings-price ratio. Earningsprice ratio atau earning yield ini dapat dihitung dengan membagi laba per saham dengan harga pasar per lembar saham. Seorang investor dalam menilai investasi biasanya menggunakan kelipatan pendapatan. Pendapatan atau laba yang diberikan perusahaan akan mempengaruhi keputusan investasi seorang investor. Earning yield ini mampu menunjukkan kepada investor tingkat laba per saham yang diberikan perusahaan dengan perbandingan harga pasar per lembar saham. Jika earning yield tinggi berarti pengembalian pendapatan atau laba yang diperoleh investor juga pasti tinggi. Kelipatan pendapatan atau laba yang diperoleh investor akan mampu menarik permintaan investor terhadap saham yang ada.
Faktor kelima, Kas operasi merupakan laporan yang menunjukkan arus kas masuk dan keluar yang terkait dengan operasional perusahaan pada periode tertentu. Contohnya termasuk pendapatan penjualan, biaya produksi, gaji karyawan, biaya pemasaran, dan biaya umum dan administrasi. Yang termasuk dalam arus kas aktivitas operasi adalah penerimaan kas dari pelanggan, pembayaran kepada pemasok, pembayaran kepada pegawai, penerimaan bunga, pembayaran pajak, dan lainnya yang terkait dengan aktivitas operasi. Kas operasi sering digunakan sebagai tolak ukur sehat atau tidaknya kondisi keuangan di suatu perusahaan.
Kas operasi menjadi cerminan kinerja perusahaan yang ada pengaruhnya kepada bank maupun investor. Sebab dalam kegiatan operasinya, perusahaan akan berhubungan langsung dengan bank maupun investor untuk urusan pendanaan atau investasi.. Apabila kas operasi menunjukkan posisi negatif, kemungkinan besar perusahaan akan sulit mendapatkan pendanaan. Sebab, kreditur atau pemberi modal ragu pada tingkat kemampuan perusahaan untuk mengembalikan pinjaman atau memberikan keuntungan yang sering disebut sebagai dividen bagi para investor. Tak heran jika posisi kas operasi sering kali dijaga agar arahnya selalu positif. Tetapi, kas operasi dapat memudahkan pemimpin atau pemangku kepentingan untuk mengambil keputusan yang berkaitan dengan bisnis.
Faktor keenam, Suku bunga bank Indonesia merupakan suku bunga kebijakan yang mencerminkan sikap atau stance kebijakan moneter yang ditetapkan oleh Bank Indonesia dan diumumkan kepada publik (website Bank Indonesia). Perubahan tingkat suku bunga merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi risiko investasi. Apabila tingkat suku bunga tinggi, maka para investor akan lebih tertarik untuk menyimpan uang mereka di bank, dan sebaliknya jika tingkat suku bunga rendah, maka para investor akan lebih memilih berinvestasi di saham. Walaupun risiko yang diakibatkan lebih besar, namun para investor mengejar tingkat pengembalian yang lebih tinggi sebab bank sudah dianggap tidak memadai lagi. Hal ini tentu saja akan mempengaruhi investor dalam pengambilan keputusan investasi.
Harga saham di bursa ditentukan oleh kekuatan pasar, yang berarti harga saham tergantung dari kekuatan permintaan dan penawaran. Jadi, harga saham merupakan nilai dari surat berharga sebagai tanda kepemilikan seseorang atau badan atas suatu perusahaan penerbitnya yang dinyatakan dalam satuan mata uang tertentu. Menurut buku panduan Indeks Harga Saham Bursa Efek Indonesia tahun 2008 yang dikeluarkan Bursa Efek Indonesia (BEI), Indeks Harga Saham Individual (IHSI) merupakan indikator harga saham saat ini dibandingkan dengan harga perdananya.
Pentingnya menganalisis laporan keuangan untuk menilai kinerja perusahaan saat ini. Selain itu, pentingnya menganalisis faktor dari luar perusahaan seperti suku bunga Bank Indonesia yang mungkin dapat mempengaruhi harga saham di Bursa Efek Indonesia (BEI). Untuk menanamkan modal di suatu perusahaan para investor membutuhkan informasi yang berkaitan dengan kinerja perusahaan dimana informasi tersebut akan mempengaruhi keputusan dalam berinvestasi. Laporan keuangan perusahaan akan mencerminkan kinerja perusahaan, sehingga untuk mengukur sukses atau tidaknya suatu pengelolaan usaha dapat dilihat dari besarnya laba atau pendapatan yang diperoleh perusahaan untuk memperkecil resiko yang ada dalam pengambilan keputusan investasi.