Mohon tunggu...
Andika Jovan
Andika Jovan Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa S1 Universitas Negeri Malang Jurusan Ekonomi Pembangunan

Selanjutnya

Tutup

Financial

Resesi Global 2023 dan Dampaknya bagi Indonesia

7 Maret 2023   12:35 Diperbarui: 7 Maret 2023   12:48 453
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Finansial. Sumber ilustrasi: PEXELS/Stevepb

Sayangnya, sumber energi terbarukan saat ini disebut kurang stabil. Bahkan, eropa pun masih bergantung ke gas Rusia, yang dianggap paling ramah emisi dibanding sumber fosil lain. Kemudian, diperparah dengan kondisi pandemic dan konflik Rusia-Ukraina.

           

Apabila kita melihat banyaknya permasalahan yang akan terjadi pada tahun 2023. Terjadinya suatu kesinambungan antara satu sama lain, yakni bermula dari pandemi COVID-19 dan gejolak geopolitik Rusia-Ukraina. Saya rasa para ekonom, lembaga ekonomi dunia, maupun pemangku kebijakan di tiap negara dapat memberikan solusi supaya ekonomi tetap berjalan selama pandemi maupun dalam masa transisi serta dapat menemukan jalan keluar untuk mengurangi ketegangan geopolitik Rusia-Ukraina.

Namun, kita harus optimis sebagai warga negara Indonesia. Sebagaimana dilansir dari Kementerian Koordinator bidang Perekonomian Republik Indonesia, secara full year pertumbuhan ekonomi Indonesia disepanjang tahun 2022 mencatatkan pertumbuhan impresif sebesar 5,31%, dimana melampaui target yang dipatok oleh pemerintah sebesar 5,2% dan kembali mencapai level 5% seperti sebelum pandemi. Yang memperlihatkan perekonomian di Indonesia berangsur pulih

Dari melonjaknya harga komoditas pangan dan energi global, menurut Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyampaikan disatu sisi Indonesia diuntungkan dari kenaikan harga komoditas global sehingga dapat menambah pendapatan negara. ”nilai ekspor Januari-Juni 2022 meningkat hingga 2 kali lipat, sekitar US$24 milyar dibandingkan tahun lalu US$12 milyar.” ungkapnya    

Dibalik kesulitan yang dialami selama pandemi COVID-19 dan masa transisinya, masyarakat secara luas melibatkan teknologi digital untuk menjaga aktivitas perekonomian tetap berjalan dan e-commerce pun kian popular di berbagai negara dalam rangka membangkitkan perekonomian secara luas. E-commerce diperkirakan akan tetap naik setelah pandemi COVID-19 usai.

Serta menurut Menteri Keuangan Indonesia, Sri Mulyani mengungkapkan banyak negara terutama di Eropa dan Amerika, situasi ekonominya sedang merosot dan Indonesia tidak termasuk didalamnya. 

Hal ini dapat dijelaskan, apabila melihat dalam negeri. Indonesia merupakan salah satu negara yang sangat bergantung pada keberadaan UMKM dalam menjalankan roda perekonomiannya, sebab 99,92% usaha dalam perekenomian Indonesia secara keseluruham berada dalam kategori UMKM. Hal ini membuat stabilitas ekonomi di Indonesia tidak begitu terguncang disaat perekonomian dunia terguncang akan permasalahan-permasalahan yang saya tulis di awal.

Dari pihak WTO menjelaskan bahwa, UMKM adalah tulang punggung perekonomian tiap negara dan setiap negara memiliki tanggung jawab dalam meningkatkan keterlibatan UMKM dalam perdagangan internasional.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun