(Kisah ini terinspirasi dari Running Man episode 130: Reincarnation, dengan pengubahan)
Pada suatu siang di tahun 1914, seorang pria berkacamata berdiri sebuah stasiun kereta. Ia sudah menunggu sejak lama. Karcis tiketnya sudah basah oleh keringat di tangannya. "Haaish! Lama sekali, sih!" pekiknya. Ia lalu menggulung kemeja putihnya yang berlengan panjang. Topi pemburu yang dikenakannya dipakai untuk mengipas-ngipaskan lehernya. Siang itu memang panas sekali. Kereta yang ia tumpangi terlambat karena ada kecelakaan yang baru saja terjadi.
"Ah aku lelah!" teriaknya tidak sabar. Tanpa sengaja ia menjatuhkan id card yang tadinya tergantung di dadanya. Harry Donald, namanya, tercantum di situ. Begitu juga dengan jabatannya dalam perusahaan tempat ia bekerja: manajer lapangan. "Awas, saja kalian, anak-anak (bawahan)! Kena kalian kalau kupergoki kalian belum bekerja," katanya berbicara sedirian, kekanak-kanakan. Sayangnya ia tidak sadar bahwa sedari tadi, seseorang sedari tadi memperhatikannya diam-diam.
***
Hari sudah malam. Harry menjatuhkan dirinya ke atas sofa di ruang tamunya. "Aaah... Ada apa ini?" erangnya. Harry memijat-mijat keningnya. Ia sakit kepala. Perutnya juga mual sedari sore tadi. "Apakah ini karena marah-marah di kantor tadi siang? Tidak, tidak. Setiap hari kan aku marah-marah dan tidak terjadi apa-apa? Uugh... Ada apa denganku? Tolong....." Ia mengeluh kesakitan lagi.
Harry mencoba berdiri dari tempat duduknya. Ia berjalan perlahan menuju kotak obat. Dengan setengah sadar ia mencoba mencari-cari obat sakit kepala. "Aduh... Aargh!" keluhnya semakin menjadi. Nyeri di kepalanya pun semakin menjadi. Tiba-tiba, karena terlalu lemah Harry menjatuhkan dirinya ke lantai. Ia pingsan.
***
Harry terbangun dari tidurnya. Ia membuka mata dan mendapati dirinya berada di sebuah hutan. Di depannya ada sebuah senapan laras panjang. Beberapa detik setelah sadar ia kaget,"Waaah...!" teriaknya lalu beridiri. "Di mana aku?" Ia melihat ke sekeliling. Kanan-kirinya tertanam pohon-pohon jati yang tinggi. Ia sendirian di hutan itu. "Ada apa ini???"
Ia tidak tahu harus ke mana, tetapi ia tetap berjalan. Ia peluk senjata besar yang ia temukan erat-erat. Harry tidak pernah memegang senjata sebelumnya. Ia berjalan sambil terus berjaga akan datangnya bahaya, ataupun tanda-tanda pemukiman.
Tiba-tiba ada suara semak-semak yang bergoyang dari belakangnya. "SIAPA ITU?" teriaknya sambil berbalik dengan cepat. Tidak ada apa-apa.... Lalu suara itu muncul lagi dari arah yang berbeda. Ia dengan cepat memeriksa sumber suara tersebut. Ia bidikkan senjata ke hadapannya. Sayangnya tidak ada apa-apa....
"SIAPA ITU? KELUAR KAU!" terika Harry bergetar. Ia lalu tertawa terkekeh-kekeh tidak jelas. Ia syok. Ia benar-benar bingung mengapa ia bisa.....