Mohon tunggu...
andikafirdausi
andikafirdausi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

saya saat ini merupakan mahasiswa semester 5, fakultas ekonomi bisnis, program studi manajemen, saya memiliki minat dalam dunia investasi

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Tanggung Jawab Lingkungan: Langkah Penting untuk Keberlanjutan Industri

22 Desember 2024   22:34 Diperbarui: 27 Desember 2024   13:37 38
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Nama Penulis : Andika Firdausi_221010500554_Prodi Manajemen_Fakultas Ekonomi dan Bisnis_Universitas Pamulang

Industri memiliki peran penting dalam perekonomian, namun juga memiliki potensi dampak negatif terhadap lingkungan. Untuk memastikan keberlanjutan dan kesejahteraan masyarakat, perusahaan perlu menerapkan praktik lingkungan yang bertanggung jawab. Berikut adalah beberapa langkah penting yang perlu dipertimbangkan:
 
1. Kebijakan Lingkungan yang Jelas dan Terdokumentasi
 
Perusahaan harus memiliki kebijakan lingkungan yang jelas dan terdokumentasi. Kebijakan ini harus mencakup komitmen untuk meminimalkan dampak aktivitas bisnis terhadap kelestarian lingkungan. Sebagai contoh, PT Phapros Tbk mengelola lingkungan hidup melalui sistem manajemen lingkungan yang sesuai dengan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 tahun 2009 dan berstandar ISO 14001:2015. Kebijakan ini juga harus mencakup identifikasi aspek dan dampak lingkungan secara terstruktur dan terdokumentasi.
 
2. Izin Lingkungan yang Sesuai (AMDAL, UKL-UPL)
 

Perusahaan diwajibkan untuk memiliki izin lingkungan seperti AMDAL (Analisis Mengenai Dampak Lingkungan) atau UKL-UPL (Upaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya Pemantauan Lingkungan). Proses mendapatkan izin ini melibatkan penyusunan dokumen AMDAL atau UKL-UPL, penilaian, dan penerbitan izin oleh pemerintah. Izin ini penting untuk memastikan bahwa kegiatan usaha tidak menimbulkan dampak negatif yang signifikan terhadap lingkungan.
 
3. Standar Baku Mutu Limbah Cair
 
Limbah cair yang dihasilkan oleh industri harus memenuhi standar baku mutu yang ditetapkan oleh pemerintah. Misalnya, menurut Peraturan Menteri LHK No. 68 Tahun 2016, ambang batas BOD untuk limbah cair industri adalah 30 mg/L, COD 100 mg/L, dan TSS 30 mg/L. Memastikan bahwa limbah cair memenuhi standar ini penting untuk mencegah pencemaran lingkungan.
 
4. Program Daur Ulang atau Pengurangan Limbah
 
Perusahaan perlu memiliki program daur ulang atau pengurangan limbah sebagai bagian dari tanggung jawab sosial dan lingkungan mereka. PT Pertamina menerapkan program "Sampah Kita" yang bertujuan untuk mengurangi sampah dan mengedukasi masyarakat tentang pengelolaan sampah dengan cara mendaur ulang material yang dapat digunakan kembali.
 
5. Dampak Aktivitas Industri terhadap Masyarakat Sekitar
 
Aktivitas industri dapat mempengaruhi kesehatan masyarakat dan mata pencaharian mereka, terutama melalui polusi udara atau pencemaran air akibat limbah industri. Oleh karena itu, perusahaan perlu melakukan evaluasi dampak sosial dan lingkungan secara berkala serta melibatkan masyarakat lokal dalam program pengelolaan lingkungan untuk meminimalkan dampak negatif tersebut. Keterlibatan masyarakat dalam pengelolaan lingkungan sangat penting untuk memastikan keberlanjutan dan kesejahteraan komunitas sekitar.
 
Contoh Kasus:
 
Salah satu contoh perusahaan yang berhasil menerapkan praktik lingkungan yang bertanggung jawab adalah PT Unilever Indonesia. Perusahaan ini telah menerapkan program "Sustainable Living Plan" yang bertujuan untuk mengurangi dampak lingkungan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Program ini mencakup berbagai inisiatif, seperti pengurangan emisi gas rumah kaca, penggunaan bahan baku yang berkelanjutan, dan pengembangan program pemberdayaan masyarakat.
 
Tantangan:
 
Meskipun penting, penerapan program lingkungan di perusahaan seringkali dihadapkan pada beberapa tantangan, seperti:
 
- Biaya yang tinggi: Penerapan teknologi ramah lingkungan dan program pengelolaan limbah membutuhkan investasi yang besar.
- Kurangnya kesadaran karyawan: Kurangnya kesadaran karyawan tentang pentingnya menjaga lingkungan dapat menghambat keberhasilan program.
- Kurangnya dukungan pemerintah: Kurangnya regulasi yang tegas dan insentif bagi perusahaan yang menerapkan program lingkungan dapat menjadi penghambat.
 
Solusi:
 
Untuk mengatasi tantangan tersebut, perusahaan dapat melakukan beberapa hal, seperti:
 
- Program insentif: Memberikan insentif bagi karyawan yang berpartisipasi aktif dalam program lingkungan.
- Pelatihan karyawan: Melakukan pelatihan bagi karyawan tentang praktik lingkungan yang bertanggung jawab.
- Kerja sama dengan lembaga terkait: Bekerja sama dengan lembaga pemerintah dan non-pemerintah untuk mendapatkan dukungan dan akses terhadap teknologi ramah lingkungan.
 
Kesimpulan:
 
Setiap perusahaan harus secara aktif mengimplementasikan kebijakan lingkungan yang jelas dan terukur serta berkomitmen pada praktik berkelanjutan demi kesejahteraan masyarakat dan kelestarian lingkungan. Dengan menerapkan langkah-langkah yang disebutkan di atas, industri dapat berkontribusi pada pembangunan yang berkelanjutan dan masa depan yang lebih baik bagi semua.
 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun