Ibu
Dikala aku duduk di depanmu
Minuman apa yang kau mau
Benang apa yang kau rindukan
Banyak hutan yang belum kulalui
Seperti rimbun pohon jambu
Yang kau pinta selalu saat sakit kuderita
Adakah kau pinta dosa-dosaku
Adakah kau menggantikan sholatku yang tertinggal
Adakah kau usap bulir matamu, ibu.
Ibu,
Di mana tempatku nanti
Tak sejengkalpun aku menuntutmu
Kau bukan bidadari berselendang emas
Tapi aku tahu, kau ibu penuntunku
Pembuka cakrawala hidupku
Bila mana aku terluka, kau merasakan pula
Bila mana kau terluka, aku tuli dan buta
Ibu,
Aku rindu keluhmu
Di mana kau tanam letihmu
Naluriku tak sanggup temukan
Sakitmu yang tajam
Sipa lagi yang kubanggakan
Kalau bukan engkau ibu,
Kanan kiri menuntutku
Mengobral dengki dan iri
Ibu,
Di kala aku duduk di depanmu
Kupinta doa bukan tangismu
24/2/2015.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H