Melihat berbagai berita di media masa dan media sosial, maka kita bakal heran mengapa di jaman modern begini masih ada segelintir masyarakat Jakarta yang hidupnya model di pedalaman, istilah kasarnya orang hutan. Kenapa dikatakan orang hutan? Karena sudah kelewatan kekurang-ajarannya. Di jaman demokrasi seperti sekarang ini tidak dilarang bila anda hendak berdemontrasi, tetapi anda dilarang arogansi apalgi yang bersifat brutal dan merusak; apalgi merusak fasilitas umum.
Tidak puas dengan pemerintah boleh-boleh saja, tetapi sekali lagi anda itu hanya segelintir yang tidak puas. Bagi yang tidak puas maka haruslah dibuktikan dengan cara dewasa, pilihlah pemimpin yang anda suka, bukan dengan nada mengancam, menteror pemimpin yang ada saat ini. Organisasi massa memaksa orang DPRD menanda tangan petisi untuk menurunkan Gubernur Ahok; barangkali saking “takut”nya beliau mau tidak mau mmenanda tangani. Kalau memang bukan karena rasa takut coba buktikan apa alasannya anda ikut-ikutan menanda tangan? Mau balas dendam, karena saudara kandungnya kena kasus di KPK saat ini ya?
Ahok yang sudah terbukti tidak bersalah, namun selalu hendak dipersalahkan, ketahuilah bahwa hanya dengan cara yang salah saja orang yang tidak bersalah dapat disalahkan. Itu sebabnya sebaiknya sang wakil DPRD DKI, jikalau anda hendak melanjutkan kiprah politik ini maka jalankanlah tugas anda dengan baik, jangan ikut-ikutan.
Sungguh “bodoh” dan “memalukan” sebagai warga Jakarta bila hidup berdampingan dengan orang-orang yang masih berkarakter primitif. Untuk mendapatkan suatu kemenangan maka kita masuk ke gelanggang, dalam hal politik yang kita sebut Pilkada, namun bila memakai cara arogan, dan memaksa lawan supaya turun itu namanya aneh, itu namanya pengecut, itu namanya banci. Ikutlah bertempur dalam gelanggang, susunlah strategi yang baik, ikuti aturan, perkenalkan cara kerja dan program anda yang baik, yakinkan masyarakat supaya memilih anda. Percayalah jikalau saat-saat ini caranya hanya dengan membuat keributan, maka tokoh anda bakal tersingkir. Masyarakat Jakarta sebagian besar orang berpendidikan, tidak arogan seperti segelintir orang yang unjuk rasa kemarin.
Jikalau anda tidak merasa puas terhadap gubernur Ahok yang jangan memilih beliau nanti, atau karena begitu populernya Ahok maka ia terpilih lagi ya anda harus bersabar lagi lima tahun, karena Ahok bakal tidak berhak lagi menjadi gubernur saat itu. Perbuatan para pengunjuk rasa yang kekanak-kanakan dan seperti karaktek kampungan ini tidak menambah pujian bagi kalian, malah menambah cacian.
Kepada yang mendukung acara unjuk rasa ini atau yang mensponsori mereka apabila ada hubungannya dengan pilkada yang akan datang, maka anda itu adalah banci, ngaku saja. Melawan Ahok tidak boleh memakai kekerasan, walau Ahok orangnya cukup keras. Kekerasan Ahok itu ada batas toleransinya, karena sudah terlelu banyak orang-orang yang mempermainkan peraturan di negara ini. Ahok muncul dengan gebrakan baru yakni ia ingn Jakarta Baru.
Nah dalam proses perubahan ini ada orang-orang tertentu yang merasa dirugikan karena sudah biasa mengeruk keuntungan dari dalamnya dan orang-orang tersebut itu adalah kemungkin anda-anda yang mengunjuk rasa dan brutal itu. Jakarta harus maju, jangan jadi orang primitif terus, dan saat ini Ahok cocok untuk kota Jakarta, buktinya sebentar lagi ada satu juta pemegang KTP yang mendukungnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H