Mohon tunggu...
Andika Agung Achmad
Andika Agung Achmad Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

You can call me "Betis Udang".

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Jalan Panjang Menuju "Seberang"

25 Desember 2024   03:14 Diperbarui: 25 Desember 2024   03:14 54
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Salah satu U-turn Jl. Ring Road Selatan yang ditutup. Sudah terhitung lima bulan sejak penutupan u-turn ini. U turn yang tidak ditumbuhi rumput menjadi penanda bahwa jalan ini memang masih baru (Sumber: Olahan Penulis)

Terdapat dua kategori hunian bagi mahasiswa di daerah sekitar kampus Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY): daerah seberang dan belakang. Perbedaan ini didasarkan pada lokasi tempat hunian, apakah terletak di belakang UMY, atau kah di daerah seberang UMY yang dipisahkan oleh Jl. Ring Road Selatan. Perihal belakang dan seberang tentu tidak menimbulkan masalah besar. Setidaknya sampai penutupan salah satu U-turn dan Separator yang terjadi bulan Juli 2024, membuat perjalanan yang panjang menjadi semakin melelahkan bagi mereka yang tinggal di “seberang”.

“Seandainya ada jembatan flyover, sebenarnya kalian enak ngekos di daerah sini” guyon Erwin, Mahasiswa Universitas Islam Indonesia, setiap kali mengantarkan temannya yang hendak ke kampus UMY. Guyonan Erwin barangkali mewakili isi hati dari para mahasiswa Universitas Muhammadiyah Yogyakarta yang memilih hunian di “seberang”. Semenjak penutupan salah satu U-turn dan separator di Jl. Ring Road Selatan pada bulan juli 2024, beberapa mahasiswa mengeluhkan perjalanan ke kampus menjadi terasa sedikit berat. Hal ini disebabkan karena jarak perjalanan yang semakin jauh semenjak penutupan salah satu separator dan U-turn di Jl. Ring Road Selatan.

Bagi mahasiswa UMY yang memilih hunian di seberang Jl. Ring Road Selatan, mereka harus menempuh perjalanan pulang sedikit bertambah. Jika dahulu akses untuk ke “seberang” dapat mereka lalui dari pintu gerbang selatan UMY . Sekarang mereka harus menempuh jarak yang lebih untuk bisa pulang ke “seberang” setelah penutupan separator tersebut. Terlebih untuk akses putaran dari Jl. Ring Road Selatan sendiri hanya bisa diakses melalui U-turn yang terdapat sebelum pertigaan lampu merah Gamping. “Jadi lebih mending jalan daripada naik motor. Muternya kejauhan.” Ucap Asrul, Mahasiswa Fakultas Teknik UMY.

Keluhan ini tidak semata hanya dirasakan oleh mahasiswa yang tinggal di “seberang”. Mahasiswa yang memilih hunian di belakang kampus sekalipun merasakan keluhan yang sama: mereka jadi jarang dan malas ke “seberang” setelah penutupan U-turn tersebut.

“Padahal jajanan di seberang itu enak-enak lho. Tapi karena terasa jauh, jadinya sekarang aku lebih sering pake jasa ojek online buat beli jajan yang dari seberang, hehe”. Canda Levina Dzakiyah, salah satu Mahasiswi Fakultas Ilmu Sosial dan Politik UMY.

Levina juga berkata bahwa orang-orang justru jadi lebih sering melanggar aturan semenjak penutupan U-turn di Jl. Ring Road selatan. “Sekarang malah banyak pemotor yang lawan arah. Terus yang paling parah orang-orang malah buka jalan sendiri, yang menurut aku itu malah jatohnya lebih berbahaya mengingat pengendara di Ring Road bawa kendaraannya pada ngebut.”

Separator ilegal di jalan ringroad selatan. Beberapa pemotor lebih memilih untuk melewati separator ilegal yang memudahkan pemotor yang hendak menuju Jl. Rajawali, Kec. Kasihan. (Sumber: Olahan Penulis)
Separator ilegal di jalan ringroad selatan. Beberapa pemotor lebih memilih untuk melewati separator ilegal yang memudahkan pemotor yang hendak menuju Jl. Rajawali, Kec. Kasihan. (Sumber: Olahan Penulis)

Penutupan salah satu separator di Jl. Ring Road Selatan memang membuat akses menuju Jl. Rajawali menjadi tertutup.  Akibatnya, kini terdapat sebuah separator ilegal yang menjadi opsi bagi pengendara motor yang hendak ke Jl. Rajawali, meskipun berpotensi menimbulkan penumpukan kendaraan dan meningkatkan resiko kecelakaan.

Mahasiswa tentu hanya contoh kecil dari bagian masyarakat yang harus beradaptasi dengan penutupan jalan tersebut. Dalam skala yang lebih besar, penutupan ini tentu berpengaruh kepada masyarakat dan pengusaha sekitar yang berlokasi di daerah seberang Jl. Ring Road Selatan. “Sekarang mahasiswa yang ngekos di sini makin kurang, wajah-wajah lama semua. Mahasiswa yang udah ngekos di sini duluan sebelum jalan Ring Road ditutup”, ujar Ika, pemilik dari salah satu toko yang berlokasi di "Seberang".

Penutupan beberapa U-turn dan separator di Jl. Ring Road Selatan diniatkan sebagai upaya untuk meminimalisir potensi kecelakaan dan penumpukan arus. Pada awal masa penerapannya, inisiatif ini menimbulkan beberapa kritikan dari masyarakat. yang menganggap kebijakan ini menyulitkan warga sekitar, baik yang tinggal di daerah “seberang”, bahkan yang di daerah belakang UMY sekalipun.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun