Mohon tunggu...
Andhyka Dwi Kurniawan Kurniawan
Andhyka Dwi Kurniawan Kurniawan Mohon Tunggu... -

Karyawan harian lepas yang sehari-hariannya meniup peluit di trotoar (Parkir). Membaca, petualang dan gaul makanannya.

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop

Ancaman Kudeta ala Macan Ompong

28 Maret 2011   07:12 Diperbarui: 26 Juni 2015   07:22 435
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bulutangkis. Sumber ilustrasi: PEXELS/Vladislav Vasnetsov

Minggu yang lalu, Al Jazeera melaporkan, adanya sejumlah Jenderal purnawirawan mendukung salah satu kelompok tertentu untuk melakukan Kudeta terhadap pemerintahan SBY. Dengan adanya isu tersebut, telah dibantah pejabat pemerintah Kemenkopolhukam dan Kemnhan bahwa isu tersebut tidak dibenar.

Terlebih Petinggi TNI dalam hal ini Panglima TNI Laksamana TNI  Agus Suhartono, memeringatkan, kepada para purnawirawan jenderal yang hendak melakukan kudeta akan  berhadapan dengan TNI dan rakyat. Menghadapi rakyat karena pemerintahan ini merupakan pilihan rakyat.

Bantah dan ancaman Pihak pemerintah terhadap isu kudeta sah-sah saja, namun
realitanya apa yang dikatakan oleh "Al Jazeera" itu bisa saja terjadi. Dalam tulisan Edward Luttwak, Kudeta :  Teori dan Praktek Penggulingan Kekuasaan 1999 salahsatunya menuliskan, Prasyarat kudeta adalah krisis ekonomi yang berkepanjangan diikuti pengangguran bersar-besaran, Perang yang lama atau kekalahan besar dalam bidang militer/diplomatik, dan Instabilitas kronis dibawah sistem multi partai.

Sekarang yang menjadi pertanyaan, bisakah para purnawirawan jenderal TNI  itu melakukan kudeta? Sepertinya isapan jempol belaka. Dengan alasan, kudeta bagaikan pisau bedah yang harus disayatkan kepada jantung pasien dalam waktu yang tepat dan tidak boleh salah dan menggunakan asas totalitas.Terlebih lagi, kudeta sebuah gerakan menggunakan kekuatan militer aktif seperti kudeta Maja Pahit yang dilakukan Rangga Lawe pada tahun 1295 dimana urung dijadikan patih Majapahit sehingga Rangga Lawe beserta pengikutnya melakukan kudeta terhadap Majapahit.

Kudeta yang diartikan menggunakan kekuatan militer aktif seperti , Tentara Perancis pada September 1797 telah melakukan kudeta menumbangkan kelompok monarkhi Perancis. Delapan tahun setelah revolusi Perancis, karena kinerja pemerintah dan para pemimpin revolusi yang buruk serta kekalahan yang dialami Perancis dalam berbagai pertempuran di Eropa, rakyat dalam pemilu parlemen memberikan suara kepada kelompok monarkhi. Namun, atas keinginan para komandan militer, di antaranya Napoleon Bonaparte, kelompok militer melakukan kudeta di Paris dan 177 wakil kelompok monarkhi disingkirkan serta 65 orang lainnya diasingkan. Para pelaku kudeta juga mengasingkan banyak orang pendukung monarkhi serta membredel 42 surat kabar. Akhirnya, kekuatan monarkhi menjadi kacau-balau dan terbuka jalan bagi Napoleon untuk menguasai pemerintahan di tahun 1799.

Kudeta yang dilakukan oleh Gammal Abdul Nasser terhadap Raja Forouk I. Saat itu, Nasser sebagai tentara yang masih aktif memimpin Angkatan Bersenjata Mesir melakukan kudeta. Demikian pula Muammar Khadafi, ia bisa memimpin Libya sejak tahun 1969 karena
semasa masih aktif menjadi tentara dengan pangkat kapten ia berhasil melakukan kudeta kepada Raja Idris. Che Guevara ketika melakukan revolusi, ia pun juga masih aktif sebagai kekuatan bersenjata.

Dengan contoh di atas, jawabannya sudah jelas bahwa sangat kecil kemungkinan kudeta bisa dilakukan oleh para purnawirawan militer. Alasannya, para purnawirawan sudah tidak memiliki kekuatan militer penuh serta rantai komando di tubuh militer. Terlebih lagi tidak memiliki kekuatan sebagai sock teraphy untuk menakut-nakuti presiden atau raja, alias "macan yang ompong".

Selanjutnya, seperti apa yang telah terurai diatas untuk terjadinya sebuah kudeta harus diawali dengan prasyarat kudeta dan adanya ketidakpastian jalannya kekuasaan. Saat ini, kalau dirasa roda kekuasaan masih relatif berjalan normal, meski adanya sedikit rasa kekecewaan, dan semuanya ini masih dalam tataran dapat terkendalikan.

Kalau mau Kudeta, tidak perlu dengan mendompleng kelompok tertentu hal ini justeru akan membenturkan masyarakat pada penderitaan yang berkelajutan. Sadari bahwa dirinya sudah menjadi macan ompong cukup dengan pendekatan moral terhadap yuniornya dengan membawa pesan pengentasan kemiskinan dan minimnya lapangan keja. Terlebih lagi berikan solusinya. Sadarilah bila kudeta dengan menggunakan kekuatan kelompok  akan sia-sia, bisa jadi kudeta itu akan dilawan oleh rakyat sendiri yang didukung kekuatan militer, selain tidak akan didukung mayoritas rakyat dan militer, kudeta bisa jadi akan gagal dan membawa sengsara rakyat.

Dengan adanya isu kudeta yang dilakukan purnawirawan tersebut, diharapkan menjadi masukan bagi yang menjalankan roda pemerintahan agar lebih tegas dalam memberantas korupsi, konsen dalam mensejahterakan rakyatnya, dan bekerja keras meningkatkan pendapatan ekonomi. Begitu juga bagi seniornya, jangan mengganggu konsentrasi yuniornya dalam menjalankan tugasnya dalam memimpin negara berilah alternatif solusi penyelesaian dalam permasalahan dalam negri ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun