Mohon tunggu...
Andika saputra
Andika saputra Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiwa jogja

hanya untuk tugas kuliah

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Perkembangan Perekonomian Nelayan di Kabupaten Natuna

21 Mei 2021   13:56 Diperbarui: 21 Mei 2021   14:48 119
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Kabupaten Natuna memiliki daratan yang lebih kecil dibandingkan dengan lautannya. Jumlah pulau di Kabupaten Natuna sebanyak 154 pulau, 27 pulau yang berpenghuni, 127 pulau tidak berpenghuni. 2 pulau terbesar diantaranya ialah pulau Bunguran dan pulau Serasan. Kabupaten Natuna memiliki luas wilayah 264.1198,37 km2. Daratan memiliki luas 2.001,30 km2. Sedangankan lautan memiliki luas 262.197,07 km2.

Kabupaten Natuna memiliki sumber daya laut yang sangat banyak. Setiap tahunnya, Kabupaten Natuna memproduksi ikan sekitar 327.976 ton pertahun. Sering sekali ikan Natuna di curi oleh kapal-kapal asing sehingga menimbulkan kerugian bagi negara. Ini menjadi salah satu bukti bahwa Natuna memiliki sumber daya bahari yang sangat banyak.  

Selain kaya akan ikan, Natuna juga memiliki terumbu karang yang indah. Ini dibuktikan dengan adanya turis yang melakukan snokling. Perekonomian nelayan di Kabupaten Natuna memiliki grafik yang tidak stabil, ini ditandai dengan adanya musim utara hasil tangkapan nelayan meturun secara drastis.

Belakangan ini, adanya isu pemerintah yang berencana akan mengirimkan sejumlah nelayan luar untuk masuk ke Natuna. Akan tetapi, perencanaan ini di tolak keras oleh nelayan-nelayan yang ada di Natuna. Penolakan ini di lakukan karena nelayan yang ada di Natuna mengkau bahwa mereka tidak mampu untuk bersaing dengan kapal-kapal nelayan yang akan dikirimkan dari luar nanti.

Kapal yang di gunakan nelayan Natuna selama ini berukuran 3-5 GT, sedangkan kapal-kapal dari luar seperti kapal Pantura di prediksi memiliki ukuran mencapai 30-100 GT. Ini menunjukkan bahwa kapal nelayan Natuna 20 kali lipat lebih kecil dibandingkan kapal yang akan dikirimkan. Nelayan Natuna menghawirkan  alat tangkap yang di gunakan nelayan luar tdak ramah lingkungan sehinnga bisa merusak ekosistem di perairan Natuna.

Hadirnya kapal-kapal luar yang di kirimkan, menyebabkan tingkat penghasilan nelayan menurun secara dratis. Ini di buktikan dengan kisah seorang nelayan dari Kecamatan Pulau Tiga Barat. Semula nelayan ini mendapatkan hasil tangkapan yang lumayan, akan tetapi dengan hadirnya kapal-kapal besar ini suatu hari nelayan yang terapung di lautan selama berhari-hari hanya mendapatkan beberapa ekor ikan tongkol saja yang harganya kurang dari 40.000. Hal ini sangat merugikan nelayan Natuna. Kapal-kapal besar ini menggunakan alat tangkap seperti pukat harimau yang menyebabkan ikan-ikan tongkol hingga ikan-ikan kecil pun ikut tertangkap.

Kabupaten natuna kasus ilegal fishing sampai sekarang masih bayak di sekitar perairan Natuna masalah ini masih belum terselesaikan oleh Indonesia dalam menanggani masalah ilegas fishing tersebut. Menurut Direktorat Jendral Pengawasan Sumberdaya Kelautan Dan Perikanan bahwa keterbatasan inilah yang harus segera dicari solusinya agar pengawasan di perairan indonesia yang luas ini bisa berjalan optimal. Memanfaatkan nelayan sebagai human intelligence atau sumber informasi aktivitas illegal fishing telah lama diterapkan oleh aparat pengawas di lapangan, akan tetapi terdapat beberapa kendala dimana mayoritas daerah operasi kapal ikan nelayan Indonesia masih berada jauh dari ZEEI sehingga untuk pengawasan di perairan terluar Indonesia salah satunya Kabupaten Natuna masih dibutuhkan solusi lain agar dapat menjangkau di daerah tersebut sehingga masyarakat nelayan natuna lebihnyaman beraktifitas di laut kita sendiri.

           

Andika Saputra_Mahasiswa Yogyakarta

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun