Mohon tunggu...
Andi Annisa Anggraeni
Andi Annisa Anggraeni Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswi/ UIN Syarif Hidayatullah Jakarta -Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan- Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

I'm Ambivert

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Hereditas dan Lingkungan dalam Proses Perkembangan Individu

6 November 2024   18:37 Diperbarui: 6 November 2024   18:44 47
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Hereditas dan lingkungan merupakan dua faktor utama yang mempengaruhi perkembangan manusia. Hereditas mencakup potensi biologis yang diwariskan dari orang tua, seperti kecerdasan dan sifat fisik, sedangkan lingkungan meliputi aspek sosial, budaya, dan pendidikan yang membentuk perilaku individu misalnya bentuk tubuh, warna kulit, hingga kecerdasan dan bakat seperti musik atau seni. Hereditas juga dapat memengaruhi aspek-aspek perilaku seperti kebiasaan makan atau cara berbicara.

Sedangkan Lingkungan meliputi segala sesuatu di luar faktor biologis yang memengaruhi perkembangan individu. Lingkungan ini bisa berupa faktor fisiologis, psikologis, sosial, dan budaya. Contoh pengaruh lingkungan termasuk gizi, suhu, interaksi sosial, pendidikan, dan budaya. 

Interaksi berkelanjutan antara individu dan lingkungan berperan penting dalam membentuk kepribadian dan perilaku. Interaksi antara keduanya sangat penting. Hereditas menyediakan potensi dasar, tetapi lingkungan menentukan sejauh mana potensi tersebut dapat berkembang. 

Terdapat tiga pendekatan utama yang menawarkan pandangan berbeda mengenai bagaimana faktor-faktor berperan dalam perkembangan manusia. Ketiga teori itu adalah Teori Empirisme, Teori Nativisme dan Teori Konvergensi.

1. Teori Empirisme 

Teori yang diajukan oleh John Locke berpendapat bahwa perkembangan individu tidak sepenuhnya tergantung pada faktor genetik orang tua, melainkan lebih dipengaruhi oleh pengalaman, pendidikan, dan lingkungan. Locke berkeyakinan bahwa individu belajar melalui interaksi dengan lingkungannya. Teori ini juga sering dikenal dengan teori "tabularasa" (tabula meja, rasa lilin), yaitu meja bertutup lapisan lilin putih. 

Kertas putih bersih dapat ditulis dengan tinta warna apapun, dan warna tulisannya akan sama dengan warna tinta tersebut. Begitu pula halnya dengan meja yang berlilin, dapat dicat dengan tinta warna warni Anak diumpamakan kertas putih yang bersih, sedangkan tinta diumpamakan sebagai lingkungan (pendidikan).

2. Teori Nativisme 

Teori yang dikemukakan oleh Arthur Schopenhauer berpendapat bahwa sifat-sifat manusia adalah bawaan atau diwariskan dari orang tua. Arthur Schopenhauer percaya bahwa sebagian besar karakteristik manusia sudah ada sejak lahir, dan faktor genetik memainkan peran utama dalam menentukan sifat-sifat ini. 

3. Teori Konvergensi 

Teori ini merupakan teori gabungan (konvergen) dari kedua teori sebelumnya, yaitu suatu teori yang dikemukakan oleh William Stern. Menurut W. Stern, baik pembawaan maupun pengalaman atau lingkungan mempunyai peranan yang penting dalam perkembangan individu. Perkembangan individu akan ditentukan baik oleh faktor yang dibawa sejak lahir (faktor endogen) maupun faktor lingkungan (termasuk pengalaman dan pendidikan) yang merupakan faktor eksogen.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun