Konflik yang dapat menjadi peluang dalam organisasi mampu menimbulkan perpecahan apabila konflik tersebut tidak terkontrol. Maka, diperlukan proses negosiasi dalam suatu konflik sebagai bentuk kelanjutan kerjasama dalam mencapai tujuan organisasi.Â
Selain itu, konflik dan negosiasi dalam suatu organisasi akan diatur oleh manajer dalam menjalankan fungsinya, yaitu leadership atau pemimpinan sehingga impilkasi dari konflik dan negosiasi perlu untuk diketahui untuk tetap menjaga integrasi suatu organisasi tetap terkontrol.
METODE PENELITIANÂ
Tujuan penulisan ini adalah untuk mendeskripsikan konflik dan negosiasi dalam organisasi pendidikan  dengan menggunakan metode literatur. Metode literatur adalah salah satu metode pengumpulan data yang digunakan dalam metodologi penelitian sosial untuk menelusuri data histories dengan bersumberkan pada literatur-literatur yang tersedia (Burhan Bungin, 2008).Â
Pengertian lainnya, Sugiono (2005:238) menyatakan bahwa metode literatur merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu yang  berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang.Â
Dengan kata lain metode literatur adalah suatu metode penelitian yang bersumberkan pada literatur-literatur yang tersedia baik berupa tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang. Â Berdasarkan kajian atas literatur tersebut kemudian peneliti melakukan sisntesis dan kesimpulan dalam bentuk deskripsi yang memiliki kebaruan dan memiliki tambahan informasi.
HASIL PEMBAHASAN
1. Konflik
Menurut Pace & Faules (1994:249), konflik merupakan ekspresi pertikaian antara individu dengan individu lain, kelompok dengan kelompok lain karena beberapa alasan. Dalam pandangan ini, pertikaian menunjukkan adanya perbedaan antara dua atau lebih individu yang diekspresikan, diingat, dan dialami.
Menurut Gibson, et al (1997: 437), hubungan selain dapat menciptakan kerjasama, hubungan saling tergantung dapat pula melahirkan konflik. Hal ini terjadi jika masing masing komponen organisasi memiliki kepentingan atau tujuan sendiri sendiri dan tidak bekerja sama satu sama lain.
Carter, Greg Lee dan Joseph F. Byrnes (2006:85), bahwa konflik senantisa berpusat pada beberapa penyebab utama, yakni tujuan yang ingin dicapai, alokasi sumber sumber yang dibagikan, keputusan yang diambil, maupun perilaku setiap pihak yang terlibat. Konflik terjadi karena adanya interaksi yang disebut komunikasi. Hal ini dimaksudkan apabila kita ingin mengetahui konflik berarti kita harus mengetahui kemampuan dan perilaku komunikasi. Semua konflik mengandung komunikasi, tapi tidak semua konflik berakar pada komunikasi yang buruk. Â Â Â