Paparan ini adalah untuk mendeskripsikan Total Quality Management (TQM) untuk peningkatan mutu pendidikan, ini menggunakan metode literatur. Metode literatur adalah salah satu metode pengumpulan data yang digunakan dalam metodologi penelitian sosial untuk menelusuri data histories dengan bersumberkan pada literatur-literatur yang tersedia (Burhan Bungin, 2008).Â
Pengertian lainnya, Sugiono (2005:238) menyatakan bahwa metode literatur merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu yang  berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang. Dengan kata lain metode literatur adalah suatu metode penelitian yang bersumberkan pada literatur-literatur yang tersedia baik berupa tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang. Â
Berdasarkan kajian atas literatur tersebut kemudian peneliti melakukan sisntesis dan kesimpulan dalam bentuk deskripsi yang memiliki kebaruan dan memiliki tambahan informasi. Atas dasar pada metode literatur tersebut, penelitian ini memaparkan beberapa hal yang terumuskan dalam rumusan masalah penelitian, yaitu: (1) Apakah hakikat Total Quality Management (TQM)?; (2) Apakah Dimensi Kualitas Pelayanan pada Jasa Pendidikan?; (3) Bagaimana Pendekatan Total Quality Management (TQM) dalam lembaga Pendidikan, dan (4) Apakah Kesenjangan impelementasi Total Quality Management (TQM) dalam lembaga pendidikan?
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hakikat Total Quality Management (TQM)
M. Jusuf Hanafiah, dkk (1994:4) mendefinisikan Pengelolaan Mutu Total (PMT) adalah suatu pendekatan yang sistematis, praktis, dan strategis dalam menyelenggarakan suatu organisasi, yang mengutamakan kepentingan pelanggan. pendekatan ini bertujuan untuk meningkatkan dan mengendalikan mutu. Sedang yang dimaksud dengan Pengeloaan Mutu Total (PMT) Pendidikan tinggi (bisa pula sekolah) adalah cara mengelola lembaga pendidikan berdasarkan filosofi bahwa meningkatkan mutu harus diadakan dan dilakukan oleh semua unsur lembaga sejak dini secara terpadu berkesinambungan sehingga pendidikan sebagai jasa yang berupa proses pembudayaan sesuai dengan dan bahkan melebihi kebutuhan para pelanggan baik masa kini maupun yang akan datang.
James dan William (2008:19), mendeskripsikan Total Quality Management (TQM), bahwa Ada tiga prinsip pokok dalam mutu terpadu; pertama, fokus pada pelanggan dan stakeholders. Kedua, partisipasi dan tim kerja oleh setiap orang dalam organisasi. Ketiga, proses fokus yang didukung oleh perbaikan terus menerus dan pembelajaran. Sallis (2002:24), mendefinikan Total Quality Management (TQM) adalah sebuah pendekatan praktis, namun strategis, dalam menjalankan roda organisasi yang memfokuskan diri pada kebutuhan pelanggan dan kliennya. TQM dapat dipahami sebagai sebagai fiosofi perbaikan tanpa henti hingga tujuan organisasi dapat dicapai dan dengan melibatkan segenap komponen dalam organisasi tersebut.
Mullins (2005:964), menjelaskan bahwa Salah satu pendekatan tertentu untuk meningkatkan kinerja organisasi dan efektivitas adalah konsep Manajemen Mutu Terpadu (TQM). Definisi ini umumnya dinyatakan dalam hal: cara hidup sebuah organisasi secara keseluruhan, berkomitmen untuk kepuasan pelanggan melalui proses perbaikan berkesinambungan, dan kontribusi dan keterlibatan masyarakat
Mukhneri Mukhtar (2011:40), menjelaskan bahwa mutu manajemen secara menyeluruh adalah pengelolaan organisasi dengan bermacam-macam kesempatan untuk perbaikan secara terus menerus kualitas produksi maupun kebutuhan pelanggan. Dapat disimpulkan bahwa manajemen mutu terpadu adalah suatu filosofi perbaikan, yang dapat menyediakan berbagai lembaga pendidikan dengan sekumpulan alat-alat praktis untuk penyesuaian dan pemenuhan harapan, keinginan, dan kebutuhan pelanggan sekarang dan masa depan.Â
W. Edwards Deming (2010:65), menjelaskan bahwa Kepemimpinan adalah unsur penting dalam Total Quality Management. Pemimpin harus memiliki visi dan mampu menerjemahkan visi tersebut ke dalam kebijakan yang jelas dan tujuan yang spesifik. Dalam konsep TQM, memimpin berarti menentukan hal-hal yang tepat untuk dikerjakan, menciptakan dinamika organisasi yang dikehendaki agar semua orang memberikan komitmen, bekerja dengan semangat dan antusias untuk mewujudkan hal-hal yang telah ditetapkan. Memimpin berarti juga dapat mengkomunikasikan visi dan prinsip organisasi kepada bawahan. Kegiatan memimpin termasuk kegiatan menciptakan budaya atau kultur positif dan iklim yang harmonis dalam lingkungan lembaga atau organisasi, serta menciptakan tanggung jawab dan pemberian wewenang dalam pencapaian tujuan bersama. Kepuasan pelanggan adalah suatu tanggapan emosional pada evaluasi terhadap pengalaman konsumsi suatu produk atau jasa.
B. Dimensi Kualitas Pelayanan pada Jasa Pendidikan