Mohon tunggu...
Andi Hermawan
Andi Hermawan Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa fakultas ekonomi, penjual buku dan biasa menulis

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur Pilihan

Semua Bisa dan Semua Punya Kesempatan

12 Juli 2022   14:50 Diperbarui: 12 Juli 2022   14:56 126
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dewasa ini, entah sadar atau tidak, sangat banyak perubahan yang arusnya begitu cepat dan padat. Kecekatan dan kemampuan menjadi suatu keharusan untuk terus ditingkatkan, di zaman yang tidak lagi memiliki sekat pemisah, semua nampak samar. Semua orang bisa melakukan apa saja, menjadi apa saja, terhubung dengan orang-orang yang mungkin jaraknya terpaut sangat jauh. Era yang kita sebut digitalisasi ini, mempengaruhi banyak sektor dan memberi semua orang kesempatan tanpa pilih kasih, salah satunya menjadi wirausahawan. Siapapun, kapanpun, di manapun dan dalam kondisi apapun. Dunia bisnis saat ini seolah tanpa pembatas.

Jika dulu seorang pebisnis hanya bisa dilakukan oleh orang-orang yang punya modal besar dan memonopoli bisnisnya secara turun-temurun, kini semua orang punya jalan yang terbuka lebar dan juga memiliki peluang serta kesempatan yang sama menjadi pebisnis. Jadi, tidak begitu mengherankan jika tiap tahunnya ada wajah-wajah baru lagi yang mengisi laman berita sebagai pebisnis muda yang sukses di Indonesia. Membangun bisnis saat ini tidaklah sesulit dulu, banyak hal bisa diminimalisir. Salah satu contohnya adalah penggunaan ruang, jika masih menggunakan konsep lama, kita mengeluarkan banyak modal hanya untuk membangun atau menyewa tempat yang strategis, itu pun memakan waktu lama dan pembiayaan yang besar pula. Tapi kini kebutuhan fundamental itu telah bergeser dan bukan merupakan hal pokok lagi, definisi pasar kini telah berubah. Jika dulu pasar adalah tempat bertemunya penjual dan pembeli, kini pasar bermakna bertemunya penjual dan pembeli. Tanpa butuh tempat lagi, orang-orang dibelahan bumi barat bisa melakukan transaksi dengan orang-orang dibelahan bumi timur cukup dengan akses internet saja.

Hal ini pula yang mendorong saya untuk memutuskan mulai berbisnis pada akhir 2020 silam. Dengan modal awal hasil uang tabungan yang saya sisihkan sekitar 200an ribu perbulan selama setahun, saya memberanikan diri untuk memulai bisnis jualan buku bacaan. Bisnis yang sedang saya jalankan terbilang susah-susah gampang, karena perlu riset sederhana di internet dan juga perlu branding di media sosial. Semua itu butuh kecekatan dalam prosesnya, apalagi semuanya berbasis pada jaringan internet. Itu mengapa saya memilih IndiHome, agar lebih aman dan menghindari lemot dalam berselancar di dunia maya.

Manfaat internet juga dapat saya rasakan sekali saat Covid-19 berlangsung yang membuat beberapa aktivitas dipaksa berhenti, tidak terkecuali pasar dan pusat-pusat perbelanjaan, itu semua demi kesehatan serta keamanan masyarakat. Di kondisi seperti itu jika dicermati baik-baik, banyak bisnis-bisnis yang mengalami kebangkrutan namun tidak bisa dimungkiri banyak pula bisnis-bisnis baru yang bermunculan. Di kondisi itu setiap bisnis dipaksa untuk menyesuaikan pada kondisi baru atau biasa disebut new normal. Namum, karena kecakapan dan jangkauan internet dari IndiHome juga telah tersebar ke seluruh Indonesia, memungkinkan kita untuk segera menyesuaikan pada kondisi tersebut dan secara tidak langsung setiap kita yang menjalankan bisnis berbasis digitalisasi bisa sedikit membantu perekonomian Indonesia saat itu.

Dari sini saya mendapati jawaban kalau bisnis-bisnis tersebut mampu bertahan karena sejak awal memang sudah terbiasa dengan kondisi new normal atau digitalisasi. Ini juga yang membuat saya percaya diri akan pertumbuhan bisnis jualan buku yang saya sedang geluti. Inilah era dimana semua bisa membangun ekonomi mandiri dengan biaya yang relatif murah, hanya butuh riset untuk mengikuti perkembangan dan akses internet yang lancar. Saat pandemi kondisi bisnis saya terbilang normal dari bisnis kebanyakan. Padahal tanpa offline store atau toko fisik. Saya yang tinggal di Kota Palu, bisa tetap melakukan pemesanan buku jualan pada penerbit-penerbit yang mayoritas berbasis di Yogyakarta dan begitu pula pada para pemesan buku-buku saya yang ada di kabupaten-kabupaten, kami tetap bisa terhubung hanya bermodalkan jaringan internet.

Ini Semua tidak lepas dari peran Telkom Indonesia yang terus-menerus berusaha melakukan pemerataan akses internet sampai ke pelosok-pelosok daerah dan Manfaat Internet bisa dirasakan seluruh masyarakat Indonesia. Jadi tidak berlebihan jika IndiHome sering disebut internetnya Indonesia. Semua kita patut mengambil peran dalam membangun ekonomi Indonesia, apalagi telah tersedia kemudahan dalam menjangkau pangsa pasar hanya dengan akses internet. Sebab saya sangat yakin, di era ini semua bisa dan semua punya kesempatan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun