Mohon tunggu...
Andi Hermawan
Andi Hermawan Mohon Tunggu... Mahasiswa -

Saya tidak harus menunggu semuanya baik dulu, sebelum saya memulai. Tugas saya adalah untuk memperbaiki dan agar semuanya menjadi baik karna saya memulai. itu saja. !!

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Cinta Bukan Soal Kekar dan Cantik

27 Desember 2015   03:58 Diperbarui: 27 Desember 2015   09:32 100
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cinta. membuat kita bahagia, duka ataupun buta. Cinta itu penuh pengorbanan, kepahitan, keindahan dan kehangatan. Cinta adalah sebuah keinginan untuk memberi tanpa harus meminta apa-apa, namun cinta akan menjadi lebih indah jika keduanya saling memberi dan menerima, sehingga kehangatan, keselarasan dan kebersamaan menjalani hidup dapat tercapai. Cinta adalah kata yang memiliki banyak makna, bergantung bagaimana kita menempatkannya dalam kehidupan.  Kita sendiri tentu ada masa, penulispun demikian, masa-masa percintaan yang sering kita ungkapkan sebagai pacaran. Yacchh.. saya akan mengukur proses percintaan yang pernah kita alami bersama. Sejak masuk Sekolah Dasar (SD), kelas 1,2, & 3 adalah masa-masa yang biasanya menghabiskan waktu untuk bermain, belajar dan mengaji. Tentu pada saat umur 8 hingga 10 tahun adalah umur yang benar-benar melekat untuk menuruti perintah. Lalu pada saat kelas 4,5, & 6 ada penurunan terhadap perintah itu. Biasanya pada umur 10 hingga 12 tahun suka terlambat pulang sekolah, kalaupun bermain biasanya bersepeda, playsatation, bermain bolla & layangan.  Pada umur 10 - 12 tahun sudah mulai muncul perasaan menyukai gaya, kecantikan/ketampanan yang menggagumi terhadap penampilan, soal kecerdasan belum begitu terpikirkan asal bisa mendekati dengan cara apa saja. Tetapi pada saat masa penulis, biasanya di aduh sesama teman/ guru untuk berpasangan. Dalam kelas kita dulu masing-masing sudah tertargetkan bahwa itu harus milik saya bukan milik yang lain, walau banyak yang menargetkan tidak sesuai dengan dirinya. Namun modal keberanian dan lelucuannya menjadikan itu jalanya. Selain itu juga, karna cinta banyak di antara teman-teman mulai membeli parfum, beli minyak rambut bermerek gasbi, mencukur gaya rambut, pakaian rapi, dll. Pun karna cinta, mereka yang biasanya malas sudah mulai rajin masuk sekolah, yang tidak biasa mengerjakan pekerjaan rumah (PR) punya malu untuk mengerjakan, juga suka tampil kedepan mengerjakan soal-soal latihan.  Waktu itupun, terlahir cinta monyet. Belum saatnya berpacaran tetapi mental keberanian sudah terdidik dengan baik. Beberapa kalipun sudah saling bertatapan muka sama orang tua, saat jaman penulis, jika janjian kita menulis surat, ketemuan di mana tempat dan sama siapa? juga di waktu itu berpakain seragam warnah di bilang "sepertinya kita selalu sama", dan tidak lupa di setiap pertemuan ada saja apa-apa yang di bawah untuknya sebagai simbol ‘Kesan Cinta’.  - Di Sekolah Menengah Pertama (SMP), berbeda lagi cara untuk menyikapi persoalan pacaran. Tentang karirnya sudah naik sederajat. Dan kebiasaan pola serta cara lama tentu berbedah. SMP di pertemukan berbagai sekolah dasar, ada teman-teman baru yang di jumpai. perkenalanpun tentu dengan kenakalan. Cara berpacaran anak-anak SMP, mereka lebih mengukur dan melihat siapa 'Geng' dan bisa apa?  Sebelum mereka tertarik melihat kecerdasannya. Mereka juga melihat material, motor apa, hanphone apa, juga berpakaian apa? yang cengeng dan pendiam walaupun ganteng dan kekar mereka akan terbelakangi dari yang petarung dan nakal, begitupun yang cerdas mereka akan di belakangi oleh mereka yang mewah walaupun otak minimalis. Kalaupun cerdas jangan cerdas yang setengah-tengah, hanya bisa berbahasa inggris tetapi tidak bisa mate-matika, itu di komentari panjang lebar oleh pasangannya.  Masa SMP adalah proses berpacaran yang lebih ke 'GENG PERGAULAN', jika bergaul dengan teman-teman nakal yang suka balap motor mereka akan lebih tertarik. gaya percintaanya lebih suka duduk berbarengan dari pada memisahkan diri dari teman-teman, kemana-kemana harus sekawan, karna biasanya lawan dari Geng Perempuan, lelaki akan di persatukan. Jadi kemana-mana lebih banyak bersamaan.  Hingga setiap pulang sekolah, bagi yang sudah memiliki motor akan selalu pulang bersama. Gaya dan ego di situ akan di tunjukan oleh pertontokan yang menjadi rifalnya, sebab di masa-masa SMP ada banyak persaingan bergaulan yang mengkotak-kotakan diri. tetapi SMP, solidaritasnya sudah tertanam dengan bijaksana, walaupun hari ini berantam habis-habisan, dalam waktu seminggu akan berteman kembali, makan bersama, dan jalan bareng.  SMP pun berbagai acara bentuk kegiatan, tentu mereka akan bersamaan membangun komitmen tentang prinspil hidup. Di SMP belajar untuk mengukur dan melihat jati diri sudah mulai membangun relasi itu. Segalanya akan indah karna di SMP bentuk kenakalan dan kebaikan sudah 'Terpoles' untuk memahami kata-kata itu.  - Namun di Sekolah Menengah Atas (SMA) lain cerita, lain tunjukan. Karakter mereka biasanya tidak ada yang mengguli keras kepala juga tidak ada yang membawahi kerendahan, artinya tidak ada yang sederhana. Tetapi proses percintaanya sungguh lebih terarah, mereka sangat memahami tentang sebuah perasaan. bahagia, duka, tangis, pedih, suka, senang, adalah kebiasanya melewati lembaran-lembaran hidup. Pacaran adalah pintu untuk mendapat peringkat, ada semangat untuk meraih harapan kemenangan, kecerdasan dan kekar akan di ukur dari pada kekayaan yang lebih. Mereka dapat memedahkan mana yang di prioritas dalam percintaan. Sebab beberapa kali pernah mengalami hal-hal yang menjadi pelajaran atas pengalaman sejak SD dan SMP.  Tidak gampang untuk meluluhkan hati perempuan/lelaki jika tidak bisa berbahasa yang benar dan baik, SMA adalah masa yang membangun mitra keharmonisan, bercerita, berpuisi, dan mengombalin. Bukan lagi mengenang pada masa-sama sebelumnya, yang nakal dan tak terurus itu. Sekarang bagaiamana cara mengaduh kecerdasaan atas banyak persaingan. Merebut keinginan sebelum milik orang lain. Dengan cara yang mendidik jati diri. Sebelum dapat cemoohan dari banyak orang.  Jiwa dan 'nyali' itu persoalan kedua setelah kecerdasan, banyak perempuan tidak ingin melihat pacarnya yang lebih pintar darinya. Tujuan mereka pacaran selain mengisi kekosongan hari pun mereka ingin di arahkan tentang tujuan hidup, meksikpun setiap saat selalu di ajarkan oleh orang tuanya, tetapi untuk lebih melengkapi tentu ada kasih yang setia menemani saat melepaskan penat. -Masuk perguruan tinggi adalah tuntutan, belajar yang tinggi adalah cita-cita, dan menjadi sosok lebih BERARTI adalah harapan orang tua. Sekolah tinggi, di sini kita di tekankan untuk memahami Etika dan Estetika dengan benar, sebab berulang kali kita terus di ajarkan masalah Etika moral, namun kita tidak pernah menghiraukan itu. Masih aja banyak yang berkonflik karna masalah sepele, masih aja kita mencerca kepada kawan kita sendiri, dan masih aja kita menuntut yang benar padahalnya nyatanya adalah tidak benar. hanya pencari topeng untuk di kambing hitamkan.  Dunia kampus adalah dunia hedonis, dunia keistimewaan seorang diri, dunia penuh segalanya.! Yachh...soal percintaan, seorang mahasiswa tidak mungkin sederajat dengan anak SMA, lebelnya lebih tinggi karna memiliki kalimat MAHA yang Hampir sama dengan MAHA ESA (Itu hanya nama). Di umur yang matang ada sedikit keresahan untuk menyadarkan diri dalam menyikapi gaya hidup dan percintaan, percintaan mereka selalu setiap saat menanyakan hubungan ini mau di bawah kemana? kamu serius atau tidak untuk melanjutkan ke pernikahan nanti?? Sekarang kita berbicara tentang profesional, berpikir rasional atas realita. Bukan lagi untuk bermain-bermain melawakan diri atas masalah yang menimpah. Belum berbicara soal jenjang karir setelah kuliah, menikah, dan punya anak??  Dan semua percintaan adalah biaya, energi dan pikiran. Berapa biaya yang kita keluarkan untuk mendapatkan perempuan yang kita dambakan, begitu banyak energi mencari sosok yang di inginkan, juga begitu banyak pikiran yang menghantui persoalan JODOH ADA DI TANGAN TUHAN ?? 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun