Mohon tunggu...
Andi Hermawan
Andi Hermawan Mohon Tunggu... Mahasiswa -

Saya tidak harus menunggu semuanya baik dulu, sebelum saya memulai. Tugas saya adalah untuk memperbaiki dan agar semuanya menjadi baik karna saya memulai. itu saja. !!

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Murung Penyesalan untuk Bijak

28 Januari 2016   00:27 Diperbarui: 28 Januari 2016   00:29 12
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Uang tidak jatuh dari langit Uang diperoleh di bumi (Margaret Thatcher)

Ada penyesalan. Kini semua yang pernah diperbuat belum ada arti, hingga kapan aku harus berkerja tanpa diupah, Jika diupah hanya cukup untuk makan.

Kata Marcus Tullius bahwa ketika ada kehidupan maka ada harapan. Beberapa kali juga aku mencobah melakukan segala cara, upaya, tenaga, dan materi namun belum juga ada jawaban. Dan saya dapat menyimpulkan tentang kehidupan yang hampir kebanyakan orang berpikir lelah sebelum tirani melewati tangga yang menjulang tinggi padahal sebenarnya di tempat itu ada kehidupan yang sesungguhnya sangat lebih berarti.

Aku terus terang, hingga dewasa ini pikiranku selalu dihantui dengan masalah yang menyelimuti batin sehingga untuk menggespresikan diri sangat tidak memungkinkan. Aku telah terisolasi dengan sejuta mimpi yang telah aku mimpikan, jawabanya hingga satu belum juga ada yang telah terealisasikan dengan baik.

Aku bekerja apa saja yang aku bisa dan aku tidak bisa, aku pernah kursus bahasa inggris, computer, bola tanggkis, football, dll. Tetapi nihil, hingga satu dari sekian banyak yang dipelajari belum ada yang jelas terhadap potensi itu. selain itu juga aku banyak mimpi, mimpi-mimpi besar yang aku mimpikan. Seperti sukses muda, bisa memimpin orang lain, menjadi pelajar yang terus mendapat prestasi.

Dan kini tidak ada jawaban yang baik yang telah aku kerjakan selama ini, barang kali memang terlalu numpuk hingga otak tidak mampu membendung ilmu-ilmu baru. Tetapi aku belum ada cita-cita yang baik pula, aku terus menyusuri dunia seperti air sungai yang mengalir tanpa batas.

Entah apalah cita-cita itu. mungkin menjadi seorang Guru yang hebat, Desainer yang dapat diandalkan, Programer yang professional atau bahkan menjadi Presiden sekalipun. Aku hanya mimpi yang menutup mata padahal itu adalah mimpi yang benar-benar ada dialam semesta ini.

Ir Soekarno pun mengatakan bahwa untuk mencapai kesuksesan besar tidak dapat dilakukan dengan jiwa yang setengah-tengah dan aku baru tau itu bahwa memang benar harus segera cepat mengambil keputusan yang jelas, untuk menjadi sosok ideal yang sebenarnya? Tidak lagi banyak mimpi, banyak masalah, banyak kerja-kerja diluar kemampuan. Bukankah tuhan telah menciptakan bahwa manusia adalah tercipta dari dua aspek yaitu kelemahan dan kelebihan tergantung manusia yang mengasah.

Tetapi aku masih bingung? Banyak orang yang aku jumpai, banyak pula orang yang aku ajak diskusi tentang potensi dan pekerjaan. Sebab aku melihat, banyak orang yang bekerja di Instansi pemerintahan, baik Guru Sekolah maupun yang lainya tidak sesuai dengan apa ditimpah diperguruan tinggi.

Mereka hanya mengandalkan izasa, jaringan, padahal tidak sesuai dengan kompetensi yang dimiliki. Misalanya ada Guru yang lulusan Sarjana Spd dijurusan Bimbingan Konseling (BK) mengajar matematika, Guru Olah raga mengajar Bahasa Inggris, Guru sejarah mengajar Ipa. Itu banyak namun tidak semuanya. Juga sebaliknya. Begitu pula di instansi pemerintahan, misalnya Sarjana Hukum masuk bekerja di BANK, Sarjana S.com bekerja di Kejaksaan Tinggi dll.

Yah..Mungkin saja, semasa perkulihan salah jurusan atau memang ia lebih mendalam pada keinginan yang menjadikan cita-cita, atau bahkan di Dompu sendiri khususnya sudah menjadi kebiasaan siapa yang dikenal maka akan dipanggil untuk ikut membantu bekerja dalam lingkaran tersebut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun