Sudah berapa hari ini kemacetan dikota makassar terjadi, bukan karena jalan rusak,atau padatnya kendaraan yangmelintas dan bukan juga karena adanya kecelakaan kendaraan bermotor, pemandangan ini hampir disemua ruas jalan protokol dikota makassar diantaranya jl.urip sumoharjo,jl.perintis kemerdekaan, jl. a.p. pettarani, jl. Sultan alauddin dan jl.gunung bawakaraeng dan inilah fenomena kemacetan yang panjang terjadi dan dijalan inilah perjuangan mahasiswa dalam membuka lembaran baru menolak kenaikan BBM dimulai, dimana sudah diwacanakan oleh kepemimpinan jokowi-jk harga BBM akan naik 3000 dari 6500 perliternya jadi nantinya harga BBM atau premiun itu mencapai 9500 perliternya kebijakan ini tentu menambah rentetan masalah sosial yang akan dihadapi masyarakat dimana harga sembako juga akan ikut naik karena distribusi sembako dari desa menuju kepasarjuga bergantung pada BBM.
Dan kemacetan ini bukanlah hal yang baru ketika mahasiswa makassar turun kejalan melakukan demonstrasi apalagi issu sentral adalah BBM merupakan masalah yang perlu disikapi oleh mahasiswa sebagai social of control karena issu ini menyangkut kesejahteraan rakyat indonesia, kemacetan menjadi dampak kemarahan para pengendara mobil dan motor kepada mahasiswa sehingga menjadi bulan-bulanan masyarakat dan polisi, aksi lempar melempar tak terelakkan dan korban pun berjatuhan, ini bukan gerakan penjajahan atau makar yang dilakukan mahasiswa tapi ini adalah perjuanagn yang tulus, tak peduli panas ataupu hujan dan tak peduli water canon, gas air mata ataupun peluru tajam yang menghadang mahasiswa terus berjuang agar kebijakan yang dilahirkan pro terhadap rakyat.
Masih kah ada telinga yang mendengar, hati yang merasakan dan mata untuk melihat pengorbanan mahasiswa menolak kenaikan BBM,apakah anda masih meyalahkan mahasiswa? Tugas menjadi mahasiswa memang sangat berat di satu sisi mereka harus mengejar nilai akademik dan disisi lain harus memperjuangkan rakyat yang tertindas untuk mndapatkan legitimasi dari masyarakat bahwa inilah mahasiswa entah buruk ataupun baik.
Tidak pernahka masyarakat berpikir untuk membantu perjuangan mahasiswa dengan ikhlas akan kemacetan yang timbulkan, bayangkan saja ketika masyarakat diberikan dua pilihan yang pertama aksi demonstrasi macet yang berjam-jam dan harga BBM terkendaliatau yang kedua tak ada kemacetan tak ada demondtrasi harga BBM tak terkendali(naik tanpa ada batasan) mari kita sejenak merenungkan kedua pilihan tersebut.
Pengawalan yang begitu sangat berlebihan oleh anggota kepolisian dan tni ingat yang kalian hadapi adalah mahasiswa yang tak dilatih untuk melumpuhkan apalagi membunuh, kesiapan aparat menghadapi para demostran sangatlah berlebihan strategi perang kota dimainkan, mahasiswa bukan penjajah yang anti pemerintah tapi mahasiswa adalah generasi penerus bangsa kelak!
Dan sekali lagi kemacetan yang terjadi karena adanya rencana kenaikan BBM bukan karena aksi demonstrasi (catatan penting) para mahasiswa berada dibarisan terdepan untuk membela rakyat bukan berada didepan rakyat untuk menjadimusuh yang harus dilawan.
Sekali lagi jangan pernah menyalahkan kelompok manapun, mari bersama membangun bangsa ini tanpa anarkis dan tanpa kesengsaraan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H