Berangkat dari prediksi yang sama, Bryan Lufkin juga memberi analisis berdasarkan kisah fiksi dari Film James Bond, Quantum of Solace.
Film ini mengisahkan tentang agen 007 yang berhadapan dengan sindikat kriminal yang ingin menguasai dunia. Organisasi Quantum di film yang keluar tahun 2008 ini memiliki rencana jahat yang cukup unik: menguasai persediaan air Bolivia.
Bryan Lufkin dalam ulasannya yang berjudul "Politik Air" jadi penentu penting di abad 21 menyebut bahwa, pada abad ini, persediaan air bersih mulai berkurang. Perubahan iklim telah menaikkan tinggi muka laut dan mengubah perbatasan negara.
Selain itu, ledakan pertumbuhan penduduk juga semakin membebani sumber daya alam dunia.
Briyan memperkirakan permintaan akan air akan naik sampai 55% dari tahun 2000 sampai 2050. Pada abad yang akan datang, air sebagai sumber daya dunia yang berharga disebut sebagai "minyak bumi baru".
Walau sumber air yang menutupi hampir 71% permukaan Bumi ini bisa didapatkan di tanah, sungai dan awan, patut dikhawatirkan bahwa pertumbuhan penduduk, perkembangan teknologi dan industri telah menyebabkan berkurang dan tercemarnya sumber daya air.
Afra Augesti, journalist liputan 6, dalam analisanya menyebut bahwa air adalah salah satu yang dapat menjadi pemicu perang dunia ke III. Ia memaparkan bahwa, 75% dari planet ini adalah air, namun hanya 3% yang masih segar. Dari 3% ini, hanya 1% yang tersedia untuk populasi seluruh dunia.
Menurut Afra, suhu dunia yang terus meningkat akibat pemanasan global menyebabkan kesulitan mendapat air bersih kian naik. Itulah sebabnya, usaha untuk menguasai sumber daya air tawar bisa menjadi salah satu alasan pecahnya Perang Dunia III.
Pendapat Prabowo, Bryan Lufkin, ataupun Afra Augesti senanda pula dengan mantan Panglima TNI Gatot Nurmatyo.
Kata Gatot, sebagaimana dilansir sindonews, bahwa pertambahan jumlah penduduk memerlukan pasokan pangan, air, dan energi yang melimpah untuk menopang hidup. Hal tersebut yang dinilai menjadi pemicu konflik antarnegara.Â
Peperangan perebutan sumber daya itu bakal terjadi tak lama lagi. Gatot memprediksi, pada tahun 2043 nanti energi fosil akan habis. Kondisi tersebut akan memicu perang dalam rangka mengambil alih energi yang dihasilkan oleh bahan nabati.