Mohon tunggu...
Andi Harianto
Andi Harianto Mohon Tunggu... Freelancer - Kesederhanaan adalah kekuatan

Tinggal di Kota Kecil Bantaeng, 120 Kilometer, arah Selatan Kota Makassar.

Selanjutnya

Tutup

Olahraga

Skuad Garuda Menepuk Tegangnya Dadaku

28 Juli 2011   17:10 Diperbarui: 26 Juni 2015   03:17 509
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_121772" align="aligncenter" width="640" caption="Okto Berebut Bola Saat Laga Turkmenistan Pra Olimpiade Lalu ()"][/caption]

Sementara wasit menjelaskan aturan pertandingan, Shamyradov Maksatmytrat mencolek asisten wasit. Kirain apa, ternyata kiper jangkung itu meminta bola dan melentingkannya. Ehm, kipper timnas Turkmenistan sepertinya akan menguji lentingan bola. Setelah memantulakan,Si kipper kemudian mengangguk-angguk. Dalam benakku, Ia pasti merasakan normalnya bola dan lapangan.

Ingatlah saya dengan Diego Forlan yang beberapa kali memprotes kondisi bola saat laga di Copa Amerika berapa waktu lalu. Saat itu, Sang juara Uruguay melawan tuan rumah Argentina. Bagi Forlan tentu wajar menguji bola, dia kan eksekutor. Segala lekuk si kulit bundar akan berpengaruh pada tendangannya. Mungkin Forlan curiga, anak gawang pemungut bola bertindak curang dengan mengganti bola.

Positif aja, mungkin Shamyradov ingin merasakan betapa rata lapangan Gelora Bung Karno. Aha, menjadi lucu tindakan penjaga jaring Turkmenistan yang kebobolan 4 gol it, saat kita mengingat bagaimana kondisi lapangan mereka, ketika Timnas bertandang ke sana. Kata tetangga saya, lapangan itu seolah usai dicukur dengan gergaji ataupun memakai jasa kambing untuk meratakan lapangan. he he he

Husst! tak baik mencelah stadion Negara lain, apalagi menganggap enteng permainannya. Lihat saja, Turkmenistan hampir saja menyamakan kedudukan dimenit-menit akhir. Anda tahu, saya sama rasa dengan Dona Agnesia, pembawa acara televisi yang menyiarkan laga itu.

Si cantik Dona mengungkap, bahwa Ia hampir saja tak bernafas menjelang pertandingan usai. Sejak Gaahryman menambah skor The Green Team, julukan Turkmenistan menjadi 4-3 di menit 86’. Gol cepat itu, tak lama setelah masuknya gol ke dua mereka oleh Berdy di menit 83’. Tiga gol Turkmenistan, setelah Timnas unggul 3-0 memang terlihat mudah.

[caption id="attachment_121775" align="aligncenter" width="625" caption="Skuad Garuda Indonesia"]

13118725131268168494
13118725131268168494
[/caption]

Sepertinya M. Robi dan Ricardo mulai lengah, juga kelelahan. Atau mungkin pula terlena dengan keunggulan besar dan terkuasainya permainan oleh skuad Garuda. Beruntung waktu berpihak pada tim Garuda. Wasiat Benjamin Williams dari Australia akhirnya meniup peluit panjang. Jadilah Gelora Bung Karno gegap gempita menyambut kemenangan.

Mungkin akan banyak supporter kita yang bakal mencelah kelengahan lini belakang, atau pun kurang berperannya Okto Maniani yang terlihat egois dan main seruduk kiri-kanan. Tapi, Itulah sepak bola, tak eloklah jikalau tak memompa adrenalin. Rakyat Indonesia seperti saya hanya butuh kemenangan, berapa pun skornya tak masalah, yang penting Indonesia lolos ke putaran kualifikasi piala dunia berikutnya.

Adalah Boaz, yang oleh mantan pelatih Alfred Riedl tak dianggap, ternyata menjadi man of the match kali ini. Dua kali umpan top scorer Liga Indonesia ini, menghasilkan gol. Satu buat Gonzales, dan satunya lagi buat M. Ridwan. Sayang, bintang mutiara hitam ini mandul mencipta gol untuk dirinya sendiri.

berapa kali Boaz mendapat peluang, tapi tak berbuah selebrasi. Umpan manis dan skill cantik banyak ia peragakan. Kematangan mentalnya juga cukup mumpuni, terbukti striker Persipura ini terlihat tanpa beban memainkan bola. Sangat percaya diri menerobos kotak finalty, seperti superiornya M. Nasuha dan Bustomi merebut bola.

[caption id="attachment_121774" align="alignright" width="293" caption="Hadduh!"]

13118724231355015839
13118724231355015839
[/caption]

Kenapa mandul? saya punya analisis konyol. Pada menit ke 23, Boas menusuk kotak finalty lawan, melewati beberapa main dan langsung melepas tembakan keras. Pemain bertahan Turkmenistan menghadang, jadilah tendangannya mengenai bagian bawah tubuh pemain jangkung itu. Hadduh! terlihat si pemain memegang sesuatu sambil menampakkan mimik meringis. Ternyata “sarang burung” beliau kena sasar tendangan boaz.

Analisis ini memang konyol dan tak layak dipercaya. Sama tak percayanya saya, mengapa Boaz tak menyumbang satu pun gol. Apa pun itu, Indonesia telah memenangkan pertandingan. Saya yang nonton bareng bersama tetangga kompleks cukup riuh mendukung Timnas. Bangga dengan kemenangannya, dan tak lagi peduli kisruh yang pernah terjadi di PSSI. Termasuk tidak lagi peduli kemana gerangan Nazaruddin berada.

Kemenangan ini adalah poin jempol buat ketua PSSI baru, juga pelatih yang baru. Riuh supporter dan jalan-jalan yang mendadak sepi karena Timnas kebanggan bermain, adalah bukti betapa cintanya kita akan sepak bola. Betapa kita ingin mendapatkan hiburan dan sesuatu yang membanggakan. Yah, kita ingin bangga pada negeri ini, saat ketika sepanjang usai Pemilu 2009 lalu, hanya kisruh dan konflik yang kita dapatkan.

Euforia boleh saja, itu hak kita untuk gembira karena terhibur. Sebagai supporter, saya hanya berharap bahwa di laga putaran ke empat berikutnya Indonesia bisa menang. Pesimisme bahwa Indonesia masih jauh dari piala dunia harus ditepis jauh, dua putaran lagi kita akan menuju ke sana. Ingat, Persipura dan sriwijaya FC juga selangkah lagi menembus putaran final champion Asia.

Artinya, para pemain Timnas cukup diperhitungkan di laga tingkat Asia.Memang harus diakui, bahwa lawan berat akan menghadang di putaran berikutnya. Jepang, Korsel, Bahrain, Australia mungkin saja akan berhadapan dengan skuad Garuda. Ke depan akan semakin berat, tetapi siapa sangka Korea Utara lolos di piala Dunia Afrika lalu.

Saya tak mau pesimis dan tetap terus berharap, semoga sayap garuda mengepak terbang ke angkasa, berkeliling dan hinggap gagah di stadion piala dunia Brasil, 2014. Semua mungkin terjadi, seperti mungkinnya Turkmenistan mengalahkan Indonesia malam tadi. Sekali lagi, apa pun itu Firman Utina dan kawan-kawan telah menepuk dada ini.

Bantaeng, 28 Juli 2011

Sumber Gambar diunduh di: Berita8.com, popularblog,Antaranews

Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun