[caption id="attachment_92865" align="aligncenter" width="680" caption="Oktovianus Maniani (http://info.updetnews.com/berita-seru/foto-foto-perjuangan-timnas-di-pertandingan-babak-penyisihan-aff-suzuki-cup-2010)"][/caption]
Oktovianus Maniani dan Titus Bonai, terlihat dominan saat Timnas Indonesia menjamu Turkmenistan pada leg 1 Pra Olimpiade di stadion Jakabaring Palembang. Titus adalah nama baru di Timnas, tetapi anak muda dari klub Persipura ini sempat memukau khayak pencinta bola Indonesia, saat sodokan tumitnya membuka gol cantik pada menit ke 13’, di babak pertama.
Titus, memanfaatkan eksekusi tendangan bebas Okto, yang juga adalah sama berasal di bumi cenderawasih. Okto, bukan nama baru. Pemain muda bertalenta ini, telah bersinar di piala AFF kemarin. Okto, juga menjadi andalan di klub Sriwijaya FC, sehingga sempat seolah terjadi perebutan terhadapnya antara Alfred Riedl, yang lagi memingitnya di Timnas U-23 dan pelatif Ivan Kolev yang berharaf Okto tetap membela Sriwijaya FC.
Tim Garuda kalah 1-3 dari the green man, julukan timnas Turkmenistan, itu kenyataan. Gol Amanov, Alexander dan vahyit membawa pil pahit bagi Timnas meraih kemenangan di kandang sendiri. Walau demikian, Kekalahan itu tetap tidak bakal membawa diri ini, lantas mencibir apalagi mencelah asuhan pelatih Alfred Riedl ini. Memang, Riedl terkesan seolah masih menjadikan tim Yongki Aribowo, seperti sebuah eksprimen. Masih mencari pola jitu meramu skuad merah putih, tetapi usahanya tidak bisa dibilang sia-sia.
Empat kali ancaman ke gawang lawan, di babak kedua dengan keberanian dan keahlian men-dribbling bola, seolah saya dipertontonkan pola main tarian samba ala Brasil. Adalah Okto dan Titus sang mutiara Hitam dari Papua, mencipta ke empat peluang itu. Okto, seperti Robinho yang kecil dan licah dan Titus ibarat Ronaldinho sang penerobos. Pengandaian ini mungkin berlebihan, tetapi setidaknya itulah harapan.
[caption id="attachment_91682" align="aligncenter" width="620" caption="Si Gimbal Titus Bonai ( Sumber Image: http://koranbola.info/titus-kagumi-gocekan-boaz/)"]
Okto, memang sepertinya dijadikan andalan sang pelatih. Pemain bertubuh mungil dan kadang lucu dengan tawa cengirnya ini, bolak balik ke depan dan ke belakang. Menyusur lapangan di sayap kiri, dan kadang mengibaskan sayapnya ke tengah mengatur serangan. Keberaniannya baku hantam dengan pemain jangkung, berbuah sontekan lutut di kepalanya yang sempat membuatnya puyeng. Okto, tetap bangkit dan memberi spirit petarung pada kawan setimnya.
Skill Individu Tim Garuda, masihlah di atas dari tim tamu Turkmenistan, setidaknya para pemain depannya. Pertahanan Timnas U-23 ini, juga kokoh sebelum dua gol di menit-menit terakhir itu memecah konsentrasinya. Yah, kelemahan skuad timnas kita, memang pada konsentrasi. Sama, ketika Timas Senior bertandang ke Bukit Jalil. Hanya karena laser, tim Garuda keok dari tim harimau Malaya.
[caption id="attachment_91688" align="alignright" width="360" caption="Yongki Sang Kapten (http://www.ongisnade.co.id/2011/02/09/indonesia-hajar-hong-kong-4-1/)"]
Dua gol, Turkmenistan di babak kedua hanya dengan memanfaatkan tiga peluang. Celakanya, dua dari tiga peluang itu bersarang ke gawang Kurnia Meiga.
Gol-gol itupun tercipta mengejutkan, bukan karena dirancang dengan serangan apik, tetapi bola-bola lambung yang mengandalkan postur tubuh. Kecuali gol kedua dari Vahyit, yang memang karena skill individu pemain berumur 19 tahun ini. Tetapi tetap saja, itu karena umpan lambung.
Timnas kita, mencipta empat peluang dan semua berbahaya, tetapi tak berbuah gol. Peluang itu terancang dengan apik, dari kaki ke kaki dengan skill individu yang lumayan, seperti harapan Riedl. Sayang, Dewi keberuntungan tidak berpihak pada Titus, Yongki, dan Rishadi yang mendapatkan peluang itu dari assist yang di cipta Okto.
Masihkah kita ingin mencelah Timnas? Ataukah kekalahan ini akan kita hubungkan dengan suksesi PSSI. Akh, saya mencoba menghindari dari mentalitas pencelah. Melihat yang positif saja, membangun harapan. Harapan adalah Do’a. Daripada mencaci kegelapan, lebih baik kita nyalakan lilin harapan. Harapan yang potensinya tercapai, karena Timnas sementara membangun mentalitas juara. Kualitas pemainnya tidak jelek-jelek amat, kecuali kelemahan di posisi tengah.
[caption id="attachment_91685" align="alignleft" width="300" caption="Firman, Irfan dan Boaz, Seadainya........."]
Janji Asisten pelatih, Wolfgang Pikal bahwa timnya akan berusaha menghindari permainan bola-bola atas saat melawan Turkmenistan, sepertinya tidak terjadi di babak pertama dan di awal babak kedua. Kelemahan pemain tengah mengharuskan pemain belakang selalu saja melambungkan bola ke depan. Serangan para winger yang diharapkan bergerak cepat menembus pertahanan kokoh the green man, baru terjadi setelah kebobolan 2 gol. Sayang tak mencipta selebrasi.
Pelatih Riedl, sepertinya butuh kapten U23, sekaliber Firman Utina yang lihai membagi bola, dan sesekali menyerang. Yongki, yang harus diganti di babak kedua belum mampu menyamai kapten timnas senior ini. Di lini depan, sepertinya saya rindu dengan Irfan Bachdim. Keahliannya memainkan bola, sepertinya tepat ditandemkan dengan Okto danTitus.
Yah, kerinduan saya akan Irfan, sama dengan kegemasan saya, saat Boaz Salossatidak memperkuat Timnas senior di piala AFF kemarin. Riedl memang tegas, ia patuh dengan regulasi PSSI. Apakah PSSI yang kini seolah Parpol itu patuh dengan aturannya? Entah, yang pasti pada bulan Maret nanti saat away timnas ke Turkmenistan, akan muncul ketua baru PSSI. Ketua yang mungkin hanya di ‘baru’kan. Timnas telah beregenerasi, seharunya sang nahkoda PSSI tidak juga keasyikan dengan status quonya.
[caption id="attachment_91683" align="alignright" width="512" caption="saya suka gambar ini di unduh dari http://www.facebook.com/profile.php?id=100000886970327"]
Bantaeng,24 Februari 2011
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H