"Generasi cerdas dan kuat serta bermoral baik harus lahir di bumi pertiwi untuk menepis kekhawatiran akan masa depan bangsa dan negara Indonesia. Generasi ideal seperti itulah yang akan mampu mengelola negara beserta sumberdaya alamnya dan memimpin rakyat Indonesia yang memajemuk serta menjadikan Indonesia sebagai negara adidaya dunia yang disegani". Kekhawatiran para tokoh nasional terhadap masa depan bangsa perlu dicermati, satu diantaranya disuarakan oleh Buya Syafii Maarif pada opini Kompas bahwa tidak banyak yang berpikir untuk masa depan. Sebaliknya orang, orang hanya berpikir kekinian, hanya pragmatis, masyarakat kita telah menjadi masyarakat konsumtif. Masyarakat telah menghasilkan barang-barang tuna guna dan pada tingkat yang sama melahirkan pula manusia tidak berguna. Kita telah mengalami kelumpuhan nurani yang menjadi sumber utama ketidakberesan di Indonesia sekarang. Kita harus segera mengambil tidakan nyata untuk masa depan bangsa dan negara Indonesia, sebelum kelumpuhan nurani semakin parah dan menjadikan Indonesia negara yang kalah daya saing di masa datang. Kalahnya daya saing bangsa menunjukan keterbelakangan bangsa dari bangsa lain, akibatnya sumberdaya alam sebanyak apapun akan di hisap oleh bangsa lain yang lebih baik dalam pemikiran maupun teknologinya dari bangsa Indonesia. Kita tidak boleh terlena dengan prediksi para pakar ekonomi bahwa Indonesia akan menjadi negara adidaya dimasa yang akan datang tetapi melupakan investasi yang sangat penting yaitu anak-anak Indonesia di masa sekarang. Bagai mana mungkin kita mengaharapkan Indonesia Jaya dengan peradaban adiluhung tetapi tidak memperhatikan dengan seksama anak-anak Indonesia (tanpa kecuali) sebagai anak-anak kita semua yang akan mengisi bumi pertiwi ini nantinya baik sebagai rakyat yang baik, pelaku usaha, tokoh masyarakat, pemimpin Indonesia atau bahkan menjadi pemimpin dan tokoh dunia di masa yang akan datang. JIka tidak segera diambil tindakan nyata maka akan terjadi hilangnya generasi Indonesia, suatu generasi dengan masa depan suram, kebodohan, keterbelakangan, kemiskinan, dan yang paling parah adalah kesulitan untuk bangkit dari segala keterpurukan hingga beberapa generasi. Melahirkan Generasi Cerdas dan kuat Generasi cerdas dan kuat serta bermoral baik harus lahir di bumi pertiwi untuk menepis kekhawatiran akan masa depan bangsa dan negara Indonesia. Generasi ideal seperti itulah yang akan mampu mengelola negara beserta sumberdaya alamnya dan memimpin rakyat Indonesia yang memajemuk serta menjadikan Indonesia sebagai negara adidaya dunia yang disegani. Untuk melahirkan generasi ideal itu maka sejak sekarang kita perlu mengupayakan peletakan pondasi ideal bagi anak sehingga nantinya anak-anak Indonesia (tanpa kecuali) menjadi manusia sehat dan kuat secara jasmani, cerdas dankuat dalam berpikir, memiliki budi pekerti serta mental yang baik dan kuat. Adapun peletakan pondasi itu diantaranya : 1. Memberi gizi dan perawatan yang terbaik sejak bayi dalam kandungan 2. Memberi motivasi kepada ibu-ibu yang tengah hamil atau menyusui bahwa anak yang dikandung kelak akan menjadi pemimpin dan generasi harapan bangsa dan negara. 3. Memberikan ASI (Air Susu Ibu) eksklusif selama 6 bulan dan menggenapkannya hingga dua tahun. 4. Pola asuh yang terbaik untuk anak-anak balita dengan menstimulus otak kiri dan kanan agar seimbang, dengan membuat taman bermain, PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini) dan Taman Kanak-kanak. 5. Memberi asupan gizi terbaik untuk anak balita 6. Program pendampingan oleh ibu-ibu dilingkungannya atau petugas Pos Yandu (Pelayanan Terpadu). Dengan mengikuti rekomendasi diatas kita harapkan anak-anak Indonesia (tanpa kecuali) yang lahir sekarang bersemi menjadi anak-anak cerdas dan generasi penerus harapan bangsa pada 10, 20 atau 30 tahun yang akan datang. Proyek Kita Kiat-kiat agar bayi dan anak menjadi sehat, cerdas dan kuat bisa kita dapatkan dimana saja, baik di internet, perpustakaan, toko-toko buku, informasi dari puskesmas, nasihat-nasihat dari tetua-tetua kita dan sebagainya. Bahkan di internet bila kita mengetik kata kunci tentang “gizi ibu hamil”, “gizi ibu menyusui” , “akibat gizi buruk”, “asi eksklusif” dan sebagainya pada mesin pencari kata, maka informasi yang kita mau akan mudah kita dapatkan. Tulisan-tulisan yang kita dapat diinternet itu tentu sangat baik dan mencerahkan dan ditulis pula oleh para pakar dibidangnya, namun tulisan-tulisan itu menjadi tidak bermakna bila kita tidak menerapkannya pada kehidupan sehari-hari. Untuk menerapkan kiat-kiat dalam meletakan pondasi ideal bagi anak tentu di butuhkan biaya besar. Bagi keluarga yang berpenghasilan besar tentu tidak ada masalah untuk menerapkannya, namun bagi keluarga dengan penghasilan pas-pasan tentu akan sulit, dan secara fakta bisa jadi jumlahnya lebih banyak keluarga yang pas-pasan bahkan kekurangan. Namun demikian program mencerdaskan anak-anak Indonesia (tanpa kecuali) merupakan kebutuhan mendesak untuk direalisasikan berapapun ongkosnya harus kitas bayarkan sebagai investasi yang sangat penting bagi kehidupan bangsa dan negara yang lebih baik dimasa mendatang. Untuk mewujudkannya tentu butuh keseriusan dan kekompakan dari seluruh elemen bangsa. Para pendahulu kita pun telah mewariskan sifat gotong-royong bagi bangsa Indonesia untuk saling tolong-menolong bila ada yang kesusahan. Oleh karena itu setiap elemen bangsa yang memiliki kepedulian sosial yang sama yaitu mencerdaskan anak-anak Indonesia (tanpa kecuali) harus ikut bergabung dalam proyek ini. Proyek sosial ini kita namakan dengan proyek kita, artinya kita secara bersama-sama baik itu individu-individu yang peduli, LSM-LSM, komunitas-komunitas maupun group pada jejaring sosial di internet dan sebagainya yang memiliki keyakinan yang sama bahwa 10, 20 atau 30 tahun mendatang akan bersemi anak-anak cerdas Indonesia di bumi pertiwi atau bahkan dunia, untuk bersatu padu, bekerjasama, bekerja keras melayani anak-anak Indonesia (tanpa kecuali) memperoleh kesempatan mendapatkan gizi terbaik dan pengasuhan yang ideal. Proyek kita merupakan proyek kolosal karena melibatkan anak-anak Indonesia (tanpa kecuali) para sukarelawan dan donatur dengan biaya besar yang diawali dengan peletakan pondasi ideal bagi anak. Keberhasil akan proyek awal sangat menentukan proyek-proyek kita berikutnya dalam rangka mendidik generasi harapan bangsa. Proyek kita yang melibatkan masyrakat banyak bukan berarti mengukuhkan Indonesia sebagai negara auto pilot tetapi mayarakat mengambil perannya untuk sama-sama bertanggung jawab dengan pemerintah, ikut andil dalam mencerdaskan bangsa. Like this yooo http://www.facebook.com/pages/Proyek-Kita-Untuk-Indonesia-Jaya/356931407662040?sk=wall
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H