Oleh Andi Gunawan
Negara yang maju dan modern tentu menjadi impian bagi setiap bangsa di seluruh dunia, bagaimana mewujudkannya?. Tentu saja banyak teori yang mengarah bagaimana menjadi sebuah negara maju dan modern serta demokratis. Dan banyak pula contoh dari negara maju dan moderen tersebut untuk diterapkan dimasing-masing negara sehingga mampu mengejar ketertinggalannya bahkan mengejar kemajuan negara-negara tersebut.
Negara-negara maju dan modern yang ada saat ini mempunyai sejarah panjang dalam pembentukannya, apalagi menjadi negara super power yang kuat akan militer dan ekonominya, seperti Amerika Serikat, Inggris, Perancis dan sebagainya. Persoalannya apakah negera-negara tersebut akan mampu mepertahankan kemajuan dan kemodernanya ataukah akan menuju kehancuran karena telah mengalami titik jenuh? Mampukah mereka bertahan selamanya?
Pertanyaan-pertanyan di atas penting bagi negara berkembang dalam membangun negaranya, menjadikannya negara maju dan modern yang kuat fondasinya sehingga mampu bertahan lama bahkan sangat lama dan tak tergoyahkan.
Mengapa fondasi sebuah negara harus kuat? Ibarat sebuah pohon dimana akar yang menghujam ke bumi sangat berpengaruh terhadap tegaknya batang pohon yang besar dan kokoh serta mampu menghasilkan buah yang manis rasanya. Maka sebuah negara harus seperti gambaran pohon di atas, tentu sangat menyenangkan para penanamnya.
Sebuah Negara yang tidak kuat fondasinya hanya bertahan beberapa dekade atau abad saja. Banyak contoh negara, kerajaan atau kekaisaran yang hancur binasa karena hal tersebut, misalnya Kekaisaran Romawi, Persia, Yunani Kuno, Saba, Babilonia keruntuhan dinasti di China dan sebagainya, padahal pada saat jayanya negara tersebut tidak ada yang mengalahkan kedigjayaannya.
Salah satu teori tentang Negara adalah negera dipandang sebagai organisma, dimana setiap organ dan setiap sel saling melengkapi sehingga organisma itu hidup dan berkembang. Organisma adalah mahluk ciptaan Tuhan maka segala sesuatu tentang Negara bisa dikaitkan dengan ajaran Tuhan, ajaran Tuhan adalah untuk semua dan meliputi apa saja yang ada dilangit dan di bumi. Perlu dipahami bahwa ajaran Tuhan tidak hanya dalam bentuk teks dalam kitab suci tapi seluruh ilmu yang ada di alam ini, (termasuk fisika, matematika, biologi dan sebagainya) adalah ajaran-Nya, tinggal bagaimana menerapkan ajaran tersebut sehingga bermanfaat bagi manusia bukan sebaliknya.
Tuhan Yang Maha Pengasih dan Penyayang serta Pengatur Alam ini, mengatur segala sesuatunya dengan cermat, menempatkan sesuatu pada tempatnya, dan berkehendak sesuai dengan ilmu-Nya, sehingga terjadi keteraturan dan keharmonisan di alam ini yang harus dicontoh manusia, tidak sama persis, tapi paling tidak manusia paham dari ajaran-Nya atau sifat-sifatnya. Inilah yang dimaksud dengan manajemen sesuai dengan ajaran Tuhan/Ilahi.
Salah satu aplikasi dari ajaran Ilahi, manajemen ilahi, dikaitkan Negara sebagai organisma, adalah bahwa mahluk hidup, misalnya seorang manusia diibaratkan sebagai sebuah Negara. Manusia terdiri dari kepala, badan dan anggota badan, tulang-tulang rangka dan daging sebagai pembungkus tulang. Pada bagian kepala terdiri dari otak (untuk berpkir) dan panca indra, isi badan terdiri dari paru-paru, jantung, hati, empedu, lambung, usus dan sebagainya, yang memiliki berbagai macam fungsi. Kemudian manusiapun dapat berinteraksi dengan manusia lain.
Hal yang paling menarik dari semua itu adalah bahwa manusia tersusun dari jutaan sel, yang dapat berkembang biak dengan cara membelah diri. Sel dalam sebuah Negara bisa dibaratkan kumpulan manusia terkecil yang dapat berkembang dan memiliki otoritas. Di Indonesia kumpulan terkecil manusia adalah tingkat RT (Rukun Ttangga), RW (Rukun Warga) dan Desa, yang di dalamnya terdiri dari keluarga dan individu. Maka dengan teori organisma ini di Indonesia ujung tombak kemajuan negera seharusnya dimulai dari tingkatan yang terkecil jumlah penduduknya.
Banyak ahli yang bijak menempatkan desa sebagai indicator kemajuan Negara khususnya di Indonesia, bila desa maju dan kuat dipastikan akan kuat pulalah Negara. Hal tersebut selaras dengan teori yang dikemukakan di atas yaitu ujung tombak kemajuan seharusnya dari tingkat RT dan RW yang tersinergi dengan Desa sebagai struktur pemerintahan terkecil. Sebagai ujung tombak tentu harus tajam dan kuat, bila tumpul maka program dari pemerintah yang akan dilaksanakan tidak akan terwujud.