“ Kamu dulu gendut” Katanya sambil menggembungkan pipi, menyamai pipiku yang lumayan tembem
“ Biarin, itu bukan urusanmu” Kataku sambil berlari jauh
“ Iihh galak bener” sayup-sayupku dengar Chika meneriakiku
Semenjak kejadian menyebalkan itu kami menjadi semakin akrab. Dia suka mengejek dan aku pantas menjadi objek ejekan. Ya klop deh!. Aku menyukai dia sebagai seorang sahabat , tak pernah sekalipun aku berharap menjadi kekasihnya. Tetapi sesuatu telah terjadi, Tuhan telah menggambarkan hidupku jauh lebih mengejutkan daripada yang kubayangkan. Sebuah kejutan indah. Suatu hari dia menyatakan perasaannya kepadaku. 5 Mei 2005 menjadi saksi bisu akan cinta yang baru saja merekah. Lewat sepucuk memo di lokerku, dia menumpahkan seluruh isi hatinya.
“ Dear And
Kelas lima sekolah dasar kita dipertemukan, setelah lima tahun berpisah, takdir membawamu kembali padaku. Sekarang di tanggal 5 bulan 5 ini aku berikrar bahwa aku tak akan pernah meninggalkanmu lagi. Minimal, aku tak akan membiarkanmu pergi dari hidupku lagi. Ikhou van jou, And. Aku berharap kita akan bersama selama-lamanya.”
Aku sangat bahagia saat itu. Dari dulu aku sudah tertarik padanya, tapi baru akhir-akhir ini aku menyadari itu cinta. Aku berbalik. Begitu terkejut mengetahui bahwa ternyata dia dibelakangku. “Ya!”, jawabku pelan. Dan dia membalasnya dengan senyum termanis yang pernah dia berikan padaku.
Terhitung 4 bulan 27 hari aku menjadi kekasihnya. Hari-hariku diisi dengan penuh kebahagiaan, penuh dengan ucapan bersyukur akan pemberian sahabat hati yang sangat mengerti.
“ Saying I Love You is not the words I want to hear from you. Is no thing I want you not to say but if you only knew”
Dia menyanyikan lagu yang dipopulerkan westlife untukku
“ Mantap plus gombal!!” sahutku