Mohon tunggu...
ANDI FIRMANSYAH
ANDI FIRMANSYAH Mohon Tunggu... Guru - Guru yang Belum Tentu Digugu dan Ditiru

Hanya Seorang Marhaen yang menyenangi bidang Geopolitik, Sejarah dan Ekonomi.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Perang Dengan Supremasi Komersial

5 Januari 2025   19:35 Diperbarui: 5 Januari 2025   19:35 41
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Perang demi sebuah prinsip agung memuliakan suatu bangsa.  

Perang demi supremasi komersial, dengan dalih yang dangkal, adalah hal yang tercela dan menunjukkan betapa dalamnya kehinaan yang dapat ditimbulkan oleh negara tersebut.  

Keserakahan komersial tidak lebih menghargai nyawa manusia dibandingkan dengan menghargai nyawa semut.  

Baca juga: Perang

Perdagangan budak dapat diterima oleh masyarakat yang terpesona oleh keserakahan seperti halnya perdagangan gading atau rempah-rempah jika keuntungannya sama besar.  

Mereka akan berusaha untuk bersatu dengan Tuhan dan menenangkan hati nurani mereka sendiri dengan memaksa orang-orang yang menjual budak yang mereka beli atau curi untuk membebaskan para budak tersebut dan membantai mereka dengan hukuman mati jika mereka menolak untuk mematuhi perintah mereka.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Baca juga: Perang

Baca juga: Simbol Perang

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun