Jiwa bangsa yang tamak membatu, seperti jiwa individu yang menjadikan emas sebagai tuhannya. Â
Sang Diktator kadang-kadang akan bertindak berdasarkan dorongan hati yang mulia dan murah hati.
Membantu yang lemah melawan yang kuat, yang benar melawan yang salah. Â
Namun keserakahan komersial pada dasarnya bersifat egois, penuh nafsu, tidak setia, melampaui batas, licik, dingin, tidak bermurah hati, egois, dan penuh perhitungan, dikendalikan oleh pertimbangan kepentingan pribadi saja. Â
Tak berperasaan dan tanpa belas kasihan, Sang Diktator pada akhirnya tidak memiliki perasaan kasihan, simpati, atau kehormatan yang membuatnya meruntuhkan semua halangan yang menghalanginya, sebagaimana landasan perdagangannya menghancurkan gelombang-gelombang yang bergemuruh dan tidak akan dihiraukannya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H