Kesalahan, kejahatan dan kebodohan orang lain bukan hal yang tidak penting bagi kita tetapi merupakan bagian dari disiplin moral kita.
Perang dan pertumpahan darah termasuk penipuan yang tidak memengaruhi kepentingan finansial kita harusnya menyentuh perasaan kita dan menyangkut kesejahteraan moral kita.
Semua itu sangat berkaitan dengan semua hati yang penuh pertimbangan.
Mata publik mungkin memandang korban kejahatan yang menyedihkan itu tanpa peduli dan reruntuhan manusia yang hancur itu mungkin membuat orang banyak tertawa atau mencemooh.
Namun harusnya, bentuk kemanusiaan yang sakral itulah yang harus didahulukan meskipun sesama itu bersalah, jiwanya sunyi, terlantar dan terabaikan.
Pikiran yang menyelimuti orang malang itu sebenarnya jauh lebih dalam daripada pikiran acuh tak acuh, ejekan atau penghinaan orang lain. Â
Semua pelanggaran manusia, seluruh sistem ketidakjujuran, penghindaran, pengelakan, pemanjaan terlarang dan ambisi yang penuh tipu daya, di mana manusia berjuang satu sama lain, harusnya dipandang bukan hanya sebagai tempat kerja keras dan pertikaian yang kejam tetapi sebagai konflik serius dari pikiran yang abadi untuk tujuan yang luas dan penting seperti keberadaan mereka sendiri.
Pertikaian yang menyedihkan dan tidak layak dan mungkin dipandang sebagai kemarahan harus melebur menjadi belas kasihan.
Karena taruhan yang dipertaruhkan oleh para penjudi bukanlah yang mereka bayangkan. Bukan juga yang terlihat.
Misalnya, orang ini bermain untuk jabatan kecil dan mendapatkannya tetapi taruhan sebenarnya yang diperolehnya adalah penjilatan, ketidakdermawanan, fitnah dan penipuan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H