Mohon tunggu...
ANDI FIRMANSYAH
ANDI FIRMANSYAH Mohon Tunggu... Guru - Guru yang Belum Tentu Digugu dan Ditiru

Hanya Seorang Marhaen yang menyenangi bidang Geopolitik, Sejarah dan Ekonomi.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Doa dan Takdir

23 Agustus 2024   19:59 Diperbarui: 23 Agustus 2024   20:02 48
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Mengatakan bahwa doa itu tidak masuk akal adalah suatu cemoohan yang dangkal karena melalui doa itu kita berharap membujuk Allah untuk mengubah rencana-Nya.  

Allah merancang akibat-akibat yang telah diketahui dan direncanakan sebelumnya melalui perantaraan kekuatan-kekuatan alam yang semuanya merupakan kekuatan-kekuatan-Nya.  

Kita sendiri adalah bagian dari hal ini.   

Baca juga: Doa

Hak pilihan bebas dan keinginan kita adalah kekuatan.  

Kita tidak henti-hentinya melakukan upaya untuk memperoleh kekayaan atau kebahagiaan, memperpanjang hidup dan menjaga kesehatan karena kita tidak dapat mengubah takdir dengan upaya apa pun.  

Jika usaha tersebut juga sudah ditakdirkan, maka itu berarti usaha kita, yang dilakukan atas kemauan bebas kita, adalah Kehendak Tuhan.

Jadi, kita harus berdoa.  
Kehendak adalah kekuatan.  
Pikiran adalah kekuatan.  
Doa adalah kekuatan.  

Doa itu mulia.      
Mengingkari keampuhan doa berarti mengingkari Iman, Kehendak dan Usaha.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun