Mengapa orang jahat kaya sedangkan orang baik malah miskin? Mengapa orang-orang yang tidak bermoral dan korup lebih dihargai karena kekayaan materinya sementara orang-orang yang bekerja keras dan berusaha menjalani kehidupan yang baik dan jujur tidak dihargai karena miskin?
Ketika Anda terus membaca tentang hal-hal hina yang dilakukan orang-orang yang tidak bermoral demi kekuasaan dan status, didorong oleh keserakahan dan tidak pernah menghadapi konsekuensinya, wajar jika Anda bertanya: mengapa orang jahat sepertinya sukses dalam hidup? Mereka mendapatkan semua yang mereka inginkan, mereka terus diberkati dan mereka hidup lebih lama.
Bahkan orang-orang yang beriman pun kadang-kadang sulit memahami hal ini. Mereka tidak akan pernah bisa memahami misteri ini. Iman mereka bukan hanya terkikis, bahkan terkoyak.
Jika kita menanyakan ini, kita hanya akan melihat keadilan sebagai sebuah hinaan atas kuasa kejahatan.
Apakah Tuhan sedang mempermainkan kita?
Kata salah seorang penasihat spiritual, Tuhan sedang melihat dan menunggu. Tuhan sedang menahan murka-Nya.
Para spiritualis menghibur kita dengan mengatakan bahwa wujud keadilan Allah tidak akan terlihat dalam kehidupan ini, namun akan kita lihat di hari penghakiman. Ada juga yang berkata, Tuhan memberi mereka kesempatan untuk memperbaiki perbuatan jahat mereka, sehingga mereka yang menjadi sasaran murka-Nya masih bisa bertobat dan mendapatkan pengampunan.
Mengapa orang jahat kaya dan orang baik miskin?
Saya katakan, ada konsekuensi yang tidak bisa kita lihat. Jangan cepat mengambil kesimpulan berdasarkan apa yang Anda lihat saja. Anda dapat melihat tindakan, tetapi tidak dapat membedakan hati. Orang yang serakah, korup dan tidak bermoral belum tentu mempunyai hati yang gembira dan puas.
Ingatlah, langit menurunkan hujan bagi orang-orang yang adil dan orang-orang yang zalim. Bahkan ada saat-saat baik dan buruk yang terjadi pada kita semua. Terhadap orang jahat, kita hanya melihat dan fokus hanya pada kesejahteraan materi mereka saja. Seperti yang diingatkan Robin Williams kepada kita dengan kutipan yang secara luas disalahartikan sebagai ucapan Plato, "Setiap orang yang Anda temui sedang berperang dalam pertempuran yang tidak Anda ketahui sama sekali." Orang jahat yang sejahtera secara materi bisa jadi memiliki permasalahannya masing-masing yang bahkan malah lebih rumit dari permasalahan yang kita hadapi.
Mungkin mereka menikmati mobil mewah, kenyamanan rumah mewah serta keistimewaan dan hak atas status sosialnya. Tapi tagihan yang harus dibayar mereka lebih banyak. Kekhawatiran mereka lebih banyak. Sakit mereka lebih parah.