Kita semua pernah melakukan kesalahan dalam hidup. Namun indahnya, kita selalu bisa berubah, tumbuh, dan menjadi lebih baik. Seperti yang dikatakan orang bijak, "Kesalahan adalah hal yang berharga---Anda tidak dapat belajar apa pun dari menjadi sempurna."
Sayangnya, beberapa orang tidak mampu melakukan refleksi diri dan belajar dari pengalaman baik atau buruk. Faktanya, orang tua akan berkata, saya terlalu tua untuk belajar. Segala sesuatu yang perlu dipelajari, saya sudah tahu. Di usia saya, apa lagi yang bisa dipelajari?
Padahal usia tidak ada hubungannya dengan semua itu. Kenyataannya, ada sebuah batu besar yang menghalangi sebagian dari kita untuk belajar, menghalangi jalan kita untuk menjadi orang yang lebih baik. Sebut saja kesombongan atau gengsi. Kita sering menjumpai orang-orang seperti ini dan kita bisa melabeli mereka dengan misalnya TS (Tahu Segalanya.) SLT (Saya Lebih Tahu.) TDS (Tidak Diciptakan Di Sini.)
Apakah Anda TS atau SLT? Maka Anda tidak akan pernah tumbuh sebagai pribadi. Anda tidak akan memiliki kantung udara bagian dalam untuk membantu melunakkan dampak liku-liku nasib tak terduga yang mencegah Anda hancur berkeping-keping.
Di sisi lain, apakah Anda memiliki sifat menerima dan berpikiran fleksibel? Apakah Anda memiliki kerendahan hati untuk mengakui kesalahan dan mengakui bahwa orang lain mungkin lebih baik dari Anda? Apakah Anda memiliki keinginan untuk menyerah pada keadaan dan situasi di luar kendali Anda.
Tanggapan Anda terhadap pertanyaan-pertanyaan ini penting karena hidup akan selalu mengejutkan Anda dengan pengalaman baik dan juga menyakitkan. Itu sebenarnya adalah hadiah pencerahan kecil yang harus Anda sambut. Tidak ada gunanya mengeluh tentang apa yang terjadi atau menangisi apa yang mungkin terjadi. Ketika Anda kalah atau gagal, ambillah, tahan penderitaan yang menyakitkan dan belajar melakukannya dengan lebih baik di lain waktu atau cari cara lain. Anda akan menjadi orang yang lebih kaya.
Seringkali kekalahan atau kegagalan ternyata menjadi lebih baik. Jadi tunggu saja tikungan berikutnya di ujung jalan.
Kesalahan dan kegagalan bukanlah satu-satunya sumber pembelajaran. Memperluas perspektif belajar Anda akan membuktikan bahwa Anda selalu dapat mengambil sesuatu yang berharga dari kehidupan sehari-hari Anda. Latih diri Anda untuk menjadi pengamat yang tajam terhadap sifat manusia. Kembangkan kemampuan untuk mengambil pelajaran berguna dari apa yang Anda lihat, apa yang Anda tonton, apa yang Anda baca, apa yang Anda dengar dan apa yang Anda temui.
Binalah persahabatan dengan tukang kebun, tukang listrik, tukang kayu, montir mobil dan juga berteman dengan para pengambil keputusan yang sukses. Kebanyakan dari mereka suka berbicara dan hanya dengan mendengarkannya dengan sungguh-sungguh, kita bisa mengumpulkan sedikit pelajaran hidup serta sejumlah kebenaran baru dan lama.
Anda juga bisa belajar dari orang yang salah. Ingat pepatah bahwa jam yang rusak pun tetap jalan dua kali sehari? Dari waktu ke waktu, orang yang terbiasa berbohong pun atau tidak dapat diandalkan 99 persen bisa mengatakan hal yang benar. Seorang polimatik Jerman Gottfried Leibniz berkata, "Saya akan berjalan sejauh 20 kilometer untuk mendengarkan musuh terburuk saya jika saya dapat mempelajari sesuatu."
Dengan memiliki semangat yang lebih luas dan pemahaman menyeluruh tentang kesalahan manusia, Anda akan lebih cenderung mempertimbangkan orang lain ketika mereka melakukan kesalahan atau ketika mereka gagal memenuhi harapan Anda. Anda akan mendapati diri Anda lebih bersedia memberi mereka kesempatan lagi, selama mereka mengakui kesalahannya dan bersedia berubah.