Misalnya saja, sekitar 20 juta ton kotoran dihasilkan oleh sapi setiap harinya sementara sekitar 8 juta ton makanan terbuang di seluruh dunia setiap harinya. Keduanya terbukti kaya akan sumber bioenergi.
Demikian pula, setidaknya 6 juta ton sampah organik perkotaan berakhir di tempat pembuangan sampah setiap hari sementara tidak ada perkiraan pasti mengenai sampah organik berupa sisa tanaman pasca panen di lahan pertanian atau kayu busuk di hutan atau kebun. Setiap sumber yang disebutkan tadi dapat digunakan sebagai bahan mentah produksi biofuel.
Memang ada gerakan mengenai hal ini namun tetap saja penggunaan limbah sebagai bahan mentah oleh produsen biofuel masih sangat minim.
Mengapa ini terjadi? Karena penggunaan sumber-sumber ini akan sepenuhnya mendesentralisasikan produksi, distribusi dan konsumsi bioenergi sehingga menantang model produksi saat ini yang didominasi oleh perusahaan-perusahaan besar.
Sudah tiba waktunya bagi produsen untuk mengamanatkan demokratisasi total terhadap bahan bakar ini dan mematahkan belenggu monopoli atau oligopoli yang saat ini diterapkan oleh perusahaan-perusahaan penghasil biofuel. Modelnya sudah ada. Misalnya saja di Tiongkok.Â
Kebijakan negara tersebut mendukung pemasangan reaktor skala rumah tangga di pedesaan dengan tujuan meningkatkan akses terhadap energi modern dan bahan bakar memasak yang ramah lingkungan. Reaktor ini menyumbang sekitar 70 persen dari kapasitas terpasang biogas di negara ini.
Tidak ada yang menghalangi seluruh dunia untuk melakukan hal yang sama. Menawarkan atau bahkan menjual reaktor tersebut kepada rumah tangga di negara-negara berkembang akan memecahkan banyak tantangan sekaligus. Hal ini akan menghilangkan kebutuhan pengangkutan limbah ke unit terpusat dan karenanya akan mengurangi emisi karbon.
Namun yang lebih penting lagi, hal ini akan menyelesaikan masalah pembuangan limbah dan dengan demikian mencegah penyakit yang disebabkan oleh pembusukan sampah yang sering menyerang masyarakat di negara-negara berkembang.
Selain itu, ketersediaan energi juga akan memberikan dampak menguntungkan lainnya terhadap kehidupan dan penghidupan masyarakat. Hal ini akan meningkatkan pendidikan yang seringkali terhambat oleh buruknya sambungan listrik serta meningkatkan layanan kesehatan dan lapangan kerja yang saat ini juga terkendala oleh keterbatasan listrik.
Dengan menyingkirkan perusahaan-perusahaan besar dan pihak-pihak eksternal lainnya, rumah tangga akan menjadi lebih kaya karena mereka akan mengurangi tagihan energi mereka secara signifikan bahkan membuat mereka mengalami surplus energi yang juga dapat menjadi sumber pendapatan.
Manfaat terbesarnya tentu saja adalah mengambil langkah penting dan besar menuju pengurangan emisi karbon.