Mohon tunggu...
ANDI FIRMANSYAH
ANDI FIRMANSYAH Mohon Tunggu... Guru - Guru yang Belum Tentu Digugu dan Ditiru

Hanya Seorang Marhaen yang menyenangi bidang Geopolitik, Sejarah dan Ekonomi.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Konflik Israel - Palestina

18 November 2023   13:26 Diperbarui: 18 November 2023   16:32 133
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Banyak yang mempertanyakan tujuan pertemuan tahunan Sidang Umum PBB saat dimana para pemimpin negara mendatangi gedung bersejarah di 1st Ave. Manhattan untuk menyampaikan pidato berdurasi 15 menit yang malah bertentangan dengan piagam PBB dan hampir tidak menghasilkan perbaikan apa pun di dunia.

Salah satu isu yang menyita banyak perhatian selama 75 tahun terakhir adalah konflik Israel-Palestina dimana tampak PBB tak berdaya dalam menyelesaikannya.

Tahun ini, seperti tahun-tahun sebelumnya, pidato Netanyahu diwarnai dengan arogansi yang dipenuhi unsur-unsur delusi. Sementara Abbas tampil dalam pidatonya sebagai orang yang putus asa dan tidak berdaya. Masing-masing saling menyalahkan atas kebuntuan yang terjadi saat ini di antara mereka.Tanpa memikirkan kembali kontribusi mereka yang besar terhadap keadaan yang menyedihkan ini.

Hal yang mengejutkan adalah para pembicara. Bukan hanya Abbas dan Netanyahu. Bertindak seolah-olah dunia sama sekali tidak menyadari apa yang terjadi di halaman belakang politik mereka sendiri.

Dalam kasus kedua negara ini, mereka memimpin masyarakat yang sedang mengalami krisis sosio-politik yang parah yang sebagian besar disebabkan tidak hanya oleh sejarah panjang konflik antar masyarakat tetapi juga karena kegagalan kepemimpinan mereka dalam mengendalikan masyarakat selama bertahun-tahun.

Kemudian ada elemen lain yang menjadi ciri khas kedua pemimpin ini yaitu mereka menyangkal fakta yang tidak dapat disangkal bahwa keduanya berada di masa senja karir politik mereka dan memiliki sedikit kredibilitas atau legitimasi di masyarakat mereka sendiri ataupun di luar negeri.

Lebih jauh lagi, mereka sama sekali tidak menyadari bahwa mereka adalah penyebab utama permasalahan yang dihadapi oleh negara mereka masing-masing sehingga sulit menjadi bagian dari solusi.

Pemimpin Israel tentu sangat menghargai kesempatan ini. Sementara itu, rekannya dari Palestina berdiri di hadapan para pemimpin dunia dengan sedikit keyakinan bahwa pembebasan rakyatnya dari kesulitan karena hidup di bawah pendudukan, pengepungan dan pengasingan akan terjadi melalui forum ini karena bukan rahasia lagi bahwa dalam hal simpati dan empati, rakyat Palestina menerima banyak manfaat dari sebagian besar komunitas global hanya sayangnya masyarakat global tersebut tidak melakukan apa pun alias berubah menjadi masyarakat gombal untuk mengubah situasi di Palestina.

Ada permohonan dari Abbas kepada para anggota PBB untuk mengikuti resolusi PBB dan hukum internasional dimana beliau tahu sebagian besar anggota PBB ingin melihat berakhirnya pendudukan Israel dan bersamaan dengan itu adanya pengadilan terhadap pelanggaran hak asasi manusia yang sehari-hari dialami oleh jutaan warga Palestina.

Hampir tidak ada perbedaan pendapat diantara para pemimpin dunia tersebut mengenai buruknya penjajahan dan fakta bahwa pemerintahan Israel secara berturut-turut telah menghancurkan prospek solusi dua negara dengan memperkuat pendudukan melalui pembangunan ilegal dan perluasan permukiman sehingga menelan korban ratusan ribu penduduk.

Namun, masyarakat dunia juga mengetahui bahwa Abbas yang telah melampaui 16 tahun masa jabatannya sebenarnya tidak mendapatkan legitimasi bahkan di antara rakyatnya sendiri. Dapat dikatakan bahwa kontribusi terbesarnya terhadap perjuangan Palestina hanyalah dengan mengumumkan kepada Majelis Umum bahwa beliau tidak hanya mengundurkan diri namun dalam prosesnya beliau juga akan membubarkan Otoritas Palestina dan menyerahkan kembali tanggung jawab keamanan dan kesejahteraan rakyat Palestina kepada komunitas internasional. Sementara bagi Netanyahu selalu berusaha untuk meminggirkan dan meremehkan masalah ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun