Dengan meluasnya penggunaan media sosial dan teknologi perangkat pintar, hal ini dapat membuat suatu negara menjadi masyarakat yang tidak stabil dan rentan terhadap serangan semacam ini.
Selain menyebarkan informasi palsu atau berita palsu, meretas dokumen rahasia pemerintah dan mempublikasikannya ke media sosial juga terkadang dapat mencapai tujuan perang kognitif. Termasuk akun media sosial palsu dan "bot" bisa meningkatkan dinamika ini.
Kemampuan kognitif kita juga mungkin melemah karena media sosial dan perangkat pintar karena dapat meningkatkan bias kognitif dan kesalahan pengambilan keputusan bawaan.
Keuntungan dalam perang kognitif diberikan kepada orang yang bergerak terlebih dahulu dengan memilih waktu, Â tempat dan cara penyerangan yang tepat. Perang kognitif dapat dilakukan dengan menggunakan berbagai vektor dan media. Â
Keterbukaan platform media sosial memungkinkan musuh dengan mudah menargetkan individu, kelompok tertentu, dan publik melalui pesan sosial, pengaruh media sosial, pelepasan dokumen secara selektif, berbagi video, dan lain-lain.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H