Ada lima negara dengan belanja pertahanan terbesar di dunia yaitu AS (39 persen), China (13 persen), Rusia (3,9 persen), India (3,6 persen) dan Arab Saudi (3,3 persen). Â
Di seluruh dunia, pemerintah bersikeras bahwa mereka sangat membutuhkan semua itu untuk mengamankan kelangsungan hidup rakyatnya, pertahanan nasional, keamanan dan stabilitas termasuk perdamaian global.
Padahal semua itu hanyalah kekeliruan terbesar. Â
Â
 Pada akhir Perang Dingin lebih dari 30 tahun yang lalu, perdamaian hampir  menjadi kenyataan. NATO bisa saja dibubarkan karena sistem keamanan dan perdamaian bersama transatlantik yang baru hampir dapat menggantikan NATO.
Â
Tragisnya, saat NATO "bertahan", NATO tidak hanya gagal menepati janjinya kepada Rusia untuk tidak memperluas wilayahnya "satu inci" pun.
Â
 Sekarang NATO malah menyatakan bahwa Rusia dan Tiongkok adalah ancaman yang harus dihadapi dengan pengeluaran militer yang lebih tinggi atau secara de facto tidak terbatas. Â
Â
Jadinya saat kita ingin menghadirkan kedamaian, semua orang menyimpulkan bahwa mereka membutuhkan senjata yang lebih banyak dan lebih baik! Akibatnya sistem ini  melanggengkan militerisme dan pemborosan sumber daya yang sangat dibutuhkan untuk menyelesaikan masalah kemanusiaan.
Â
 Lantas apa kriteria perdamaian dan keamanan yang baik?
Â
 Konflik ditangani dan diselesaikan secara cerdas dengan mediasi, hukum internasional, dan visi kreatif yang mengatasi ketakutan dan keinginan para pihak. Â
Cara-cara kekerasan harus menjadi pilihan terakhir mutlak seperti yang dinyatakan oleh PBB. Â
Perdamaian adalah tentang mengurangi segala jenis kekerasan dan menciptakan keamanan bagi semua orang.
Â
 Berikut adalah beberapa ide dan pemikiran alternatif yang harus kita lakukan:
1.Mendorong diskusi daripada pencegahan.
2. Menjalin kerja sama dan keamanan bersama.
3. Membangun pertahanan keamanan yang kuat dan tak terkalahkan dalam pertahanan tetapi tidak untuk menyerang negara lain
4.Memiliki senjata dengan kapasitas dan jangkauan penghancuran terbatas.
 5.Menyeimbangkan sarana pertahanan militer dan sipil
6. Menangani konflik sejak dini