Mohon tunggu...
ANDI FIRMANSYAH
ANDI FIRMANSYAH Mohon Tunggu... Guru - Guru yang Belum Tentu Digugu dan Ditiru

Hanya Seorang Marhaen yang menyenangi bidang Geopolitik, Sejarah dan Ekonomi.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Belajar dari Perang Korea

16 September 2023   20:59 Diperbarui: 16 September 2023   21:02 112
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

BELAJAR DARI PERANG KOREA

Perang Korea (1950-53). Perang yang meletus setelah Perang Dunia II, awalnya adalah perang saudara antara Korea Utara dan Korea Selatan. Namun negara lain termasuk AS kemudian terlibat.  Setelah banyak korban jiwa akhirnya gencatan senjata ditandatangani pada 27 Juli 1953.

Sejak penandatanganan perjanjian gencatan senjata, telah terjadi saling tuduh dan bahkan friksi militer karena kurangnya kepercayaan antara Korea Utara dan Korea Selatan.  

Sebagai wilayah persilangan dan perebutan kepentingan yang sengit di antara negara-negara besar, Semenanjung Korea dan wilayah Asia Timur Laut umumnya belum membentuk kerangka keamanan yang stabil.

Perang Korea dan perubahan selanjutnya selama beberapa dekade sejak perjanjian gencatan senjata memberikan pelajaran berharga bagi semua orang yang cinta damai di dunia ini.

Pelajaran pertama adalah bahwa konfrontasi dan ketegangan yang berkepanjangan sering menjadi awal dari konflik dan bahkan perang.  

Harusnya negara-negara besar memikul tanggung jawab untuk menjaga perdamaian dan keamanan di Semenanjung Korea ketimbang memperburuk ketegangan dan mendestabilisasi keamanan kawasan.

Sebelum pecahnya Perang Korea, permusuhan antara utara dan selatan semenanjung sudah meningkat.  Intervensi, hasutan, dan dukungan dari kekuatan eksternal akhirnya menyebabkan pecahnya perang.

 Saat itu, situasi keamanan di Semenanjung Korea dan bahkan di seluruh Asia Timur sangat rentan.  

Sejak penandatanganan perjanjian gencatan senjata, Korea Utara tidak dapat mengatasi masalah keamanannya dan kehilangan kepercayaan pada AS dan Korea Selatan.

 Saat ini pemerintahan Biden juga menolak pendekatan "kesabaran strategis" terhadap Korea Utara. AS sering melakukan latihan militer gabungan besar-besaran dengan Korea Selatan, memperkuat mekanisme kerja sama keamanan antara AS, Jepang, dan Korea Selatan, meningkatkan kerjasama intelijen dan mengoordinasikan latihan operasional yang menargetkan Korea Utara, Tiongkok, dan Rusia.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun