Sayangnya, kemesraan antara Jepang dan Korea Selatan ini sebenarnya dibayang-bayangi oleh potensi konflik yang tersembunyi. Baik itu masalah sejarah bahkan sengketa teritorial yang belum terselesaikan.
Opini publik di Korea Selatan sendiri sangat beragam. Rekonsiliasi antara kedua belah pihak hanya terjadi di kalangan elit politik bukan di kalangan masyarakat umum. Keberagaman opini publik bisa saja menyebabkan perubahan kekuatan politik di Korea Selatan dan kontradiksi diantara kedua belah pihak pun bisa saja berkobar lagi kapan saja.
Harusnya Jepang dan Korea Selatan lebih bijak lagi dalam menerapkan strategi politiknya bukan dengan mendukung strategi Amerika Serikat di Indo Pasifik tetapi menjaga kepentingan praktis rakyat mereka, memperbaiki perpecahan di antara mereka sekaligus  memperbaiki masalah struktural di antara keduanya.
Dengan mendorong rakyatnya sendiri ke garis depan polusi nuklir sambil membiarkan mesin perang NATO merayap ke tanah mereka sebenarnya mereka telah membawa kegelisahan dan kekacauan ke wilayah tersebut dengan kedok perdamaian dan stabilitas.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H