Setelah itu masuk ke Revolusi Industri 3.0. ini jaman digital. Microprocessor diciptakan untuk membuat robot. Sehingga tidak perlu banyak tenaga kerja. Sebab tangan-tangan robot itu ternyata kerjanya lebih cermat dan terampil karena sudah terprogram.
Dulu pabrik Ford untuk menghasilkan satu buah mobil membutuhkan waktu 12.5 jam. Sejak ada tangan-tangan robot terampil ini mereka hanya butuh waktu 93 menit untuk merakit sebuah mobil. Bayangkan! Berapa besar keuntungan yang bakal mereka raih meskipun harus mengeluarkan investasi besar diawal.
Sekarang kita akan kaji apa yang bisa kita pelajari dari Revolusi Industri ini.
Revolusi industri 1.0 berlangsung selama 80 tahun (1760-1840). Revolusi industri 2.0 berlangsung selama 70 tahun (1870-1947). Revolusi industri 3.0 berlangsung selama 54 tahun (1969-sekarang). Saat ini kita berada diambang Revolusi Industri 4.0.
Menurut Klaus Schwab pada tahun 2015 Revolusi Industri 4.0 ini bukan saja perbaikan dari Revolusi Industri 3.0 tetapi berubah total. Cara hidup berubah. Teknologi semakin pintar (AI) dan internet semakin cepat(5G). Sekat antara dunia fisik, dunia digital dan biologis akan semakin menipis.
Maka di Revolusi Industri 4.0 perlu tenaga kerja yang level pendidikannya lebih tinggi. Mungkin master bahkan doktor. Sarjana levelnya malah jadi mirip lulusan SMA. Jadi standar pendidikan minimal.
Jadinya saat masuk ke Revolusi Industri 4.0 nanti tidak ada gap antara dengan Revolusi Industri 3.0. Jika Revolusi Industri 1.0 dan Revolusi Industri 2.0 ada gap puluhan tahun. Dari 2.0 ke 3.0 gapnya semakin kecil. Namun tetap kita masih punya waktu untuk belajar menghadapi setiap perubahan yang terjadi.
Dalam bahasa teknologi perubahan dalam jangka waktu 10 tahun itu sebenarnya dianggap cepat. Namun dalam ukuran waktu manusia 10 tahun itu adalah waktu yang sangat cukup untuk kita belajar skill-skill baru.
Pekerjaan-pekerjaan seperti data entri misalnya itu pasti akan terancam dengan semakin canggihnya AI saat sekarang ini.
Operator yang biasa menangani percakapan 24 jam juga akan mengalami kemusnahan suatu saat kelak. Mungkin sekarang masih bisa karena processor untuk merancang AI yang sanggup melakukan itu masih mahal. Tapi 10 tahun yang akan datang saat processor itu semakin murah bisa saja AI yang akan menggantikan para operator itu.
Maka saran saya mulai sekarang kita harus update informasi tentang AI tersebut. Kita harus tahu di bidang apa yang AI tersebut bakalan tidak bisa mengambil alihnya dari kita. Disitulah nanti harapannya kita akan meletakkan anak-anak kita untuk mendalaminya lebih lanjut.
Jangan paksa mereka terus belajar robotik jika nanti AI mampu mengalahkan mereka.