Mohon tunggu...
ANDI FIRMANSYAH
ANDI FIRMANSYAH Mohon Tunggu... Guru - Guru yang Belum Tentu Digugu dan Ditiru

Hanya Seorang Marhaen yang menyenangi bidang Geopolitik, Sejarah dan Ekonomi.

Selanjutnya

Tutup

Financial

The Great Recession

30 Juli 2023   18:48 Diperbarui: 30 Juli 2023   18:57 117
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Finansial. Sumber ilustrasi: PEXELS/Stevepb

Kejadian ini terjadi sekitar tahun 2007-2009. Akibatnya benar-benar merusak ekonomi. Banyak yang jadi pengangguran. Banyak bisnis yang gagal.

Sebenarnya kanker resesi ini sudah ada sejak tahun 2000 hanya tidak terdeteksi. Waktu itu Amerika membuat deregulasi dimana bisnis dibebaskan menentukan pasar. Istilahnya kalian buat masalah nanti kalian yang tanggung akibatnya. Jadi pemerintah tidak akan menghalangi. Nah masalahnya sejak saat itu banyak yang buat masalah.

Waktu itu partai Republik meminta Kongres untuk menghapus Akta Glass Steagall. Padahal   Akta ini telah menjaga ekonomi Amerika selama 66 tahun.

Anehnya Bill Clinton setuju.  Padahal beliau orang Demokrat. Alasannya banyak bank tidak setuju karena Akta ini terlalu ketat. Jadi Akta ini fungsinya memantau bank dalam memberi pinjaman. Sementara prinsip bank makin banyak pinjaman maka bank makin untung.

Setelah Akta ini dibatalkan maka bank langsung memberi pinjaman beresiko tinggi. Apalagi Fund Rate yang ditentukan Federal Reserve rendah. Sehingga orang berbondong-bondong ke bank untuk meminjam biar bisa beli rumah. Sementara bank jor-joran kasi pinjaman. Bahkan peminjam yang kena blacklist pun bisa mendapatkan pinjaman. Asumsinya harga rumah akan terus meningkat dari tahun ke tahun.

Ternyata tahun 2006 harga rumah tidak naik. Akhirnya mereka buat Morgage Securities. Apaan tuh? Jadi begini. Ini salah satu cara mengurangi resiko bank.  Misalnya ada 100 pembeli berniat membeli rumah tapi kan belum lunas. Maka setiap bulan pembeli pasti harus bayar angsuran. Nah sama bank 100 rumah ini dikelompokkan lagi menjadi beberapa kelompok. Misalnya 10 kelompok. Maka dalam satu kelompok terdiri dari 10 aset atau 10 rumah. Kemudian 1 kelompok yang terdiri dari 10 aset ini dijual lagi ke investor. Maka saat pembeli membayar angsuran maka bank dan investor dapat bagian bunga pinjaman.

Idenya jadi kaya bagus kan. Mirip Rujak. Daripada jual nenas saja atau bengkoang saja. Ini agak susah menjualnya kan. Tapi kalau nenas, bengkoang, jambu air, mangga, kedondong disatukan kemudian dikasi bumbu. Waduh.. Pasti Mak nyoos.
Semua kalangan suka. Apalagi ibu-ibu ngidam.

Masalahnya kalau semua buah yang dijadikan rujak itu dalam keadaan utuh belum dikuliti maka masih bisa tahan beberapa Minggu. Tapi kalau sudah dipotong-potong kaya gitu maksimal dua hari buah-buahan tetelan itu harus segera disantap kalau tidak pasti busuk.

Itulah yang terjadi pada Morgage Securities itu. Jadi awal mula Great Recession itu saat buah-buahan itu banyak yang busuk gara-gara orang terlalu berspekulasi. Berebut beli tahun ini karena takut tahun depan harga rumah naik.

Baca juga: Ekonomi Tanpa Riba?

Saat pinjaman naik karena berebut beli rumah tadi maka bunga ikut naik. Akhirnya konsumen berhenti dulu. Harga rumah turun. Saat harga bunga turun karena ga ada yang beli rumah oleh Federal Reserve bunga direndahkan. Maka orang mulai minjam lagi. Ini yang membuat harga rumah jadi kaya roller coaster. Akibatnya pasar properti jatuh. Saat pasar properti jatuh otomatis sekuritas yang dibeli Investor dari bank tadi ikut jatuh juga kan. Maka investor jadi merugi.

Saat harga sekuritas jatuh ternyata banyak institusi keuangan yang mengincar buah busuk itu dengan perhitungan suatu saat pasar properti akan membaik kembali. Jadi institusi keuangan tersebut minjam dari bank yang mengeluarkan sekuritas tersebut. Akhirnya bank itu untung lagi. Bahkan untungnya berganda karena bank tersebut dapat credit rating yang tinggi juga. Padahal yang dijual buah busuk semua.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun