Namun kemudian ada lagi gelombang keempat sekitar 80 ribu orang dan gelombang kelima berjumlah 225 ribu orang mengakibatkan populasi imigran Yahudi kembali memenuhi Jaffa dan Tel Aviv.
Semakin besar populasi mereka tentu mengakibatkan gesekan dengan tetangga mereka yaitu bangsa Arab. Makanya terjadi Perang Arab-israel tahun 1948. Herannya koq bangsa Arab ga bisa menang ya? Padahal negara Arab ada 7 sementara Israel 1. Masalahnya meskipun bangsa Arab banyak tapi masing-masing punya kepentingan sementara Israel hanya punya satu tujuan.
Satu tujuan ini penting. Agar fokus perjuangan tidak terpecah. Lihatlah bagaimana Israel mampu mengumpulkan bala tentara dari yang awalnya hanya 10 ribu pasukan menjadi 115 ribu pasukan hanya dalam beberapa bulan.
Hingga pada waktu perang ini juga tepatnya tahun 1950 Tel Aviv disatukan dengan Jaffa sehingga menjadi Tel Aviv Yafo. Setelah itu mulai mereka membangun kota tersebut dari sekedar kota biasa menjadi metropolitan hingga seperti sekarang ini menjadi kota yang tidak pernah tidur alias The City That Never Sleeps.
Mungkin Aryah Weiss tidak bisa menikmati saat kota ini berkembang menjadi metropolitan namun paling tidak beliau telah meninggalkan warisan yang teramat berharga bagi anak cucunya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H