Mohon tunggu...
Andi Firmansyah
Andi Firmansyah Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Seorang pendidik yang bertugas di Tanjung Balai Karimun Prov. Kepri Aktif menulis di beberapa forum yang berkaitan dengan pendidikan

Selanjutnya

Tutup

Olahraga Pilihan

Mengintip Kekuatan Malaysia U23 (Sinyal buat Adjie Santoso)

9 Februari 2015   05:01 Diperbarui: 17 Juni 2015   11:34 336
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Olahraga. Sumber ilustrasi: FREEPIK

Kejuaraan Bangabandhu Gold Cup 2015 baru saja berakhir. Mempertemukan antara Kesebelasan Malaysia U23 berhadapan dengan Timnas Senior Bangladesh. Skor akhir 3-2 untuk kemenangan Malaysia U23. Sehingga Malaysia U23 berhak memboyong Piala Gold Cup kenegaranya.

Hanya yang menarik dari kejuaran ini adalah disamping menghadirkan dua kekuatan Asia Selatan yaitu tuan rumah Bangladesh dan Srilanka juga turut menghadirkan tiga kekuatan Asia Tenggara yaitu Malaysia, Thailand dan Singapura. Disamping satu-satunya kekuatan Asia Barat yang diwakili oleh Bahrain U23.

Dari mulai babak penyisihan sampai babak final dan akhirnya juara, Malaysia U23 benar-benar digdaya. Tak ada satu pun yang mampu mengalahkan mereka. Tidak kurang Bahrain, Srilanka bahkan Bangladesh sempat dibuat takluk 1-0 dibabak penyisihan grup. Membuat partai final benar-benar menjadi partai balas dendam bagi kesebelasan Bangladesh walaupun pada akhirnya urung untuk dilampiaskan.

Pada kesempatan ini saya hendak mengulas sedikit kekuatan yang dimiliki oleh kesebelasan Malaysia U23 yang bakalan menjadi lawan ujicoba Timnas U23 pada tanggal 14 Februari yang akan datang.

Terus terang saya memang tidak memantau dari awal sepak terjang Malaysia U23 di kejuaran Gold Cup kali ini. Saya hanya menonton pertandingan antara Thailand U23 melawan Bangladesh di partai Semi Final dan kemudian partai final antara Malaysia U23 dan Bangladesh.

Pada awalnya saya yakin Thailand U23 bakal melumat habis kekuatan Bangladesh pada partai Semi Final itu. Namun setelah melihat pertandingannya sendiri barulah saya sadar bahwa kekuatan sepak bola Asia Selatan ternyata tdak seperti yang saya bayangkan. Dibawah pelatih dari belanda Kruyff, Bangladesh tampil cukup memukau sehingga mampu meredam kecepatan dan keakuratan umpan yang dipertontonkan anak-anak Gajah Putih tersebut. Badai serangan yang digalang pasukan Gajah Putih tersebut benar-benar tidak mampu menembus benteng pertahanan Bangladesh sehingga cukup membuat pasukan Thai frustasi. Itu terlihat jelas dibabak kedua. Ini disebabkan oleh factor kelelahan atau imbas dari rasa frustasi sehingga pada babak kedua praktis benteng pertahanan Thai habis-habisan di bombardier oleh kekuatan Bangladesh hingga akhirnya terciptalah gol tunggal Bangladesh yang kemudian mengantarkan Tim tersebut maju ke babak final untuk bertemu dengan lawanannya Harimau Muda Malaysia yang juga menang setelah menaklukkan Srilanka 2-0.

Menurut saya yang menjadi kunci kemenangan Bangladesh atas Thailand pada hari jumat itu adalah kemampuan pemain belakang mereka memotong alur serangan yang dibangun anak-anak Thai tersebut. Tak kurang dari umpan-umpan pendek sampai umpan-umpan panjang sudah dipraktekkan oleh pasukan Thai tersebut. Namun semuanya berhasil dimentahkan oleh pasukan Bangladesh tanpa ampun. Itu pulalah yang mungkin membuat kesebelasan Thailand mati darah dan akhirnya membiarkan anak-anak Bangladesh untuk menguasai lapangan tengah sampai jantung pertahanan sehingga lahirlah gol semata wayang tersebut.

Seharusnya Thailand belajar dari pertarungan sebelumnya antara Malaysia versus Bangladesh untuk mengetahui letak kekuatan dan kelemahan Bangladesh. Tapi bisa jadi Thailand kelelahan karena beberapa hari sebelumnya harus bertarung habis-habisan melawan Singapura dengan kemenangan tipis 3-2.

Tiket partai final yang didapat Bangladesh dari Thailand tersebut benar-benar memompa semangat mereka untuk bertarung melawan Malaysia. Apalagi di partai Semi Final mereka mengalahkan Thailand yang saat ini masih jadi Raja ASEAN. Hanya saja trauma akibat kecolongan dan harus mengakui kehebatan Malaysia di babak penyisihan mungkin masih membayangi benak masing-masing pemain ataupun mungkin juga sang pelatih. Sehingga kehati-hatian nampak dari saat peluit babak pertama ditiup oleh wasit asal Taiwan tersebut.

Ini tentu saja dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya oleh para punggawa Harimau Muda. Mengetahui Bangladesh bermain aman, Malaysia mulai meningkatkan intensitas serangannya. Kebebasan yang diberikan oleh para pemain Bangladesh itu akhirnya membuat petaka. Tendangan bebas yang dilesakkan oleh Nazrul dari luar kotak penalty dan jaraknya juga cukup jauh benar-benar menghentak pemain Bangladesh dari keterpanaannya. Ini sekaligus sinyal buat skuad Mas Adji Santoso untuk lebih mengantisipasi bola-bola mati yang mungkin ditebar oleh pasukan Harimau Malaya saat mereka tidak punya peluang untuk menembus kotak penalty. Mereka punya akurasi tembakan jarak jauh yang sudah terbukti membungkam Bangladesh baik di babak penyisihan maupun di babak final.

Saat ketinggalan 1-0, Bangladesh mulai naik pitam. Intensitas serangan mulai ditingkatkan. Umpan-umpan panjang dengan memanfaatkan tinggi tubuh para pemain depannya mulai diterapkan. Tak kurang beberapa peluang dapat mereka ciptakan. Hanya saja rapatnya pertahanan Malaysia masih belum mampu merobek jala Malaysia. Giliran mereka malah yang kecolongan. Akibat sering membantu serangan, pemain belakang Bangladesh lengah mengantisipasi pergerakan Kumaran yang menyusup dari belakang sehingga berhasil menceploskan bola masuk ke gawang Bangladesh. 2-0 untuk Malaysia.

Pasukan Bangladesh bukan saja naik pitam tapi langsung membara. Permainan keras mulai diterapkan. Bahkan kerap masing-masing pemain terlibat adu fisik dilapangan. Dimenit-menit akhir wasit jadi sering memarahin pemain dan mengeluarkan kartu kuning. Semuanya tertuju pada pemain Bangladesh. Sampai-sampai sang Allenatore harus masuk lapangan untuk melerai pemainnya yang tampak ingin menyerang wasit.

Taktik ini ternyata berhasil. Terbukti di menit 49 Bangladesh berhasil memperkecil kekalahan menjadi 2-1. Lantas diikuti oleh gol kedua yang hanya berselang 4 menit. Keadaan menjadi seri 2-2. Entah apa yang ada dibenak para pemain Malaysia saat itu sehingga mereka harus kecolongan sampai dua gol diawal-awal pertandingan babak kedua. Bisa jadi taktik permainan keras yang diperagakan oleh pemain Bangladesh lah yang menjadi penyebabnya. Ini sekaligus kartu As buat Mas Adji Santoso bahwa disaat Timnas nanti menemui jalan buntu untuk menerobos jantung pertahanan Malaysia maka jangan ragu-ragu untuk bermain keras. Malaysia ternyata paling Keder bin Takut kalau lawannya sudah mulai main keras.

Hanya saja mungkin karena terlalu sering menyerang dan beradu fisik dengan pemain Malaysia yang hanya bertahan dan sesekali melakukan serangan balik akhirnya gawang Bangladesh kebobolan juga persis dimenit akhir. Lewat sundulan dari umpan sepak pojok akhirnya membuyarkan impian Bangladesh untuk mengangkat Piala Gold Cup dihadapan Perdana Menteri dan Presidennya yang waktu itu turut menyaksikan pertandingan.

Menurut analisa saya, factor kekalahan tim Bangladesh itu adalah kelengahan pemain belakang saat terjadi pertarungan di kotak penalty. Ini bisa terjadi karena mungkin pemain sudah kelelahan karena harus menekan jantung pertahanan lawan terus-menerus disamping juga adu fisik dengan pemain Malaysia. Bisa juga karena pemain Bangladesh sudah merasa safe dengan keadaan yang waktu itu memasuki babak tambahan waktu yang hanya tiga menit. Mungkin ini factor kompetisi di Liga Bangladesh yang biasanya melepas tambahan waktu dan kemudian bertarung kembali di babak tambahan. Mungkin waktu itu mereka berpikir sedang berhadapan dengan tim satu Negara bukan tim dari Negara luar yang memang benar-benar memanfaatkan tambahan waktu semaksimal mungkin.

Namun yang pasti ini adalah sinyal buat Mas Adji Santoso untuk terus memompa semangat dan konsentrasi pemainnya untuk terus fokus mengawasi setiap pergerakan pemain Malaysia apalagi kalau mereka sudah ada di kotak penalty. Ingat!! Tendangan bebas dan tendangan pojok rata-rata pemian Malaysia sangat mematikan.

Waspadalah!! Waspadalah!!

Sampai jumpa di pertandingan selanjutnya antara Malaysia U23 VS Indonesia U23

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun