Di dunia yang sibuk dan serba kompetitif ini, kita menganggap pasti tidak ada satupun pekerjaan yang bisa kita selesaikan dalam satu hari. Kita dibombardir dengan pekerjaan, keluarga dan kehidupan sosial yang lain. Bahkan ada pula yang demi kepentingan karir di masa depan, kembali menuntut ilmu untuk mendapatkan gelar S1, S2 bahkan S3. Meskipun kita mendengar banyak orang yang sukses meskipun dengan kegiatan seabrek-abrek tapi herannya koq kita beda. Kita merasa tak mungkin melakukan itu semua. Lantas kita bertanya, bagaimana mereka melakukan itu semua? Setelah bekerja, mereka masih sanggup mengerjakan beberapa pekerjaan rumah dan menuntut ilmu.Â
Sebenarnya sih jawabannya gampang, hanya pelaksanaannya yang sedikit sulit. Kita hanya perlu belajar memprioritaskan dan mengaturnya. Semuanya menuntut kedisiplinan. Daripada kita mengerjakan semuanya dalam satu hari, lebih baik kita menyebarnya dalam hitungan bulan. Hanya saja harus ada yang dikorbankan. Misalnya anda suka memancing pada hari Minggu. Namun akibatnya pada hari Senin anda  trlambat bangun karena sudah keletihan gara-gara mancing hari Minggunya. Untuk itu anda harus membatasinya dengan hanya melakukan hobi anda tersebut apabila memiliki waktu libur dua hari dengan syarat hari kedua anda khususkan hanya untuk memulihkan tenaga saja.Â
Saat anda telah terbiasa mengorganisasi kegiatan anda, maka segalanya pasti akan terasa mudah. Jadi mulailah dengan perencanaan. Saat anda merasa mampu melaksanakan perencanaan itu dengan sebaik mungkin maka pasti akan tercipta keseimbangan antara kerja dan kehidupan social. Saat ada keseimbangan dalam hidup, maka anda akan merasa lebih bahagia, lebih produktif dan lebih berenergi. Kalau tercipta keseimbangan dalam hidup maka akan tercipta juga keseimbangan dalam bidang kesehatan. Jadi menyeimbangkan hidup bukan hanya membuat hidup jadi lebih mudah dan sederhana, tapi juga dapat meningkatkan kualitas hidup kita. Mengapa bisa terjadi seperti itu? Sebab kualitas hidup yang baik bisa menghindarkan kita dari Stress.
Memang ada kalanya kita merasa jenuh. Perasaan itu alamiah. Namun seperti kata pepatah DIMANA ADA KEMAUAN DISITU PASTI ADA JALAN. Kompromi boleh saja asal kita tetap produktif. Hal terpenting adalah tetap pada perencanaan yang kita buat dan sedikit fleksible agar kita dapat menyisakan waktu untuk melakukan hal-hal yang sangat kita senangi. Untuk itu maka jangan ragu untuk membuat Plan B agar kita dapat keluar sedikit dari kejenuhan Plan A kita.
Sebagai contoh misalnya, saat anda sudah melakukan semua kegiatan sesuai dengan perencanaan anda dalam satu minggu, tiba-tiba Bos anda menyuruh anda lembur. Lantas apa yang harus anda lakukan? Kalau sulit bagi anda untuk menyuruh Bos anda memilih orang lain mengerjakan pekerjaan itu atau anda sulit untuk mengelak saat perintah itu datang maka yang harus anda pikirkan adalah pilihan lain untuk mengantisipasinya. Seandainya Babysitter anda hanya bekerja sampai anda pulang kantor, itu berarti anda harus memikirkan untuk menitipkan anak anda ke tetangga atau ke saudara terdekat. Kalau anda sungkan menitipkan ke tetangga sementara saudara terdekat tidak ada, maka anda harus memikirkan alternative lain misalnya teman dekat anda yang masih gadis atau yang masih belum punya anak. Kalau semua itu juga tidak mungkin, maka jalan satu-satunya anda minta ijin Bos untuk membawa anak ke kantor.Â
Intinya adalah betapa pentingnya perencanaan itu dan bagaimana mengantisipasi kalau-kalau terjadi sesuatu diluar perencanaan.Â
SEBARKANLAH KEPADA ORANG LAIN SEBAGAI AMAL IBADAH ANDA AGAR BERMANFAAT JUGA BAGI YANG MEMBACANYAÂ
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H