Mohon tunggu...
Andi Firmansyah
Andi Firmansyah Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Seorang pendidik yang bertugas di Tanjung Balai Karimun Prov. Kepri Aktif menulis di beberapa forum yang berkaitan dengan pendidikan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Cara Tepat Mendidik Anak

11 Desember 2015   16:02 Diperbarui: 11 Desember 2015   16:18 26
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Anak-anak dengan mata indahnya mencoba memahami hidup dengan lebih alamiah. Namun karena keterbatasan kosakata, mereke tak sanggup mengungkapkan pengetahuan yang mereka miliki. Mata indah itu berbicara dalam tingkatan yang lebih dalam ketimbang kita orang tuanya yang mampu berkomunikasi dengan kata-kata.

Sebenarnya kita bisa belajar dari mereka tentang CINTA, KESEDERHANAAN, KEBENARAN, PEMBERSIHAN KEDALAM dan KEBIJAKSANAAN.

Umumnya kita belajar mempersiapkan hidup anak-anak kita, mengajarkan mereka tentang prinsip-prinsip yang kita dapat dari orang tua kita.

Banyak orang tua yang kecewa karena anaknya tidak patuh. Kita mempersiapkan hidup anak-anak kita dengan keterbatasan pengetahuan dan pengalaman pribadi yang kita miliki. Sehingga akhirnya kita terjebak dengan mendidik anak-anak kita menggunakan parameter yang dulunya pernah membatasi dan menakutkan kita.

Niat kita untuk membangun pondasi hidup pada anak-anak kita sebenarnya sudah benar, hanya saja lebih baik kita mengajarkan anak-anak kita tentang BENAR SALAH dan lebih mendidik mereka menggunakan INTUISI  dan PERSEPSI mereka sendiri ketimbang memaksakan PARAMETER yang dulu sebenarnya sangat kita tentang.

Andai kita cepat menyadari bahwa tujuan terpenting kita dalam hidup adalah untuk TUMBUH KEDALAM, mengasah PERMATA dalam diri kita, mengasah JIWA kita, maka kita bisa menghindari banyak PENDERITAAN dengan belajar bagaimana mengantisipasi semua itu.

KEKAYAAN, KEMEGAHAN dan MATERI hanyalah hiasan. Boleh kita pakai selama semua itu tidak merusak kita KEDALAM. Namun apabila semua itu mulai merusak kita KEDALAM maka solusinya adalah KESEIMBANGAN. INTROSPEKSI DIRI dan mulailah mengarahkan TUJUAN HIDUP kita untuk TUMBUH KEDALAM.

Anak adalah amanah sekaligus hadiah terindah yang Allah berikan pada kita. Sebab kita dapat belajar banyak dari kehadiran mereka di sisi kita. Lewat merekalah kita mampu mengasah PERMATA dalam diri kita sehingga lebih mengkilap.

 

Rutinitas kadang membuat kita lupa kewajiban kita dalam mendidik anak-anak kita. Terkadang karena rutinitas juga kita cenderung memaksakan kehendak kita pada mereka. Akibatnya anak tidak punya KEMANDIRIAN. Anak menjadi KAKU dan tidak punya INISIATIF untuk mengambil keputusan sendiri. Konsekuansinya saat dia dewasa dan menikah maka dia akan lebih banyak bergantung pada pasangannya. Harusnya kita membentuk anak-anak kita menjadi pribadi yang kuat dan sanggup mengambil keputusan atas permasalahan yang dia hadapi.

 

Jangan lupakan pula bahwa INTI PENDIDIKAN yang akan kita terapkan pada anak-anak kita adalah PERTUMBUHAN JIWA. Dengan mulai mengajarkan PERTUMBUHAN JIWA lebih awal maka kita mulai mempersiapkan anak-anak kita untuk memahami tentang CINTA, KEKAYAAN, KEMEGAHAN, KEDAMAIAN dan HARMONISASI. Dengan mengajarkan PERTUMBUHAN JIWA lebih awal maka mereka juga akan lebih dekat dengan SANG PENCIPTA nya.  

 

Dalam menyemai PERTUMBUHAN JIWA mereka jangan lupa untuk menanamkan NILAI-NILAI KEBAIKAN seperti CINTA, KERENDAHAN HATI, KEDERMAWANAN, HARMONISASI dan pemahaman bahwa mereka hidup dengan satu tujuan MENGABDI PADA SANG PENCIPTA.

Tekankan pada mereka untuk menjauhi sifat-sifat jahat seperti IRI HATI, CEMBURU, TAKUT, BENCI, BALAS DENDAM karena semua itu hanya akan menimbulkan PENDERITAAN bagi hidup kita.

Anak-anak kita terlahir SUCI. Kitalah yang akan membentuk mereka kelak. Selama masih suci, CAHAYA ILAHI masih akrab dalam hidup mereka. Itulah mengapa banyak BAYI yang dapat melihat malaikat maupun setan selama CAHAYA ILAHI itu masih melingkupi mereka. Maka selama kita mengajarkan mereka NILAI-NILAI KEBAIKAN , CAHAYA ILAHIAH itu akan semakin meningkat. Bahkan tak jarang NILAI-NILAI KEBAIKAN itu kadang datang dari TEMAN, ORANG TUA KITA maupun ORANG ASING. Seiring waktu NILAI-NILAI KEBAIKAN itu bahkan mereka pelajari lewat MASALAH, KEGAGALAN maupun PERISTIWA-PERISTIWA tertentu.

Saat anak-anak kita terlahir kedunia maka itulah saatnya dia bertransisi dari makhluk yang LEMAH, RAPUH dan TAK BERDAYA menjadi PRIBADI YANG UTUH. Perjalanan dari DUNIA ASTRAL ke DUNIA NYATA itu memang sangat sulit. Untuk itulah anak-anak kita butuh PERHATIAN YANG LEBIH. Sebab NILAI-NILAI yang mereka dapatkan pada saat di dalam kandungan terkadang berbeda saat mereka hadir di DUNIA NYATA.

Terkadang kita LELAH saat mendapati anak-anak kita tidak PATUH pada kita. Apapun yang kita katakan mereka selalu mengacuhkannya. Padahal secara tak sadar bahwa sebenarnya cara membangun respek mereka terhadap kita itu semua tergantung kita. Kitalah yang harus mengendalikan mereka hanya dengan satu syarat JANGAN PERNAH MEMBUNUH KEPRIBADIAN mereka.

Jadilah teman bagi mereka, dukung mereka saat mereka ragu, saat mereka membutuhkan bantuan bahkan saat mereka gagal dan saat mereka kehilangan KEPERCAYAAN DIRI. Anak sekarang beda dengan kita dulu. Sekarang mereka tinggal di dunia yang mulai meninggalkan NILAI-NILAI KEBAIKAN. Maka dari itu, tugas kitalah untuk membimbing mereka untuk tetap mempertahankan NILAI-NILAI KEBAIKAN yang telah dianugerahkan ALLAH pada mereka sebelum semua itu dipengaruhi oleh lingkungan sekitar.

 

SEBARKANLAH KEPADA ORANG LAIN SEBAGAI AMAL IBADAH ANDA AGAR BERMANFAAT JUGA BAGI YANG MEMBACANYA 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun