iri hati muncul karena tidak puas takdir. maka keimanan pada takdir harus diperbaiki dahulu. harus sadar bahwasanya Allah sudah menetapkan takdir dengan adil. Iri dengki itu sifat dasar manusia, pilihannya mau kita pupuk atau kita tekan. Cara memupuknya dengan melihat kenikmatan orang lain dan cara menekannya sebaliknya (fokus pada diri sendiri, bersyukur dengan hidup yang kita jalani).
Barangkali ini tamparan untuk kebanyakan kita, seringkali kita mendefinisikan bahagia dari hal hal yang diukur dari angka. Kita berpikir orang yang memiliki lebih banyak harta/pencapaian/dll dari kita lebih beruntung dan lebih bahagia. Padahal sejatinya orang yang benar benar bahagia dalam hidupnya adalah mereka yang pandai dalam mensyukuri hidup dan merasa cukup.
Lalu Bagaimana cara meredam rasa iri hati yang kadang-kadang muncul secara spontan ketika melihat teman lebih sukses  atau lebih kaya dari kita?
Caranya yaitu dengan tidak memandang pada pangkat  atau harta yang dimiliki orang lain, tapi dengan mengingat kenyataan bahwa tiap orang mempunyai rezeki yang berbeda-beda. Kita semua mempunyai rezeki masing-masing. Allah menguji kita, apakah dengan rezeki yang diberikannya membuat kita bersyukur atau malah kufur.
Allah Berfirman dalam QS An-Nisaa' Ayat 32;
"Janganlah kamu berangan-angan (iri hati) terhadap apa yang telah dilebihkan Allah kepada sebagian kamu atas sebagian yang lain. Bagi laki-laki ada bagian dari apa yang mereka usahakan dan bagi perempuan (pun) ada bagian dari apa yang mereka usahakan. Mohonlah kepada Allah sebagian dari karunia-Nya. Sesungguhnya Allah adalah Maha Mengetahui segala sesuatu." (QS. An-Nisaa': 32)
Dalam ayat ini, Allah SWT melarang kita untuk tidak iri hati terhadap orang yang lebih banyak memperoleh karunia dari Allah, karena Allah sudah mengatur semuanya, termasuk masalah rezeki.
Oleh karena itu orang dilarang iri hati terhadap orang yang lebih banyak memperoleh karunia dari Allah. Akan tetapi ia hendaknya memohon kepada Allah disertai dengan usaha yang sungguh-sungguh agar Allah melimpahkan pula karunia-Nya yang lebih banyak tanpa iri hati kepada orang lain.Â
Allah Maha Mengetahui segala sesuatu, baik tentang permohonan yang dipanjatkan kepada-Nya, maupun tentang apa yang lebih sesuai diberikan kepada hamba-Nya.
Setiap orang yang merasa tidak senang terhadap karunia yang dianugerahkan Allah kepada seseorang, atau ia ingin agar karunia itu hilang atau berpindah dari tangan orang yang memperolehnya, maka hal itu adalah iri hati yang dilarang dalam ayat ini.
 Tetapi apabila seseorang ingin memiliki sesuatu seperti yang dimiliki orang lain, atau ingin kaya seperti kekayaan orang lain menurut pendapat yang termasyhur, hal demikian tidaklah termasuk iri hati yang terlarang. (Tafsir Kemenag).