PENDAHULUAN
Ibadah haji merupakan salah satu ibadah yang wajib dilakukan umat Islam, tentunya bagi yang mampu sesuai dengan rukun Islam yang kelima. Haji adalah ibadah yang menyempurnakan kehidupan spiritual umat Islam setelah shalat, puasa, dan zakat (Mudatsir, 2013). Evaluasi memiliki makna yang berbeda dengan penilaian, pengukuran, maupun tes. Â Menurut Arikunto, Evaluasi adalah kegiatan untuk mengumpulkan informasi tentang bekerjanya sesuatu, yang selanjutnya informasi tersebut digunakan untuk menentukan alternatif yang tepat dalam mengambil keputusan (A. Suharsimi, 2009). Salah satu ibadah yang wajib diketahui dan dipelajari sebagai ibadah terakhir dari penyempurnaan rukun Islam adalah ibadah haji. Sayangnya, nilai-nilai agama yang terkandung dalam ajaran agama, khususnya ibadah haji, yang diterapkan di sekolah masih minim dan lebih banyak hanya bersifat teori yang diberikan pada mereka. Akibatnya, anak-anak hanya mengenal ibadah haji sebagai ibadah wajib tanpa mengetahui bagaimana menjalankannya.Â
     Manasik adalah tata cara pelaksanaan ibadah haji dan umrah sesuai tuntutan Rasulullah saw (Syafii, 2025). Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, manasik haji adalah peragaan pelaksanaan ibadah haji yang sesuai dengan rukun rukunnya, biasanya menggunakan ka'bah tiruan dan sebagainya (KBBI, 2005). Pengenalan kepada anak tentang metode pelaksanaan manasik haji sangat penting bagi anak. Sebab ketika anak dilatih dan ditanamkan nilai-nilai agama dalam manasik haji sejak dini, maka akan mudah untuk membentuk karakter anak menjadi karakter yang baik dan berbudi luhur. Penyampaian teori mengenai haji bukan hanya diberikan semata, akan tetapi perlu adanya praktik langsung yang diberikan pada anak-anak yang masih dini melalui pelatihan manasik haji. Latihan manasik haji dilakukan pada anak-anak bertujuan membentuk kepribadian anak yang nantinya mereka mengerti secara langsung rukun Islam yang kelima. Secara spesifik penyelenggaraan manasik haji pada anak-anak adalah salah satu wahana untuk mengenalkan mengenai ibadah haji bagi anak-anak, mengingat fase usia tersebut merupakan yang paling baik nilai agama secara fundamental sebagai bekal generasi penerus bangsa agar mempunyai keimanan yang kuat dan akhlak yang baik. Kegiatan ini sejalan dengan upaya untuk meningkatkan kreativitas jiwa keagamaan pada anak khususnya manasik haji sehingga membekas dan menjadi bekal untuk kehidupan keagamaan dimasa yang akan datang. (Ansori et al., 2019)Â
     Evaluasi adalah serangkaian kegiatan yang ditujukan untuk mengukur keberhasilan pelaksanaan bimbingan manasik haji. Dengan kata lain evaluasi merupakan suatu cara untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan dari sebuah kegiatan guna menentukan ukuran-ukuran perbaikan serta pengoptimalan. Penilaian hanya fokus pada pencapaian tujuan pembelajaran, tanpa mempertimbangkan faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi keberhasilan suatu program. Evaluasi sebenarnya melibatkan lebih dari sekadar penilaian berdasarkan hasil ujian, melainkan juga mempertimbangkan banyak faktor lainnya. Oleh karena itu, penting untuk memperkenalkan konsep evaluasi program kepada semua pendidik, karena evaluasi memiliki peran yang sangat penting dalam meningkatkan kualitas pendidikan.Â
     Dalam hasil wawancara dengan seorang pendidik di Pos Paud Miana, diketahui bahwa program Manasik Haji merupakan salah satu program yang diimplementasikan untuk mendukung prinsip dan konsep pembelajaran anak usia dini, yaitu belajar melalui bermain dan bermain sambil belajar. Dengan menggunakan konsep ini, diharapkan para peserta didik dapat mengalami pengalaman hidup yang tidak terlupakan, sebagai dasar untuk mengembangkan kecerdasan alami mereka. Pada akhirnya, mereka akan mampu membangun konsep hidup berdasarkan pengalaman langsung yang mereka dapatkan dan rasakan. Dalam penyelenggaraan suatu program, tak jarang muncul tantangan yang menghambat pencapaian tujuan. Kendala tersebut bisa timbul baik pada tahap perencanaan maupun pelaksanaan program itu sendiri. Misalnya, kekurangan faktor pendukung seperti sarana prasarana yang kurang memadai atau masalah lain yang menghambat kelancaran program. Maka, penting bagi kita untuk mengevaluasi pelaksanaan Program Manasik Haji di Pos Paud Miana V ini agar kita dapat menilai sejauh mana keberhasilan mencapai tujuan program tersebut. Dengan demikian, kita dapat merumuskan strategi dan meningkatkan pelaksanaan program ke depannya dengan lebih baik.Â
METODE PENELITIAN
     Berdasarkan fokus penelitian yang bertujuan untuk memperoleh gambaran di lapangan tentang pelaksanaan program Manasik Haji di Pos Paud Miana V Kota Bandung maka pendekatan penelitian yang digunakan adalah pendekatan kualitatif, yaitu penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa ucapan maupun tulisan dan perilaku orang- orang yang diamati. Kriteria dari penelitian kualitatif adalah data yang pasti yaitu data yang sebenarnya terjadi sebagaimana adanya. Penelitian kualitatif lebih bersifat deskriptif. Data yang terkumpul berbentuk kata-kata atau gambar, sehingga tidak menekankan pada angka. Berdasarkan penjelasan diatas, diketahui bahwa penelitian Kualitatif bertujuan untuk menggambarkan kenyataan yang ada di lapangan sesuai dengan apa adanya. Kemudian desain penelitian yang digunakan pada penelitian ini merupakan penelitian Evaluasi. Penelitian evaluasi dilakukan berdasarkan tujuan suatu program. Peneliti harus mengetahui terlebih dahulu secara pasti apakah tujuan program yang akan dievaluasi, mengetahui kegiatan-kegiatan apa yang dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut, untuk dapat mengetahui hasilnya. Dalam prosesnya penelitian ini dilakukan berdasarkan tujuan dari penyelenggaraan program Manasik Haji di Pos Paud Miana V.
     Model evaluasi yang digunakan adalah model CIPP (Context, Input, Process, Product). Konsep evaluasi model CIPP ditawarkan pertama kali oleh Stufflebeam pada tahun 1965 sebagai hasil penilaian. Stufflebeam mengusulkan konsep ini dengan pandangan bahwa tujuan penting dari evaluasi bukanlah untuk membuktikan sesuatu, melainkan untuk memperbaikinya. CIPP merupakan sebuah model evaluasi yang menggunakan pendekatan yang berorientasi pada manajemen (management-oriented evaluation approach) atau disebut sebagai bentuk evaluasi manajemen program (evaluation in program management). Model CIPP berpijak pada pandangan bahwa tujuan terpenting dari evaluasi program bukanlah membuktikan, melainkan meningkatkan (Madaus, 1983). Model CIPP diterapkan dalam rangka mendukung pengembangan organisasi dan membantu pemimpin dan staf organisasi tersebut mendapatkan dan menggunakan masukan secara sistematis supaya lebih mampu memenuhi kebutuhan penting dengan sumber daya yang ada. Peneliti memilih menggunakan model CIPP karena model ini dapat memandu peneliti dalam mengevaluasi sebuah program secara menyeluruh, mulai dari proses perencanaan seperti menentukan konsep, subjek dan objek yang terlibat, sarana prasarana yang digunakan, bentuk kegiatan yang dilaksanakan, hingga hasil yang diharapkan dari pelaksanaan program tersebut sehingga pada akhirnya dapat memberikan rekomendasi terhadap pelaksanaan program tersebut.
PEMBAHASAN
     Berdasarkan hasil temuan dan model dari evaluasi CIPP yang telah dilaksanakan, berikut terdapat pembahasan mengenai hasil Evaluasi Program Manasik Haji di Pos Paud Miana V. Â
Context EvaluationÂ