Keberadaan toko kelontong Madura atau yang dikenal dengan sebutan warung Madura saat ini telah tersebar di berbagai daerah, salah satunya di kota Malang. Sesuai dengan namanya, tentu saja mayoritas pemilik warung Madura adalah orang Madura itu sendiri. Persebaran warung Madura di Kota Malang tentu saja menjadi ikon di sepanjang jalan yang menarik perhatian publik, terutama dengan ciri khasnya yang buka selama 24 jam dan penataan barang yang homogen.
Jika dihubungkan dengan salah satu unsur budaya, kini keberadaan warung Madura telah menciptakan sistem mata pencaharian baru di perantauan. Berdasarkan wawancara yang dilakukan kepada pemilik warung Madura di Kota Malang, diperoleh informasi bahwa membuka usaha warung Madura merupakan tradisi orang Madura yang merantau ke luar pulau Madura. Hal tersebut menjadi salah satu faktor pendukung terbentuknya sistem mata pencaharian baru bagi orang Madura. Adapun faktor pendukung lainnya antara lain;
1. Demografi penduduk yang didominasi oleh mahasiswa yang menetap di Kota Malang
2. Dorongan mengembangkan usaha warung Madura yang sudah dirintis sejak tinggal di Madura
3. Meningkatkan omset penjualan barang dengan harga yang kompetitif karena diterima dari supplier tangan pertama dengan harga lebih terjangkau
4. Etos kerja yang tinggi dan semangat kewirausahaan yang kuat
5. Kemampuan beradaptasi dan pemahaman kebutuhan pasar lokal
6. Kemampuan pengelolaan stok barang yang homogen memudahkan navigasi barang, memantau stok barang, dan membranding toko
7. Gaya hidup dan preferensi konsumen yang cenderung lebih memilih berbelanja di toko-toko kecil yang dekat dari rumah.
8. Jaringan sosial yang luas sehingga membantu dalam melakukan pengoperasionalan toko