Mohon tunggu...
arslonga vitabrevis
arslonga vitabrevis Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Almost human barely lunarian

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Rekomendasi Lagu Bagus Dari Nietzsche dan Saya

18 Februari 2014   18:12 Diperbarui: 24 Juni 2015   01:42 575
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"When I don’t hear any music, everything seems dead to me." -Nietzsche

Ada satu pertanyaan yang tiba-tiba muncul dalam benak saya. Jika Nietzsche masih hidup sekarang lagu apa yang ia sukai? Teman boleh berpendapat bahwa seorang yang tidak percaya akan keberadaan Tuhan seperti Nietzsche pasti menyukai musik-musik aliran Metal dan turunannya. Awalnya saya menduga demikian tapi ternyata dugaan saya salah. Pertanyaan di atas sebenarnya sudah menjadi obrolan serius di kalangan pecinta musik dan penggemar Nietzsche. Saya menemukan sebuah forum diskusi di situs musik online last(dot)fm. Di dalam forum diskusi yang berjudul, "Music Nietzsche would listen to if he was alive today?" tersebut terdapat beragam komentar. Ada yang berkomentar Nietzsche pasti menyukai musik aliran black metal. Bahkan ada yang dengan sangat yakin mengatakan kalau Nietzsche pasti menyukai lagu-lagu milik Hannah Montana. Sejatinya sejak masih kecil Nietzsche sudah akrab dengan musik-musik klasik. Awal perkenalan Nietzsche dengan musik adalah lewat 

piano. Ayah Nietzsche adalah seorang pendeta Lutherian di sebuah gereja kecil desa Rocken. Ayah Nietzsche sering memainkan piano yang terdapat di gereja itu. Setelah kematian ayahnya saat Nietzsche berusia lima tahun, ia dan ibunya kemudian pindah ke Naumburg. Di sana ibunya, Franziska Nietzsche memperoleh sebuah piano, mengambil les, dan menjadi guru piano pertama bagi Nietzsche. Franziska sering mengajak Nietzsche bermain piano di kamar belakang mereka. Nietzsche juga mengambil les piano privat, dan setelah dua tahun ia sudah bisa memainkan musik karya Beethoven Sonata dan beberapa transkripsi simfoni karya Haydn. Selain dua komposer tadi, Mozart, Schubert, Mendelsohn, dan Bach juga membentuk kerangka awal pendidikan musik Nietzsche. Saat remaja Nietzsche sering menghadiri konser publik dan pertunjukan di Naumburg. Nietzsche juga berkenalan dengan komposer kenamaan Jerman, Richard Wagner. Perkenalannya dengan Wagner membuat rasa optimisme dalam hidupnya yang sempat hilang muncul kembali. Ia memperoleh optimismenya kembali bahwa kebebasan dan karya yang genius masih dapat dicapai asal diresapi oleh semangat Wagner. Sampai Nietzsche tua dan kemudian mati, musik yang ia sukai masih sama, yaitu musik klasik atau musik instrumental. Kemampuan bermusiknya terus ia kembangkan di samping pekerjaannya sebagai seorang filsuf. Nietzsche adalah seorang yang benar-benar menggilai musik. Ia menuliskan ide-ide besar terhadap musik dalam buku pertamanya, The Birth of Tragedy dan juga Greek Music Drama, yang tidak diterbitkan semasa ia masih hidup. Ia pernah berujar bahwa hidup tanpa musik adalah sebuah kesalahan. Dan musik karya Nietzsche bisa kita nikmati lewat youtube. Simak di sini. Bisa dipastikan hampir semua manusia di bumi ini setiap harinya selalu mendengarkan musik. Bukan karena perkataan Nietzsche yang membuat semua orang suka terhadap musik. Tentu saja. Coba teman tanyai anak umur enam tahun mengapa ia suka menyanyi dan suka mendengarkan lagu karangan Ibu Sud atau A.T. Mahmud. Apa karena Nietzsche? Hari ini kita masih dapat menyaksikan orang yang menggunakan musik sebagai sarana untuk mendekatkan diri kepada sang Pencipta. Sampai hari ini masih ada juga yang menganggap mendengarkan musik lebih penting ketimbang ritual suci kepada Tuhan. Kita juga masih dapat menyaksikan para musisi yang menggunakan musik justru untuk mendekatkan dirinya dengan setan. Tak percaya? Percayalah. Saya mencoba membuat klasifikasi musik bagus berdasar pada pengalaman pribadi, bukan karena ikut-ikutan. Banyak situs web yang menyajikan klasifikasi lagu-lagu yang enak untuk didengar. Lantas apa bedanya klasifikasi yang saya buat dengan klasifikasi yang sudah tersebar di berbagai situs web? Entahlah. Di sini saya tidak ingin mengatakan kalau klasifikasi yang saya buat lebih unggul daripada yang lain. Saya hanya menantang diri saya sendiri untuk menuliskan beberapa lagu instrumental yang wajib untuk didengar. Saya juga tidak akan secara rigid merekomendasikan kapan waktu yang tepat untuk mendengarkan lagu-lagu di bawah ini. Alasannya, sekarang kita sedang hidup di era postmodernisme. Bisa saja niat merekomendasikan kapan waktu yang tepat untuk mendengarkan lagu-lagu di bawah ini ditafsirkan sebagai pengekangan terhadap kebebasan individu. Bisa saja saya dikatai, "itu ranah privat tolong jadi orang jangan insecure". Bahkan ekstrimnya tindakan merekomendasikan -waktu yang cocok- yang saya lakukan bisa dianggap sebagai bentuk neo-kolonialisme. Sudahlah tak perlu ribut, perbedaan tafsir adalah hal yang wajar. Perbedaan adalah sebuah realita yang indah, tugas kita adalah menjaganya. Lagu yang saya sajikan di bawah ini hampir semuanya merupakan lagu instrumental dan hampir semuanya beraliran post-rock. Sebenarnya alasan saya merekomendasikan lagu-lagu di bawah ini adalah karena sekarang lagi musim hujan. Saya pikir lagu-lagu di bawah sangat cocok dinikmati saat hujan. Iya tahu, saya memang pengertian. Hahahaha 1. Sigur Ros - Untitled 8
image
image

Band dari Islandia beraliran post-rock. Lagu yang menyenangkan. Simak di sini 2. Slint - Good Morning Captain

image
image

Hmm.. simak langsung aja deh. Simak di sini. 3. Explosions in the Sky - Your Hand in Mine

image
image

Lagu ini mencapai enam jutaan pendengar di youtube, iya keren memang. Simak di sini. 4. Mono - Yearning

image
image

Menurut kalian video "yearning" di youtube provokatif nggak sih? Biarpun cuma gambar, tapi liat deh gambarnya, iya ngeliat hujan di jendela. Simak di sini. 5. Mew - Comforting Sounds

image
image

Mew memang bukan band yang beraliran post-rock, lagunya juga bukan merupakan jenis instrumental. Tapi lagu ini mampu membuat pendengarnya meleleh.  Simak di sini.

*Kalau teman ingin mengunduh lagu yang saya sajikan di atas, tinggal tambahkan kata "listento" setelah "www" untuk mengubah video menjadi file mp3. Gini, www(dot)listentoyoutube(dot)com/watch?v=blablaBla.

Referensi: Tunel, Yunus. 2012. Nietzsche, Music, and Silent Suffering An Introduction. <http://www.nietzschecircle.com/AGONIST/Agonist-Spring2012/Silent_Suffering.pdf>, diakses pada tanggal 23 November 2013 pukul 09:47 WIB. Sekian...

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun