Mohon tunggu...
Andi Darlis
Andi Darlis Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Gelegar Alutsista TNI di Cilegon

10 Oktober 2017   06:06 Diperbarui: 10 Oktober 2017   06:51 1466
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Sebanyak 21.070 personel TNI beserta Alutsista (alat utama sistem senjata)  ikut memeriahkan HUT TNI ke-72 yang digelar di Pantai Indah Kiat Cilegon Propinsi Banten.  Pelaksanaan tersebut  sebelumnya sudah pernah  diadakan  ditempat yang sama pada HUT TNI ke-70 tahun 2015 lalu.  Sejumlah Alusista TNI mulai dari matra Darat, Laut dan Udara akan ditampilkan disertai demo terpadu skala perang konvensional sebagai simulasi kemampuan operasional kekuatan militer yang dimiliki TNI saat ini. 

Matra Darat akan menampilkan  tank jenis Leopard, Scorpion, Stormer, Anoa, Tarantula, Medium Kaplan 105 mm, Pandur Cheko serta helikopter Apache dan persenjataan lainnya. Angkatan Laut  akan melibatkan sejumlah kapal perang seperti  KRI KBR, KRI TDK, KRI BDU, KRI SRA, KRI RCG, KRI SHS, termasuk kapal selam, Sea Rider, Helly Bell, Howitzer 105 Roket RM Grade, Tank BMPF/LVT dan pasukan Marinir serta tim pasukan Kopaska), sementara  Matra Udara akan menyuguhkan berbagai jenis pesawat seperti Sukhoi, F 16, Tucano, KT Wong Bee, Casa, dan pesawat lainnya serta Oerlicon milik Paskhasau).   

Aksi demo tri matra merupakan  wujud profesionalitas TNI dengan menampilkan kemahiran militernya dalam melaksanakan tugas pokok untuk menegakkan kedaulatan negara, mempertahankan keutuhan wilayah NKRI yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945, serta melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia dari ancaman dan gangguan terhadap keutuhan bangsa dan negara.  

Menurut Panglima TNI, Jenderal Gatot Nurmantyo gelaran HUT TNI secara besar-besaran  dilakukan sekali  dalam dua tahun bertujuan sebagai bentuk pertanggungjawaban dan agar rakyat lebih bisa mengenal tentaranya, (Panglima TNI di Mabes TNI Cilangkap, Jumat, 8/9).  Tema yang diusung pada HUT TNI ke-72 tahun ini adalah "Bersama Rakyat TNI Kuat" merupakan komitmen TNI untuk semakin solid dengan rakyat yang melahirkannya untuk bersama menjaga keutuhan bangsa.

Pantai Indah Kiat, Cilegon Banten kembali dipilih menjadi  tempat untuk melakukan perhelatan  akbar HUT TNI ke-72 karena merupakan lokasi  yang ideal bagi  TNI  dalam melakukan manuver pertempuran dengan melibatkan kekuatan tiga angkatan (darat, laut dan udara).  Selain pertimbangan taktis militer tersebut, pemilihan Cilegon juga didasari oleh pertimbangan sosial yaitu terjalinnya interaksi prajurit TNI dengan rakyat berupa timbulnya rasa kebersamaan TNI dengan rakyat sekaligus memperkenalkan beragam Alutsista kepada  masyarakat Indonesia khususnya warga yang berdomisili di Cilegon dan sekitarnya.  

Meskipun perang terbuka  (konflik militer) dengan negara asing sangat kecil kemungkinan untuk terjadi, namun kelengkapan dan kesiapsiagaan serta keterpaduan TNI beserta kemampuan Alutsistanya tetap harus menjadi prioritas dalam pembangunan nasional.  Anggaran pertahanan kita meskipun sudah meningkat signifikan namun belum berada pada angka diatas  1 persen dari pendapatan domestik bruto (PDB). Berdasarkan catatan Kompas, bahwa sejak 2015 anggaran pertahanan Indonesia terjadi peningkatan secara berturut-turut  yaitu;  Rp.101,4 trilyun (2015),  Rp. 108,7 trilyun (2016) dan Rp.114,2 trilyun 2017. Angka tersebut masih jauh jika dibandingkan dengan anggaran pertahanan negara tetangga seperti Malaysia 1,5 persen dari PDB dan Singapura 3,3 persen dari PDB.

Perang adalah politik dengan cara lain (Clausewitsz) dan selalu ada potensi untuk timbulnya perang sehingga pembinaan kemampuan dan pembangunan kekuatan TNI tetap diperlukan. Tentara adalah simbol bagi sebuah negara berdaulat dan bertindak sebagai garda terdepan dalam menjaga keutuhan NKRI. Indonesia dengan wilayah yang luas dan berbentuk kepulauan sangat memerlukan kekuatan militer yang signifikan untuk dapat mempertahankan diri dari berbagai kemungkinan ancaman.  

Gelar kekuatan gabungan TNI dengan menampilkan demo atau atraksi kemampuan prajurit  menunjukkan bahwa TNI selalu siap untuk mengawal dan mempertahankan kedaulatan negara. Penampilan TNI dengan postur kekuatan minimal diharapkan untuk tetap mampu  menghadapi berbagai  dinamika dan tantangan  ditingkat nasional dan internasional.

Sebagai negara kepulauan terbesar didunia dengan panjang garis pantai 82.000 Km Indonesia adalah satu kesatuan geo-politik dan geo-ekonomi yang bersifat oseanaik. Hal ini menjadikan Indonesia sebagai negara yang bercorak maritim sehingga kebijakan politik nasional untuk mengedepankan maritim sebagai poros ekonomi dunia terasa sangat relevan dengan perkembangan lingkungan strategis saat ini.  

Wilayah yang demikian luas dan berciri bahari tersebut, Indonesia tidak lagi dipahami sebagai kumpulan pulau-pulau, tetapi merupakan sebuah "a body of water dotted by islands", bahkan bisa disebut  sebagai "a maritime continent" karena seluruh perikehidupan berciri maritim  dapat menopang kehidupan ekonomi nasional karena sumber daya laut dilihat dari sisi ekonomi mempunyai keunggulan komparatif sehingga wajar bila pemerintah saat ini mengarahkan perhatian ke wilayah maritim, (Wahyono S.K.2007).

Bagi bangsa Indonesia semangat bahari sudah lama tertanam kuat dalam sanubari bangsa karena memiliki akar sejarah, politik dan sosiologis yang panjang,  Kerajaan Sriwijaya di abad VII telah menguasai jalur lintas perdagangan di Selat Malaka, Laut Cina (Tiongkok) Selatan dan Laut Jawa yang merupakan urat nadi perekonomian masa itu, kemudian pada masa Kertanegara di abad XIII pernah menjadi imperium politik yang kemudian oleh Gajah Mada diwujudkan menjadi suatu kekuasaan politik di masa pemeintahan Majapahit di abad XIV melalui Sumpah Palapa yang monumental itu.  Di era modern, sejarah kemaritiman Indonesia dikuatkan kembali dengan Sumpah Pemuda 1928, Deklarasi Djuanda 1957, Wawasan Nusantara 1967 dan UNCLOS 1982 sebagai landasan geopolitik yang secara jelas menyebutkan bahwa Indonesia negara maritim.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun