Mohon tunggu...
Andi Darlis
Andi Darlis Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Politik

Waspada, ISIS Masuk Indonesia

16 Juni 2017   10:47 Diperbarui: 16 Juni 2017   21:03 1877
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Kekalahan ISIS di front Suriah dan Irak membuat ISIS mencari habitus baru untuk tetap bereksistensi.  Kekalahan ISIS dalam pertempuran di Suriah sangat berpotensi  memunculkan diaspora sel-sel ISIS ke sejumlah negara, termasuk Indonesia. Salah satu wilayah yang menjadi pusat pergerakan ISIS saat ini berada di Asia Tenggara yaitu Marawi, wilayah teritorial Philipina yang bertetangga langsung dengan Indonesia. Konflik bersenjata antara pasukan pemerintah Philipina dengan kelompok ISIS (Maute) masih terus berlangsung. Apabila kekuatan ISIS  di Marawi dapat dipatahkan maka kemungkinan besar jejaring ISIS ini akan masuk ke wilayah Indonesia.

Keberadaan ISIS di Philipina jelas merupakan ancaman langsung terhadap keamanan Indonesia.  Letak Marawi  yang tidak terlalu jauh dengan Indonesia sangat berpeluang masuknya jaringan ISIS ke Indonesia.  Pulau Miangas adalah pulau terluar di utara Indonesia berbatasan langsung  dengan Philipina sehingga pulau ini dapat dijadikan titik masuk bagi pelarian petempur ISIS ke Indonesia. Selain itu untuk masuk ke wilayah Indonesia ISIS dapat menggunakan strategi lompat kodok (leap frog) yaitu dari Marawi turun ke selatan di Basilan kemudian ke Pulau Sulu yang mengarah ke Kalimantan Utara, berbatasan langsung dengan Sabah dan Serawak Malaysia.

Berdasarkan pernyataan Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo bahwa ada 16 daerah yang sudah terindikasi menjadi tempat jaringan ISIS di Indonesia jelas merupakan ancaman yang sangat berbahaya.  Wilayah Indonesia yang sangat berpotensi dimasuki ISIS adalah Poso mengingat daerah ini memiliki sejarah teror yang terkait dengan kelompok ISIS (kelompok Santoso yang saat ini masih berada di wilayah Poso Sulteng). Masuknya jaringan ISIS ke sejumlah wilayah di Indonesia merupakan ancaman langsung terhadap keamanan nasional. Sel-sel ISIS akan link up dengan jaringan tidur  ISIS yang ada di Indonesia. Oleh sebab itu pemetaan jaringan teror di Indonesia perlu dilakukan untuk mengantisipasi berkembangnya teroris di Indonesia. Dalam konteks penyebaran terorisme ini maka upaya penting yang harus dilakukan adalah penguatan penjagaan perbatasan khususnya di laut ditambah dengan patroli maritim melalui udara serta berupaya memberdayakan potensi masyarakat nelayan untuk ikut berpartisipasi melaporkan bila menemukan  gejala-gejala yang tidak biasa dilingkungan mereka.

Bila dikaitkan dengan jejaring teroris di Indonesia yang masih aktif hingga saat ini, maka sangat mungkin bila sel ISIS telah aktif di Indonesia.  Metode serangan dengan cara bunuh disi (suicide bomb) tentu akan sangat menghantui masyarakat. Pergerakan teroris secara mandiri (lone wolf) dan menyasar target secara acak  tentu merupakan ancaman nyata yang hendaknya perlu diwaspadai.   Cara Lone wolf dari para teroris sulit dideteksi dan diantisipasi karena bekerja  secara individual bergerak dan bertingkah seperti layaknya orang-orang biasa pada umumnya. Kemampuan bergerak dengan mobilitas tinggi dari para lone wolf menjadikan mereka sulit dideteksi sehingga menjadi ancaman yang sulit untuk ditanggulangi. Adanya doktrin perang suci dalam benak teroris menjadikan suicide bomb akan terus ada dan semakin merepotkan aparat keamanan.

Aksi teror yang terus berlangsung sangat dimungkinkan karena tidak optimalnya upaya deradikalisasi yang dilakukan pemerintah cq. Badan Nasional Penanggulangan Teror (BNPT), merupakan salah satu sebab belum berakhirnya aksi teror di tanah air. Doktrin yang kuat dari pihak-pihak yang memberikan pemahaman tentang perang suci kepada para "jihadis" merupakan embrio yang melahirkan sejumlah aksi teror. Pemahaman radikal adalah pabrik yang terus memproduksi orang-orang yang siap mengorbankan nyawanya untuk tujuan yang masih absurd.  Aliran pemikiran radikal yang bersesuaian dengan lingkungan sekitar akan terus melahirkan generasi teror (bio terorisme) tanpa kita tahu kapan akan berhenti.

Bio terorisme adalah proses tanpa henti untuk memproduksi dan mereproduksi terorisme baik masih dalam embrio pemikiran maupun pada aksi tindakan. Sebagai sebuah produk radikalisme, aksi teror tidak mungkin akan berhenti tanpa menutup produsen teror itu sendiri. Untuk itu pemerintah perlu kembali mengkaji lembaga yang telah dibentuknya (BNPT) sejauh mana upaya yang telah dilakukan dalam meminimalisi pemikiran radikal yang menjadi "pabrik teror".

Bagaimana pula strategi yang harus dilakukan bersama negara-negara lain yang memiliki masalah yang sama seperti Indonesia.  Jejaring ISIS telah disampaikan berjumlah 16 lokasi sel yang sudah masuk ke Indonesia, sebuah jumlah yang tidak sedikit untuk ukuran ancaman bagi sebuah negara, sebuah ancaman serius yang menjadi lampu kuning/peringatan untuk diwaspadai.  Pemerintah lagi-lagi harus bekerja keras membagi perhatian terhadap masalah yang sangat serius ini agar tidak berpotensi menimbulkan gangguan keamanan yang meluas yang dapat merusak sendi-sendi negara.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun