Beberapa hari yang lalu, aku diminta istriku untuk menyetorkan tugas anakku yang baru masuk kelas 1 SD.
Awalnya, tak ada perasaan yang istimewa ketika berangkat dari rumah. Begitupula ketika tiba di halaman sekolah, walaupun terlihat sepi, semuanya masih terasa seperti biasa saja.Â
Kegundahan mulai terasa ketika Ibu guru mempersilahkan diriku masuk ke ruang kelas untuk menyimpan sendiri tugas anakku di tempat yang telah disediakan.
Begitu masuk ruang kelas itulah betapa diriku tertegun ketika melihat situasi kelas yang sunyi senyap, hanya papan nama masing-masing siswa diatas meja. Aku seakan tak bisa berkata-berkata dan tidak percaya dengan kondisi yang terjadi ini.Â
Tak ada lagi suasana riuh rendah di kelas ini, tak ada lagi wajah gembira anak-anak yang mondar mandir kesana kemari menyapa teman barunya, tak ada lagi wajah sedih anak-anak yang hanya duduk berdiam diri ketika ditinggalkan ibunya, dan tak ada lagi suara lantang ibu guru dalam memberikan aba-aba kepada anak-anak itu, yang kesemuanya sempat kulihat di balik jendela dan membuatku tersenyum pada 3 tahun lalu ketika aku dan isitriku mengantarkan si kakak pada hari pertamanya di SD.
Ntah kenapa, akupun berinisiatif untuk mengabadikannya dan bermaksud memperlihatkan kepada anakku sekaligus menunjukkan kepadanya tentang keberadaan tempat duduknya di kelas.Â
Sepanjang perjalanan ke rumah, aku hanya membayangkan betapa sedihnya sang ibu guru saat ini. Kalau biasanya disaat masa ajaran baru ini mereka bisa berkomunikasi dan mengajak anak-anak belajar sambil bermain dan bergembira, tetapi hari ini mereka hanya bisa duduk sendirian di depan laptop/komputer.
Begitu tiba dirumah, perasaanku makin bergejolak ketika melihat anak-anakku ternyata lagi bermain di halaman rumah, bersepeda dengan masing-masing membawa tas sekolahnya. Dalam hatiku bertanya "apa-apaan lagi nih?".... "Adakah Kaitannya dengan kondisi ruang kelas yang kulihat di sekolah tadi?"...
Dan, pada saat mendengar jawaban anak-anak ketika kutanyakan, "Pada mau kemana nih?...... "
"Mau ke sekolah ayah......" Bagaikan tersayat hati ini.... Terenyuh rasanya melihat realitas ini, yang bagiku merupakan suatu gambaran anomali dalam dunia pendidikan...