4. Selain mendapatkan pendapatan dari penjualan merchandise, terdapat dana awal yang sumbernya berasal dari donasi pihak ketiga pada bulan Juni sebesar Rp500 juta. Karena pemberi donasi dan bentuk donasi tidak dapat ditelusuri secara lebih lanjut, dapat menyebabkan keberadaan donasi tersebut dipertanyakan oleh pembaca.
5. Terdapat pembayaran utang jangka pendek dengan nilai total sebesar Rp730 Juta selama tahun 2015, dengan rincian sebagai berikut: Rp80 juta (Agustus 2015), Rp250 juta (September 2015), dan Rp400 juta (Desember). Pembayaran utang tersebut tidak dijelaskan secara rinci tentang pihak yang memberikan utang dan kapan terjadinya transaksi utang tersebut sehingga dapat diinterpretasikan secara keliru oleh pembaca.
6. Selain untuk pengadaan barang-barang (souvenir) yang kemudian untuk diperdagangkan, pengeluaran Teman Ahok juga didominasi untuk pengadaan inventaris posko/sekretariat, operasional posko, serta penyewaan dan operasional booth, yang mana hal tersebut belum bisa memberikan gambaran secara lebih rinci apa saja aktivitas yang dilakukan oleh Teman Ahok.
Atas dasar hasil penelusuran tersebut, dapat disimpulkan bahwa pengelolaan keuangan Teman Ahok masih belum digambarkan secara jelas dan penyajiannya pun belum dilakukan secara tepat dan konsisten sehingga hal ini berpotensi diinterpretasikan secara keliru oleh pembaca. Untuk itu, agar tidak menjadi bumerang buat Teman Ahok di kemudian hari, sangat penting untuk dilakukan pembenahan atas penyajian laporan keuangan Teman Ahok sehingga masyarakat pun bisa menilai secara tepat bagaimana sebenarnya pengelolaan keuangan Teman Ahok selama ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H