Mohon tunggu...
andi chairil
andi chairil Mohon Tunggu... Lainnya - Mantan wartawan dan praktisi media

Mantan wartawan dan praktisi media elektronik

Selanjutnya

Tutup

Sosok

25 Tahun PKB: Perak Vs Arsenik

21 Juli 2023   16:33 Diperbarui: 21 Juli 2023   16:35 147
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dua puluh lima tahun adalah perak. Tanggal 23 Juli 2023 PKB meniup lilin ulang tahun peraknya. Ucapan selamat datang berhamburan, doa-doa pasti bergema. Panjang umur, dapat 100 kursi, murah rejeki dan jadi presiden.

Saya ingat, dua puluh lima tahun lalu, saya ulang tahun juga yang ke-25. Ya, sudah setua itu, namun untuk menghibur diri saya percaya kredo bahwa tua adalah soal pikiran. Bedanya, ulang tahun ke-25 dulu itu terjadi di penjara. Mendekam di dalam di LP Wanita Sukun, Malang. Sebagai narapidana politik.

 Meskipun sama-sama 25, tapi merayakan HUT di penjara jelas bukan "perak", atau perunggu. Melainkan merkuri atau bahkan arsenik, sejumlah elemen paling toxic dalam deretan unsur fisika. Tentu tidak ada tiup lilin, barang itu terlarang di penjara. Apalagi saat waktu itu saya baru menjalani ulang tahun kedua di penjara, dari vonis 8 kali ulang tahun yang dijatuhkan hakim PN Surabaya.

Tapi itu dulu. Dia jadi kenangan, pelajaran. Sesekali objek cekikikan lalu tersedu-sedu. Kita muda, berani, miskin tapi ingin mengubah dunia. Apa yang salah di situ? Tidak ada. Dan saya memang tidak salah. Jadi : No Regret !

25 itu muda. PKB masih muda. Seperti dulu Dita "muda", bersemayam sendiri dalam sel di hari ulang tahun di Sukun.  Membaca buku tentang berkebun dan kaktus, karena buku jenis lain tidak boleh masuk. Dan menyanyikan lagu Happy Birthday bagi dirinya sendiri. "Happy birthday, dear me".

25 PKB itu perak. Masih ada inner-child dalam dirinya yang membuat kadernya selalu jenaka di tengah kepungan masalah, mengintip dunia dengan optimis untuk mengubah sesuatu, dan setumpuk energi untuk mengerjakan hal yang disuruh. Namun sekaligus sudah matang untuk tetap tenang di tengah krisis, setia dengan kawan koalisi, dan sabar saat digempur ujian.

"Ikut aku di Depnaker, apa cita-citamu di jalanan, sampaikan. Jika bisa aku penuhi, aku penuhi. Kalau tidak, sabar dulu," itu kata Cak Imin sebagai menteri tenaga kerja mengajak bergabung. Dan saya mengangguk. Satu setengah tahun kemudian, orang yang sama mengajak bergabung lagi. Kali ini sebagai Ketua Umum Partai.

Cak Imin mengajarkan banyak hal, dengan jenaka tanpa memaksa.Tapi ada satu yang paling saya ingat : laku ikhlas. Ikhlas dicibir dan ikhlas menjadi sasaran prasangka. Aktivis mana pun sebetulnya lekat dengan konsep ikhlas, karena didaulat oleh sejarah untuk memanggul segala risiko dengan hati lapang seluas semesta. Namun Cak Imin mengangkatnya ke level lain, yang lebih tinggi. Saya tidak bisa ceritakan. Bukan karena saya sudah lupa, tapi karena hingga kini, saya masih belum paham. Jam terbang saya belum sekokoh itu.

Kita semua terbang membawa luka-luka kita. Mungkin ikhlas dan sukacita bisa menyembuhkannya. Mungkin. Nanti tanya saja ke Cak Imin.

Anyway, selamat ulang tahun perak, PKB. Jadilah perak yang berkilau, jadilah emas, platinum, bahkan titanium.

Kepada yang terhormat Rakyat, berilah kami kepercayaan, agar kita semua terselamatkan. Dari merkuri dan arsenik yang berseliweran.

Jakarta, 21 Juli 2023

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosok Selengkapnya
Lihat Sosok Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun